58
"Tapi aku juga tidak bisa melupakannya. Aku sudah bilang kemarin. Banyak pria yang behubungan denganku, tapi baru kamu yang bisa membuatku nyaman, El!" Jessy mulai terisak.
Eljovan menghela napas panjang, untuk pertama kali dalam hidupnya. Ada seorang wanita yang begitu mengejarnya, hingga mencari tahu rumahnya. Ditatapnya Jessy yang juga sedang menatapnya lekat.
"Mau kamu sekarang apa?" tanya Eljovan.
"Pertemanan, hanya sebuah pertemanan, El."
"Bukankah kita sudah berteman sebagai pasien dan psikolog? Lantas, apa lagi?"
"Lebih dari itu, El--," jawab Jessy terbata-bata.
"Maksud kamu?" Dahi Eljovan berkernyit, otaknya mencoba menebak arah pemikiran Jessy.
'Friendzone, itu yang dia inginkan,' ucap Eljovan dalam hatinya.
"Aku-- aku mau kita menjalin Friendzone, El. Aku butuh kamu, tapi tidak mau memiliki kamu," ucap Jessy.