"Pak, aku pesan dua porsi paha bebek. Sambelnya super pedas. Oya, jangan lupa nasi nya juga dua porsi dan teh manis jumbo dua gelas. Cepat ya pak."
"Beres non."
Dave memperhatikan Dyra yang duduk kembali di depannya setelah memesan pada penjual bebek penyet, dengan suara lantang. Dave mengerutkan kening melihat ekspresi wajah Dyra yang menurutnya kelewat ceria.
"Kamu.. yakin bisa menghabiskan dua porsi?" tanya Dave sambil menatap wanita itu skeptis.
Dyra mengangguk mantap. "Kamu.. yakin tidak ingin makan siang?" tanya Dyra balik. "Disini warung favoritku. Rugi kalau kamu tidak makan. Apalagi sambelnya.. nyam yummy pol."
"Ya-ya, aku percaya," ucap Dave sambil meringis. "Tapi aku sedang tidak ingin makan pedas untuk makan siang. Perutku bisa mules. Sore nanti, aku masih harus menemui seseorang. Aku tidak ingin bolak-balik ke kamar mandi gara-gara sakit perut."
Dyra hanya mengedikkan bahunya sebagai respon.
"Dyra, ada yang ingin aku katakan."
"Katakan.. saja."
Tuk. Tuk.