Sinta memasang wajah cemberut saat ditarik tangannya oleh Rama yang tidak bisa berhenti tergelak geli.
"Aku akan melindungimu."
Sinta mengedikkan bahu yang dirangkul Rama. "Ck, cowok dimana saja, kelakuannya sama semuanya. Mencari kesempatan dalam kesempatan."
"Kamu cantik deh kalau ngambek." Rama kembali tergelak mendengar omelan Sinta. Tangan Rama menggenggam erat pergelangan tangan Sinta dan menariknya masuk ke rumah yang dipenuhi tirai-tirai hitam.
Sinta meringis melihat sosok-sosok yang menyerupai hantu seperti pocong, kuntilanak, genderuwo, dan masih banyak lagi, bermunculan satu per satu dengan tampilan yang mengerikan serta membuat jantung deg-degan karena kaget. Beberapa kali, ada sesuatu yang menyentuh dan bersinggungan dengan bahu dan punggungnya. Tubuh Sinta terus merapat pada punggung Rama. Meski itu hanya hantu bohongan, tapi suara jeritan dan pekikan histeris dari para pengunjung lain, membuat suasana tambah mencekam.
