Sebuah telpon masuk ke ponsel Rama. Mata berbinar riang dan jantung pun berdegup dua kali lebih cepat. Hampir saja, dirinya lupa mengaktifkan alat penyadap di jam tangan. Karena peneleponnya diduga adalah seorang pembunuh berantai dengan kode si mawar hitam, yang bernama Anjani.
"Halo cantik," sapa Rama lembut sambil melirik ke arah rekannya yang sudah siap dengan alat pengeras suara. "Sudah lama aku tidak mendengar kabar darimu, Anjani."
Suara gelak tawanya yang lembut memenuhi pendengaran Rama. "Aku sedang ada tugas ke luar kota. Jadi sekarang aku baru bisa menghubungimu, Rama."
"Begitu rupanya. Pantas kamu juga tidak pernah online di game," komentar Rama sambil mengangguk. "Kamu.. sehat-sehat?" lanjutnya sambil membaca kertas yang disodorkan padanya oleh rekan kerja. Itu adalah tulisan Detektif Ethan, atasannya. Rama mendongak dan mendapati atasannya berdiri di belakangnya. Tulisan itu memberitahukan agar dirinya mengikuti permainan wanita itu.