62
Chiraaz menghela napas dalam-dalam, perkataan Edward sangat menyentuh hatinya. Dibalik sikapnya sebagai bos yang menyebalkan. Edward sangat berbeda di lain waktu.
Saat ini Chiraaz merasa sendiri setelah ditinggalkan oleh Fayaaz. Sahabat yang selalu membantunya selama ini. Kehadiran Edward yang begitu baik, seakan mengganti kekosongan itu.
"Kenapa, Pak Edward, anda begitu perhatian pada saya?" tanya Chiraaz menatap Edward lekat.
"Kita tidak sedang bekerja, lupakan. Aku Edward, teman kamu saat ini," sahut Edward memperingatkan.
"Oke, Ed. Please, jawab pertanyaanku sejujurnya," pinta Chiraaz.
"Ehem, pertama aku sudah bilang, kinerja kamu turun belakangan ini, benar?"
"Iya."
"Kedua, sebagai bos aku tidak mau orang yang bekerja denganku merasa tertekan secara psikis. Ketiga, sebagai rasa terima kasih, karena telah sabar membantu pekerjaanku. Ya, aku rasa Chiraaz, kamu pantas mendapat feedback perhatian dariku," jawab Edward sambil mengangkat bahunya.