"Aku tidak tahu jika mendapat begitu banyak kado yang tidak berguna," omel Rama sambil melemparkan kembali kotak puzzle itu ke atas meja.
Plak.
"Jangan ngomong sembarangan," amuk papi Rama kesal pada anaknya yang tidak menghargai pemberian orang lain. "Sekarang, cepat bantu papi bereskan sampah kertas ini, lalu papi akan segera tidur."
"Ck, biarkan saja disitu, besok aku bereskan. Sekarang aku capek," keluh Rama sambil membanting tubuh lelahnya di sofa. Kemudian sudut matanya melihat sebuah benda lain yang juga sepasang. Yaitu lampu hias couple yang berbentuk boneka mengenakan pakaian pengantin. Di bagian dada masing-masing boneka tertulis nama pengantin. Rama dan Sinta.
"Bagus ya lampu hiasnya. Papi juga paling suka hadiah itu," celetuk papinya yang ternyata sudah duduk di sebelahnya. "Kata Sinta itu kado pernikahan dari seseorang yang bernama Dyra."
"Dyra?"