Dyra menutup pelan pintu kamar tidur Manda. Dyra mendapati Barney berdiri di depannya.
"Manda sudah tidur?"
"Hm-hm." Dyra mendahului Barney pergi ke ruang makan.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Barney yang mengkhawatirkan Dyra yang nampak menyedihkan dan letih lesu, seolah kalah dalam peperangan. "Kalau mau nangis, menangis lah. Aku ada disini untukmu, Dyra."
Dyra mengusap wajahnya dengan lelah. "Jika hanya aku yang diserang dan disakiti, aku masih sanggup bertahan. Aku bisa melindungi hatiku sendiri, aku akan membangun tembok perlindungan yang tidak ada seorang pun bisa menembusnya. Tapi seseorang sudah menyakiti Manda, putri kesayanganku. Melihatnya terpuruk dan menangis karena sakit hati, itu seperti menikam dadaku dengan pisau."
Barney mendekati Dyra yang terduduk di kursi meja makan. Didekapnya
mendekap kepala Dyra sehingga wajah cantik yang lesu itu terbenam dalam perutnya. Usapan lembut di kepala, membuat pertahanan Dyra akhirnya luluh lantak.
"Huu-huu.. hiks -hiks.."
