Chereads / The Eye "Between Light and Dark" / Chapter 5 - Chapter 6 : The Importance of Communication

Chapter 5 - Chapter 6 : The Importance of Communication

"Pada Pukul 10.00 W.S (Waktu Seoul) Nanti, Para Member EB Akan Mengadakan Konferensi Pers. Mereka Akan Membahas Tentang Persiapan Comeback Mereka. Terlihat Diruangan Tempat Mereka Akan Mengadakan Konferensi Pers Telah Dipenuhi Wartawan Dari Berbagai Stasiun Tv. Para Gerombolan 'Residents' pun Telah Berkumpul Dihalaman Gedung. Beberapa Jam Yang Lalu Para Personil EB Telah Tiba Ditempat Itu. Dan Sekarang Mereka Sedang Melakukan Persiapan Untuk Wawanca..." Suara Tv Diruang Makeup.

Kupandangi Diriku Didepan Cermin Yang Baru Saja Selesai Dimakeup Oleh Para Penata Rias.

Terpikir Olehku, Bahwa Saat Wajahku Yang Telah Dirias Ini Seperti Seseorang Yang Menutupi Kemunafikkannya. Seperti Kejujuran Yang Harus Ditutupi Oleh Kebohongan. "Sungguh Malang, Dapatkah Aku Dengan Mudah Menyembunyikan Kebenaran Seperti Makeup Yang Menyembunyikan Wajah Seseorang? Topeng Yang Begitu Tipis Untuk Menyembunyikan Kebenaran Yang Bisa Membuat Seseorang Hancur Berkeping-keping."

"Hei. Kau Baik-baik Saja?" Tanya In-Soo Yang Tiba-tiba Mendekatiku Sembari Memegang Pundakku Dengan Kedua Tangannya.

"Ummm.." Jawabku Sembari Mengganggukkan Kepalaku Mengiyakan.

"Tersenyumlah. Kau Terlingat Baik Saat Tersenyum." Tambahnya.

Akupun Menatapnya Dari Pantulan Cermin Dan Menggerakkan Bibirku Untuk Memberikan Senyuman Kepadanya.

"Baiklah, Sebentar Lagi Konferensi Pers Akan Segera Dimulai. Hubungilah Ho-Won, Masih Ada Waktu Untuk Kau Menghubunginya. Aku Ambil Jasku Dulu." Kata In-Soo Dan Pergi Meninggalkanku.

Kuambil Handphoneku Yang Berada Diatas Meja Rias. Lalu Akupun Mengirimkan Pesan Untuk Ho-Won. Kami Pun Saling Mengirimkan Pesan Tentang Apa Yang Harus Aku Lakukan.

"Sayang. Bagaimana Kabarmu Hari Ini?" Pesan Yang Kukirimkan Padanya.

"Aku Baik-baik Saja. Bagaimana Denganmu? Kau Tak Apa?" Jawab Ho-Won.

"Ya. Aku Baik-baik Saja. Kau Sudah Sarapan?"

"Syukurlah. Sudah, Aku Baru Saja Selesai Sarapan. Bagaimana Denganmu? Kudengar Hari Ini EB Akan Mengadakan Konferensi Pers Tentang Comback Kalian."

"Ya. Seperti Kabar Yang Kau Dengar. Tapi, Aku Tak Tahu, Apakah Konferensi Pers Ini Hanya Akan Membahas Comebacknya EB. Aku Takut Jika Ada Wartawan Menanyakan Video Yang Beredar. Menurutmu, Apa Yang Harus Aku Lakukan?"

"Hmm. Terserah Padamu. Kau Bisa Saja Mengatakan Bahwa Itu Hanyalah Kesalahpahaman. Seperti Yang Diketahui Publik, Kau Memiliki Kakak Laki-laki. Kau Bisa Menjawab Bahwa Pria Yang Kau Peluk Adalah Kakakmu. Bagiku, Berbohong Untuk Menutupi Hal Ini Bukanlah Masalah. Selain Bisa Melindungi Reputasimu Sebagai Aktor dan Musisi, Ini Juga Bisa Menjaga Kerahasiaan Identitasku dan Hubungan Kita."

"Benarkah Tak Apa? Aku Merasa Tak Enak Terhadapmu. Aku Takut Hal Ini Dapat Memisahkan Kita."

"Tak Apa. Tak Akan Terjadi Masalah Dalam Hubungan Kita. Jangan Terlalu Dipikirkan. Cepat Atau Lambat, Rumor Tentang Video Itu Akan Hilang Dengan Sendirinya."

"Sungguh Tak Apa?"

"Hei. Kau Adalah Publik Figur, Sudah Seharusnya Kau Berbohong Untuk Kariermu. Aku Selalu Mendukungmu. Apapun Tindakan Yang Dapat Menyelamatkan Kariermu, Selama Kau Merasa Nyaman, Aku Akan Mendukungmu. Berhenti Memainkan Handphonemu. Sebaiknya Kau Bersiap-siaplah, Konferensi Pers Kalian Akan Ditayangkan Secara Live Di Beberapa Stasiun Tv. Aku Tak Sabar Melihatmu Didepan Kamera."

"Baiklah, Terima Kasih. Ho-Won. Aku Sangat Mencintaimu."

"Aku Juga Mencintaimu. Sangat Mencintaimu. Semangat!"

Percakapan Kami Melalui Pesan Teks Ini Membuatku Sadar. Betapa Pentingnya Saling Berkomunikasi.

Akupun Memotret Diriku Menggunakan Handphone Yang Ada Digenggamanku. Kukirim Foto Tersebut Pada Ho-Won. Dan Menyisipkan Sebuah Pesan.

"Bagaimana Penampilanku?" Pesanku Pada Ho-Won.

"Terlihat Bagus. Kuharap Rambutmu Tumbuh Dengan Cepat. Dengan Rambut Pendek Seperti Itu Kau Mirip Tentara Hidung Belang Yang Bisanya Menggoda Lelaki Lugu Sepertiku." Pesan Ho-Won Membalas Pesanku.

Akupun Hanya Bisa Tertawa Kecil Membaca Pesan Darinya.

Akhirnya Perasaanku Sedikit Lebih Tenang. Aku Sungguh Beruntung Memiliki Ho-Won. Selalu Memberikan Ketenangan Untukku. Dengan Perasaan Seperti Ini, Aku Pasti Bisa Menghadapi Semuanya. Aku Akan Mencoba Untuk Mempertahankan Semuanya. Karierku, Ketenaranku, dan Hubungan Percintaanku Dengan Lee Ho-Won.

"Sepertinya Kau Sudah Bisa Tersenyum." Kata Jin-Young Yang Mendekatiku.

"Pertahankan Senyummu Itu. Kau Terlihat Baik Ketika Tersenyum." Tambah In-Soo Yang Memakai Jas Didepan Cermin.

"Syukurlah Kakak Sudah Bisa Tersenyum." Kata Jun-Ho Yang Kala Itu Duduk Disebuah Sofa.

"Kemana Perginya Woo-Seok?" Tanyaku.

"Woo-Seok Sedang Berada Ditoiled. Dari Pagi Tadi Kerjanya Bolak-balik Toiled. Pasti Masih Dalam Pengaruh Alkohol. Hahaha..." Jawab Jun-Ho Sembari Tertawa.

"Dasar Anak Itu." Kataku.

"5 Menit Lagi." Teriak Seorang Staf Di Pintu Masuk Ruang Makeup.

"Cepat Panggil Woo-Seok.!" Kataku Pada Jin-Young.

Jin-Young Pun Pergi Menuju Ke Toiled Untuk Memanggil Woo-Seok.

"Jun-Ho.." Panggilku.

"Ya Kak." Sahutnya.

"Kau Melihat Si Penyirik Licik?" Tanyaku.

"Hah?! Nam Wo-Hyun? Tidak. Aku Belum Melihatnya Sejak Tadi." Jawabnya.

"Wo-Hyun Bertemu Dengan Beberapa Wartawan." Jawab In-Soo.

"Hah?! Wartawan? Untuk Apa?" Kagetku dan Bertanya Lagi.

"Katanya Ingin Memastikan Bahwa Mereka Takkan Menanyakan Hal-hal Yang Tak Penting. Kaukan Tahu Sendiri Wo-Hyun Itu Seperti Apa." Jawabnya.

"Huft. Ada-ada Saja. Entah Apa Yang Ada Dipikiran Penyihir Licik Itu." Kataku Sembari Menghela Nafas.

"Pak Ok Yang Menyuruhnya. Saat Kita Menuju Kesini, Pak Ok Mengiriminya Sebuah Pesan. Pak Ok Menyuruhnya Untuk Menemui Beberapa Wartawan. Untuk Memastikan Mereka Tak Bertanya-tanya Tentang Hal-hal Yang Tak Penting Seperti Yang Ku Bilang Tadi." Kata In-Soo.

Tiba-tiba Jin-Young dan Woo-Seok Pun Masuk Ke Ruang Makeup. Woo-Seok Terlihat Lemas Akibat Terlalu Banyak Minum Semalam. Akupun Memberikannya Sebotol Air Mineral Agar Membuatnya Menjadi Lebih Baik.

"Minumlah. Lalu Perbaiki Makeupmu. Rapikan Juga Rambutmu. Kau Seperti Ladyboy Yang Baru Saja Dilecehkan. Bersiaplah. Beberapa Menit Lagi Konferensi Pers Segera Dimulai." Kataku.

"Baiklah Guys. Kalian Siap? Para Wartawan Telah Menunggu Kalian. Sebaiknya Kalian Bergegas. Diluar Ruangan Ini Sudah Ada Beberapa Orang Dari Media Yang Akan Memotret Kalian Hingga Kalian Masuk Keruangan Yang Akan Kalian Gunakan Untuk Konferensi Pers. Kalian Siap?" Kata Nam Wo-Hyun Yang Tiba-tiba Saja Masuk Ketempat Kami.

"Tentunya." Kataku.

"Hei. Kenapa Dengan Wajahmu? Mengapa Wajahmu Memar Seperti Itu? Apa Terjadi Sesuatu?" Tanyaku Sembari Memegang Wajah Wo-Hyun.

"Hah?! Aku..."

"Kau Bertengkar Dengan Wartawan?" Tanyaku Lagi.

"Hah?! I.. Iyaa... Ada Wartawan Yang Masih Saja Ingin Menanyakan Soal Video Yang Beredar. Dasar Wartawan Picik. Kalau Saja Para Staf Tak Menghentikanku, Sudah Ku Buat Wartawan Itu Masuk UGD." Jawab Wo-Hyun Dengan Lantang.

"Hei.. Sudahlah. Kau Telah Melakukan Yang Terbaik. Terima Kasih.. Wo-Hyun." Kataku.

"Ok. Baiklah.. Semuanya Ayo Berkumpul." Kata Wo-Hyun.

Kami Ber-enam Pun Berkumpul Membentuk Lingkaran dan Saling Memberikan Tangan Kanan Kami.

"3...2...1..." Kataku.

"Untuk EB". Teriak Kami Ber-enam Serentak.

Kamipun Keluar Dari Ruang Makeup. Dengan Perlahan Kami Menuju Ruangan Tempat Kami Akan Mengadakan Konferensi Pers. Silau Dari Percikkan Caraya Kamera Menghiasi Langkah Kami Hingga Depan Pintu Masuk Ruangan. Ketika Tepat Didepan Pintu Masuk Ruangan, Langkah Kaki Kamipun Terhenti.

"Kim Myung-Soo. Kau Pasti Bisa." Gumamku.

Kutarik Nafasku Dalam-dalam, Lalu Kubuka Pintu Tersebut Secara Perlahan.

To Be Continue...