"Maafkan aku, Sinta. Tapi aku harus pergi sekarang."
Tanpa menunggu jawaban dari Sinta, Rama mengambil kemeja dari lemari dan segera mengenakannya. Sambil mengancingkan, Rama berkata, "Aku ada panggilan tugas. Jika papi bertanya, aku akan pergi semalaman. Aku tidak tahu kapan pulangnya."
"Baiklah. Hati-hati," ucap Sinta cemas.
Rama membuka pintu kamar utama dan langsung menutupnya. Rama sama sekali tidak memperhatikan raut wajah Sinta yang lesu. Fokus Rama tertuju pada kabar yang datang dari markas. Sebuah pembunuhan. Malam ini, seorang pria ditemukan meregang nyawa di rumah kontrakannya.
Benda yang ditengarai sebagai benang merah dari pembunuhan berantai telah ditemukan di tempat kejadian perkara pembunuhan. Yaitu setangkai mawar hitam. Bunga jelek yang sengaja diletakkan pelaku untuk mengumumkan pada dunia, bahwa dirinya telah melakukan pembunuhan berantai.