Ting.
"Selamat datang," sapa pegawai kafe.
"Hm," jawab Dave dengan menganggukkan kepalanya. "Aku mau ada perlu dengan Dyra. Aku masuk ke dalam ya."
"Ya Pak," ucap sopan pegawai kafe yang sudah mengenal pria ini, yang entah apa status hubungannya dengan bos Dyra. Ingin kepo, tetapi takut kena potong gaji atau lebih parah lagi akan dipecat. Jadi rasa penasarannya harus dipendam dalam-dalam, sedalam palung mariana. "Eng, di dalam juga ada Pak Barney. Katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan."
"Barney? Brengsek dia!" Dave menghentakkan kaki, bergegas masuk ke dalam kantor kafe. Api cemburu yang membakar Dave, membuatnya tidak bisa melihat Barney sebagai sahabatnya lagi, tetapi sebagai rival beratnya.
Pintu kantor tidak tertutup dengan rapat. Dave mengepalkan kedua tangannya, menahan diri untuk tidak segera menerjang masuk. Tanpa suara, Dave menyandarkan punggungnya ke dekat celah pintu yang terbuka, untuk menguping.
"Selamat ulang tahun, Dyra."