Lima menit kemudian.
Dyra sudah membilas wajahnya di kran taman. Setelah itu, Dyra mengeringkan wajahnya dengan tisu di mobil. Tidak lupa dirinya juga menambahkan sedikit bedak.
Dyra yang sudah merasa segar kembali, kemudian melangkahkan kakinya menuju rumah panti asuhan yang terasa adem. Adem, bukan hanya ditujukan untuk suasananya yang rindang karena banyak pepohonan, namun juga karena rasa kekeluargaan yang membuat nyaman.
Tiba-tiba...
Sayup-sayup terdengar suara isak tangis lirih. Dyra menghentikan langkahnya menuju ke rumah utama. Kepala Dyra menoleh ke kanan kiri untuk mencari sumber suara. Tidak ada, nihil. Kemudian Dyra memejamkan mata, memfokuskan inderanya untuk menangkap suara tangis itu. Senyum muram tersungging saat mengenali suara tangis lirih itu.