Chereads / Candu cinta / Chapter 26 - Terungkap semua

Chapter 26 - Terungkap semua

"Iya Bu terima kasih ya Bu sudah mengajarkan kita yang baik-baik, Semoga citra menjadi wanita yang baik dan selalu sopan santun kepada kedua orang tua ya Bu," ucap Citra kepada Ibunya.

Mereka pun terus melakukan olahraga pagi dan akhirnya menemukan taman yang indah mereka pun Berhenti sejenak untuk beristirahat, kita istirahat dulu ya soalnya Citra lumayan nih capeknya, soalnya keringat Citra juga sudah menetas dari tadi mana, Bu katanya Ibu bawa air minum satu botol Citra mau dong soalnya haus banget nih," ujar Citra.

"Ya sudah iya ini airnya ya sudah kita duduk di sana saja ya sambil ngobrol-ngobrol juga kan Ini juga masih pagi Bapak kamu juga belum tentu sudah bangun atau belum itu," ucap Ibunya kepada anak gadisnya.

Citra pun meneguk air minum yang dibawa oleh Ibunya itu karena merasa haus dan sangat capek setelah berolahraga.

"Bu aku boleh cerita sedikit enggak tentang perasaanku sebenarnya aku tuh orangnya tidak merespon apapun ya Bu, ini dari perasaan aku tapi sekarang ini aku pengen bilang sama Ibu Kayaknya aku jatuh cinta deh Bu," ucap Citra kepada Ibunya itu.

"Serius kamu Citra sedangkan selama ini kamu selalu menolak para pemuda desa loh, yang wajahnya tampan Kamu menolaknya tapi kok sekarang tiba-tiba kamu bilang kamu suka sama seseorang, kamu jatuh cinta kamu bilang bener apa enggak ini?" ucap Ibunya itu kepada Citra.

"Bener Bu buat apa sih Citra bohong, sebenarnya Citra juga tidak tahu kenapa ini terjadi Bu karena Citra juga tidak tahu pasti perasaan ini benar atau tidak, sebenarnya Citra juga hanya merasa ini hanya perasaan biasa saja Bu, tapi kita tidak tahu juga Bu karena perasaan kan timbulnya secara tiba-tiba Iya kan," ucap Citra kepada Ibunya itu.

"Sudah kamu cerita saja apa yang kamu rasakan Ibu selalu mendengarkan kamu kok dan kamu juga janji bakalan selalu jujur ya sama Ibu karena Ibu tidak mau ada yang kamu sembunyikan dari Ibu, semuanya Ibu harus tau ya," ujar Ibunya itu kepada Citra.

"Iya Bu jadi gini aku tuh kan banyak ya yang datang ke rumah untuk menanyakan aku atau melamarku tapi aku selalu kepikiran sama satu cowok Bu dan itu aku sering sekali memikirkan dia, entah kenapa aku memikirkan dia Bu aku juga bingung kenapa aku memikirkan dia padahal aku sama dia itu kenal nya pun hanya sebentar saja Bu," ucap Citra kepada Ibunya.

"Kamu ngomongin siapa sih Ibu kok jadi penasaran gini sama kamu siapa coba kamu bilang sama Ibu, siapa tau Ibu tau dan Ibu bisa merespon apa bicara kamu ini kalau Ibu tidak tau siapa orangnya, ya Ibu akan diam saja," ucap Ibunya itu kepada Citra.

"Aduh Citra mau ngomong sama ibu orangnya tapi Ibu percaya nggak ya kalau kita ngomong gini Citra jadi malu mau ngomong sama Ibu gitu loh, karena yang Citra suka itu pasti Ibu sudah tau orangnya dan mungkin Ibu sering ketemu sama dia," ucap Citra kepada Ibunya.

"Ya sudah siapa dulu supaya Ibu kan tau siapa yang kamu maksud Ibu curiga siapa sih memangnya, Hasan? " Tanya Ibunya kepada Citra.

"Ibu kok Hasan sih kalau Hasan Bu, waktu dia datang melamar pasti Citra mau lah Bu kenapa Citra tolak ya karena Citra tidak mau dan memang belum kenal sama dia jadi Citra tidak mau itu Bu, kok bisa-bisanya ibu mengira aku suka sama Hasan Ya nggak lah Bu," ucap Citra.

"Ya terus suka sama siapa kan kalau Ibu liat kamu tidak pernah tuh bermain sama cowok atau ketemu sama cowok sedangkan kamu sering banget di rumah, paling-paling kamu bermainnya sama Putri sama Rina Rani sudah itu aja kan teman-teman kamu di sini, ya ada tapi Ibu paling kan tidak tau yang sering ke rumah ya cuman mereka mereka saja," ujar Ibunya itu kepada Citra.

"Aku kasih tau Ibu enggak ya soal perasaanku ini soalnya aku malu kalau Ibu tahu aku suka sama dia," batin Citra.

"Lah kan ditanya orang tua malah bingung malah bengong sebenarnya siapa sih? Cobalah kamu tuh harus jujur sama Ibu kamu anak gadis Ibu satu-satunya, jadi kamu tuh berharga banget buat Ibu takutnya kalau kamu tidak bicara sama Ibu ada hal yang aneh-aneh Ibu tidak tau dan Ibu tidak bisa membela kamu jadi kamu bilang sama Ibu," ucap Ibunya kepada Citra.

"Kayaknya nanti aja deh Bu aku ceritanya, di rumah saja biar rileks kalau di sini kan tidak enak didengar orang kayak Ibu tidak tau mereka menyebarkan gosip yang tidak-tidak, tau kan di kampung ini banyak banget tetangga yang sirik apalagi para gadis desa banyak banget yang kesel dan tidak suka sama Citra Iya kan," ujar Citra kepada Ibunya itu.

"Kamu tidak enak ya bicara di sini iya sih bener juga kata kamu di sini banyak Ibu-Ibu, Iya Ibu tau sendiri lah bagaimana sifat-sifat mereka apalagi ke kamu pasti sangat tidak suka ya kan banyak kok yang bilang sama Ibu juga, kalau Ibu-Ibu membeli sayur di pasar biasa juga menghibahkan kamu karena kecantikan kamu dan banyak menolak para pemuda desa," ucap Ibunya itu kepada Citra.

"Sebenarnya Bu Citra tidak mau menolak seperti itu, tapi mana citra tau kalau mereka mau datang ke rumah dan bayangkan saja orang yang tidak Citra suka masa iya Citra mau menerimanya, sedangkan kita tidak suka sama mereka memang banyak masa ini selalu membicarakan Citra tapi Citra sekarang sudah tidak terlalu memikirkan Bu, soalnya ini juga menyangkut perasaan Citra tidak bisa dong kita dipaksa menikahi dengan pemuda desa yang sama sekali kita tidak suka makan Bu," ujar Citra kepada Ibunya itu.

"Ya itu sudah kan tidak mungkin orang yang tidak suka mau dipaksa menikah

Kalau kamu memang diceritakan sama banyak orang ya, sudahlah anggap saja itu bonus untuk mereka hanya bisa menceritakan kamu dari belakang, mereka tidak berani membicarakan kamu lewat depan mereka hanya bisa berbicara lewat belakang saja," ujar Ibunya itu kepada Citra.

Citra selalu membicarakan tentang hatinya kepada Ibunya tetapi kali ini ia ingin jujur kepada ibunya tetapi dia sangat ragu karena dia takut kalau Ibu tidak setuju kalau dia menyukai seseorang lelaki di desanya itu, karena selama ini para pemuda desa melamar Citra selalu Citra menolaknya dan sekarang Citra menemukan seseorang yang ia cintai.

"Ya sudah kalau kamu belum siap untuk berbicara sekarang nanti saja kita berbicara di rumah ya karena benar kata kamu Ibu juga takut kok kalau sampai kamu dibicarakan lagi di depan umum, padahal anak Ibu tidak salah apa-apa loh, tapi mereka selalu mencari kesalahan kamu dan mungkin ini ya resiko kamu jadi orang cantik di desa ini," ucap Ibunya itu kepada anak gadisnya.

"Ya Bu nanti aku bicara saja di rumah kan enak di ruang tamu sambil minum teh, nanti aku bicara semuanya sama ibu dan aku mau jujur sama Ibu apa Ibu mengerti juga dengan perasaanku hehe, Oh iya Bu ayo kita pulang Bu Citra juga sudah capek mungkin Bapak sudah bangun Ini pasti Ibu tadi belhm memasakan Bapak kan," ucap Citra kepada Ibunya itu.

Bersambung