"Kamu.. baik-baik saja?"
Pertanyaan lembut itu membawa Sinta yang memejamkan mata, menikmati sisa-sisa puncak gairah, kembali pada kenyataan. Sinta membuka mata dan langsung bertatapan dengan mata lembut milik Rama. Mata itu memandangnya dengan cemas dan khawatir.
"Aku.."
"Lho, apa ini? Ini.. cincin kawin kita?" tanya Rama heran ketika melihat sesuatu yang berkilau di leher yang dipenuhi jejak merah kepemilikan. Kemudian Rama menyentuh cincin yang dijadikan liontin di leher Sinta.
Sinta segera menggenggam liontin itu. "Bu-bukan. Kamu salah lihat," elaknya sambil memalingkan wajahnya. "Ini hanya.. hanya cincin yang.. yang sudah kekecilan tapi sayang untuk dibuang."