Dua jam kemudian.
"Cepat kunci semua, Dion," perintah ibunya sambil meletakkan tiga amplop coklat di atas meja. "Kunci semua pintu dan jendela. Termasuk pintu belakang. Cepat!"
"Siap bune," sahut Dion seraya bersikap menghormat ala prajurit. Lalu secepat kilat, Dion segera mengerjakan perintah ibunya, menutup semua celah rumah dan menguncinya rapat-rapat.
Dalam hitungan lima menit, keduanya sudah duduk di depan meja yang berserakan dengan timbunan uang yang seumur hidup tidak pernah dilihat mereka. Awalnya hanya dapat 50 juta dari Dyra, kemudian mendapat lagi rejeki nomplok selembar cek yang kini sudah dicairkan sebesar seratus juta rupiah.
Sebelum pulang ke rumah, keduanya mampir ke bank dulu untuk mencairkan cek yang didapatkan dari calon suami Dyra. Lalu setelah itu, keduanya bergegas pulang naik taksi.
"Siap bu?" tanya Dion tidak sabar sambil menggosok-gosok kedua telapak tangannya. "Tanganku sudah gatal ingin menghitung lembaran uang berwarna merah dan biru itu."