Setelah kejadian di kantin rumah sakit, Dyra sama sekali tidak bisa fokus bekerja. Selama di kafe, Dyra terus melamun dan sama sekali tidak nyambung saat diajak bicara, seolah jiwanya tersedot dalam pusaran air tanpa dasar.
Akhirnya Dyra memutuskan untuk menutup kafe lebih awal, setelah sebelumnya menulis permintaan maaf pada calon pelanggan yang mungkin akan datang ke kafenya. Kemudian Dyra menempelkan kertas itu di pintu kaca sebagai pengumuman, bersebelahan dengan tanda 'CLOSED'.
Dyra mencengkram kemudi mobil dengan erat hingga memutih buku-buku jarinya. Kecepatan laju kendaraannya nyaris menyentuh delapan puluh kilometer per jam di dalam kota.
"Dave, hanya sejauh itukah perjuanganmu untuk memilikiku?" gumamnya lirih sambil menghapus air matanya. "Begitu terjadi sesuatu pada istrimu, kamu langsung melupakan keberadaanku."