"Sinta."
Rama menegakkan tubuh Sinta. Namun, tangannya enggan untuk melepaskannya. Tanpa mengalihkan tatapannya dari mata Sinta, perlahan tangan Rama terangkat dan menyentuh sisi wajah Sinta. Jemarinya meraba ringan bibir Sinta yang sedikit membuka.
"Sinta," bisik Rama lirih.
Rama memiringkan kepalanya, mengambil sudut yang tepat untuk mengecup bibir Sinta. Suara terkesiap lirih ditambah dengan tubuh yang menegang, membuat Rama ragu meneruskan ciumannya. Perlahan, Rama menjauhkan kepalanya.
Kemudian..
Kepala Rama tiba-tiba tertarik mendekat. Mata Rama terbelalak ketika bibirnya kembali menyentuh bibir Sinta. Kepala Rama ditahan oleh kedua lengan Sinta yang dikalungkan di lehernya. Kemudian bibirnya dilahap rakus oleh Sinta.