Keesokan harinya.
"Sinta, cepat keluar," panggil maminya dengan setengah berteriak. "Rama sudah datang."
"Yaaa."
Sinta sekali lagi mematut dirinya di kaca meja riasnya. Cantik. Sayangnya laki-laki yang pergi bersamanya hari ini, dijamin tidak akan menghargai kecantikannya. Jangankan mengharapkan pujian dari mulutnya yang pedas itu, diberikan raut wajah yang enak dilihat saja sudah untung-untungan.
"Aku berangkat dulu, mi." Pagi ini, Sinta akan pergi bersama Rama, si tunangan yang menyebalkan, ke butik pengantin.
"Tunggu dulu, Sinta."
Sinta menoleh dan menunggu maminya mendekat. Sinta mengangkat alis melihat wajah maminya mendekati ke telinganya dan merangkul bahunya.
"Sinta, kamu sudah memakai pakaian dalam yang baru? Atau setidaknya jangan pakai yang lusuh."