Chereads / The Eye "Between Light and Dark" / Chapter 7 - Chapter 8 : The Right Decision

Chapter 7 - Chapter 8 : The Right Decision

"Siapakah Pria Yang Memelukmu Itu? Apakah Pria Itu Adalah Kekasihmu?" Tanya Salah Satu Wartawan.

Akupun Terdiam. Bibirku Gemetar dan Terasa Kaku. Akhirnya Pertanyaan Itupun Dilontarkan Oleh Salah Seorang Wartawan.

Dalam Diamku, Teringat Perkataan In-Soo Padaku Bahwa...

"Kebohongan dan Kejujuran Sama Saja. Terkadang Kebohongan Dapat Menyelesaikan Masalah Yang Kita Hadapi. Namun, Kejujuran Juga Diperlukan Untuk Kita Menghadapi Suatu Masalah..."

Teringat Pula Diingatanku Pesan Teks Yang Dikirimkan Ho-Won Padaku Yang Berisikan...

"Aku Selalu Mendukungmu. Apapun Keputusan Yang Kau Ambil. Jika Itu Membuatmu Nyaman."

Dan Dengan Sadar, Kata-kata Yang Akhirnya Keluar Dari Mulutku Adalah...

"Ya... Dia Kekasihku..."

Dengan Mengakui Hal Ini. Aku Yakin, Bahwa Ini Adalah Keputusan Yang Tepat dan Layak Untuk Kuambil. Karena, Kejujuran Adalah Hal Yang Seharusnya Tetap Ada Didalam Diriku. Dengan Begitu, Aku Akan Membuat Diriku Merasa Nyaman Walaupun Itu Dapat Membuatku Terpuruk.

Semua Orangpun Kaget dan Menatapku.

"Hei.. Myung-Soo.. Apa Yang Ka..." - Inso.

Akupun Mengangkat Tanganku Kearah Inso Untuk Tak Meneruskan Perkataannya Sembari Menatap Para Wartawan Yang Saat Itu Mulai Ricuh Akibat Pengakuanku.

Akupun Berdiri dan Melangkahkan Kakiku Menuju Kedepan Para Wartawan.

"Dia Kekasih Ku. Pria Itu Kekasihku..." Kataku Kepada Para Wartawan Yang Berada Dihadapanku.

"Apa Kalian Mendengarkan Perkataanku?! Pria Itu Adalah Kekasihku!!" Kataku Dengan Nada Suara Yang Keras.

Para Wartawanpun Terdiam Kaku Mendengar Teriakanku. Seisi Ruanganpun Menjadi Hening Tanpa Suara. Lalu, Salah Satu Wartawan Mengangkat Tangannya Dan Kembali Bertanya Kepadaku.

"Sejak Kapan Kau Menjalin Hubungan Dengan Pria Itu? Apakah Kalian Bertemu Saat Wa-Mil?"

"Tidak. Kami Menjalin Hubungan Jauh Sebelum EB Debut Perdana. Tepatnya 7 Tahun Lalu, Ketika Aku Masih Duduk Dibangku Sekolah Menengah." Jawabku.

"Apakah Para Anggota EB dan Pihak Manajemen Mengetahui Hal Ini dan Menyembunyikannya Dari Publik? Siapa Saja Yang Mengetahui Hal Ini?" - Wartawan.

"Kami..." - Woo-Seok.

"Tidak. Tak Ada Seorangpun Yang Mengetahui Hal Ini." Jawabku.

"7 Tahun Itu Bukanlah Waktu Yang Singkat. Jadi, Selama 7 Tahun Ini Mengapa Anda Menyembunyikannya Dari Publik? Bukankah Itu Sama Saja Anda Telah Meni..." - Wartawan.

" Tidak. Aku Sama Sekali Tak Menyembunyikannya Dari Publik. Dan Aku Juga Tak Pernah Menipu Publik. Kalian Tahu Kenapa? Karena Kalian Tak Pernah Menanyakan Apapun Dariku. Apakah Pernah Salah Satu Diantara Kalian Bertanya Kepadaku Dengan Siapa Aku Menjalin Hubungan? Siapa Pacarku? Apakah Kalian Pernah Melihatku Bermesraan Dengan Seorang Wanita Selain Di Drama Televisi? Apakah Menurut Kalian Selama Ini Aku Menipu Kalian Atau Menutupinya Dari Kalian Dengan Cara Menjalin Hubungan Dengan Seorang Wanita?" Tanyaku Kepada Para Wartawan Dengan Dipenuhi Air Mata Membasahi Wajahku.

"Jawab! Jawab Aku!" Teriakku.

"Kenapa Tak Ada Seorangpun Dari Kalian Yang Menjawab Pertanyaan Dariku? Kenapa Kalian Diam? Kenapa Kalian Malah Menuduhku Telah Menipu Publik? Kenapa?! Kenapa Baru Sekarang Kalian Mempertanyakan Hal Ini? Kenapa? Kenapa?" Tanyaku Lagi Yang Penuh Dengan Tangisan.

"Bisakah Kami Mengetahui Identitas Dari Pria Tersebut?" - Wartawan.

"Tidak. Aku Tak Berhak Memberi Tahu Kekalian Identitasnya. Yang Berhak Memberitahu Publik Identitasnya Hanyalah Dirinya Sendiri." Kataku Dengan Tegas.

Para Wartawanpun Kembali Terdiam. Mereka Hanya Bisa Menatapku.

"Apakah Kalian Telah Merasa Puas Dengan Jawaban Dariku? Hah?! Apakah Jawaban Dariku Belum Cukup? Apalagi Yang Ingin Kalian Tanyakan Dariku?" Tanyaku Yang Masih Dengan Keadaan Menangis.

"Kenapa Anda Memberitahukan Hal Ini Sekarang? Kenapa Anda Tak Memberitahukan Hal Ini Sejak Lama?" - Wartawan.

"Kutanyakan Sekali Lagi Kekalian. Kenapa Kalian Mengungkit Masalah Ini Sekarang? Kenapa Kalian Tak Menanyakan Hal Ini Padaku Sejak Lama? Kenapa? Apa Karena Video dan Foto Yang Beredar? Hah?!" Tanyaku Yang Kesekian Kalinya.

Tak Ada Seorangpun Yang Menjawab Pertanyaanku. Para Wartawan Hanya Bisa Terdiam Dan Menundukkan Kepala Mereka.

"Hei... Apa Aku Sedang Bicara Sendirian? Apa Aku Sedang Memandang Dan Bertanya Pada Segerombolan Mayat? Apakah Kalian Bisu? Apa Kalian Patung Yang Tak Dapat Berbicara Sehingga Tak Bisa Menjawab Pertanyaan Dariku? Jawab!! Kenapa Kalian Diam Saja?!" Teriakku Kepada Para Wartawan.

"Kenapa Kalian Diam Saja? Apakah Pertanyaan Kalian Telah Terjawab Semua? Kalian Puas Dengan Jawaban Dariku? Apa Kalian Yakin Tak Melewatkan Satu Pertanyaanpun?" Kataku.

"Kenapa Anda Harus Mengakui Semua Ini?" - Wartawan.

"Karena, Aku Hanya Ingin Jujur Kepada Diriku Sendiri. Hanya Dengan Perkataan Jujur Seperti Ini, Aku Merasa Beban Pikiran Yang Telah Menumpuk Dikepalaku Akan Terasa Ringan dan Akan Berangsur-angsur Hilang. Tak Mudah Bagi Seseorang Untuk Berkata Jujur. Apalagi Seorang Publik Figur Sepertiku. Dan Tentu Saja Karena Kalian Terus Mempertanyakan Hal Ini." Jelasku.

"Baiklah. Maafkan Aku Jika Konferensi Pers Kali Ini Agak Tak Menyenangkan. Atas Nama Pribadiku, Aku Meminta Maaf Kekalian Semua Yang Telah Hadir Disini. Untuk Para Resident's Khususnya Para Penggemarku, Aku Mohon Maaf Karena Baru Bisa Mengatakan Hal Ini Kekalian. Dengan Sangat Menyesal, Saya Minta Maaf Karena Mengejutkan Kalian Dengan Pengakuan Yang Telah Aku Katakan Hari Ini. Sekali Lagi, Aku Minta Maaf Atas Kejadian Ini." Kataku Sembari Membungkukkan Badanku Memberi Hormat.

Ke-empat Anggota EB Pun Satu Persatu Menghampiriku. Dan Kami Saling Merangkul.

"Kami Rasa, Konferensi Pers Hari Ini Cukup Sampai Disini. Mulai Besok, EB Akan Memulai Sesi Rekaman. Kami Masih Harus Menyiapkan Diri Kami Terlebih Dahulu. Terima Kasih Telah Hadir Dalam Konferensi Pers Hari Ini." Kataku.

Kami Ber-lima Pun Membungkuk Memberikan Hormat Kepada Para Wartawan. Tak Henti-hentinya Cahaya Yang Keluar Dari Kamera-kamera Menghiasi Ruangan. Tak Kusangka Hatiku Merasa Damai Setelah Mengakui Semuanya. Mengakui Jati Diriku Yang Sebenarnya Kepada Publik. Karena Kutahu, Hal Ini Adalah Keputusan Yang Tepat. Walaupun Akan Menjadi Bencana Untukku Kedepannya. Hal Buruk Apapun Yang Akan Menimpaku Nanti, Aku Akan Menerimanya. Aku Akan Menghadapi Semuanya.

"Ho-Won... Akhirnya Aku Bisa Melakukan Apa Yang Membuatku Nyaman. Dan Akhirnya Aku Bisa Jujur Kepada Semua Orang. Terima Kasih Telah Menjadi Seseorang Yang Selalu Ada Disisiku. Terima Kasih Telah Memberikan Kekuatan Untukku Agar Bisa Mengambil Keputusan Yang Tepat. Terima Kasih Untuk Semuanya. Aku Mencintaimu... Ho-Won..." Kata-kata Yang Tersirat Dalam Hatiku.

"Dan 1 Hal Lagi. Mungkin Ini Akan Sedikit Mengejutkan Kalian Semua Khususnya Resident's. Tapi, Aku Harus Mengatakan Hal Ini. Aku Tahu Betul, Pasti Banyak Dari Resident's dan Orang-orang Yang Kecewa Terhadapku. Bila Mereka Tak Menginginkanku dan Tak Mengizinkanku Untuk Ikut Serta Dalam Comeback EB Kali Ini. EB Akan Comeback Tanpa Diriku. Dan Aku Akan Memutuskan Kontrakku Dengan Pihak Manajemen. Walaupun, Aku Harus Ganti Rugi Kepada Pihak Manajemen dan Kepada Sponsor-sponsor EB. Terima Kasih Telah Mendukung Karierku Dari Awal Debut Hingga Saat Ini. Untuk Para Resident's Khususnya Penggemarku, Terima Kasih Untuk Dukungan Kalian." Kataku Kepada Para Wartawan Untuk Terakhir Kalinya.

Para Anggota EB dan Para Wartawanpun Kaget Dengan Pernyataan Terakhir Yang Aku Katakan Kepada Mereka.

"Apa? Apa Maksudmu?" Tanya In-Soo Sembari Menatapku.

"Myung-Soo? Kau Bercandakan?" - Woo-Seok.

Tanpa Menjawab Pertanyaan In-Soo dan Woo-Seok, Akupun Membalikkan Badanku Dan Melangkahkan Kakiku Meninggalkan Ke-empat Anggota EB.

"Kak!! Kakak..!!" Teriak Jun-Ho Memanggilku.

Jin-Young Hanya Bisa Menatapku dan Meneteskan Air Mata.

Dengan Tatapan Terkejut, Merekapun Menyusulku dan Diikuti Oleh Para Wartawan.

Dalam Pikiranku, Mungkin Ini Satu-satunya Jalan Yang Dapat Aku Ambil. Dengan Begitu, Rasa Bersalah Yang Tersisa Dalam Diriku Akan Lenyap Tak Tersisa.

To Be Continue...