"Myung-Soo?! Ada Apa Kau Teriak? Suaramu Terdengar Hingga Keluar." Tanya In-Soo Yang Tiba-tiba Masuk Ke Kamarku dan Disusul Oleh Teman-temanku Yang Lain.
Akupun Hanya Bisa Terdiam Duduk Diatas Tempat Tidurku.
"Kak? Kakak Kenapa?" Tanya Jun-Ho Yang Mendekatiku Lalu Memelukku.
"Myung-Soo? Kau Bermimpi Buruk Lagi?" Tanya Jin-Young.
"Woo-Seok, Tolong Ambilkan Air." Kata In-Soo.
"Oh!? Iya." Jawab Woo-Seok Dan Langsung Beranjak Menuju Ke Dapur Apartemen Untuk Mengambil Air Mineral.
Tubuhku Terasa Semakin Lemas, Nafasku Terasa Sesak, Serta Perasaan Marah Menyelimuti Diriku, Membuat Diriku Menjadi Tak Berdaya. Mataku Semakin Terasa Berat, Lalu Akupun Tiba-tiba Tak Sadarkan Diri.
"Myung-Soo?! Myung-S..." Suara In-Soo Yang Sempat Kudengar Memanggilku Sebelum Aku Tak Sadarkan Diri.
(Beberapa Jam Kemudian)
"Ehh.." Desahku Pelan Sembari Memosisikan Tubuhku Untuk Duduk.
"Kau Sudah Sadar?" Tanya Woo-Seok.
"Minumlah Ini. Agar Kau Merasa Enakkan." Tambahnya Sembari Membantuku Untuk Meminum Segelas Air.
"Terima Kasih, Woo-Seok." Kataku.
"Hei. Apa Yang Terjadi? Kau Kenapa?" Tanya Woo-Seok.
"Aku Tak Apa. Yang Lain Kemana?" Jawabku dan Kembali Bertanya.
"Mereka Diluar Bersama Wo-Hyun. Kau Beristirahatlah Kembali, Aku Keluar Dulu." Jawab Woo-Seok.
Akupun Hanya Menganggukkan Kepalaku.
"Oh ya. Kau Ingin Makan Sesuatu? Aku Akan Memesankan Makanan Jika Kau Mau." Tanya Woo-Seok Lagi.
"Tak Usahlah. Aku Ingin Istirahat Saja." Jawabku.
"Tapi, Kau Harus Makan Sesuatu. Kau Harus Meminum Obatmu." Kata Woo-Seok.
"Obat?" Tanyaku Lagi.
"Umm." Sahutnya Sembari Menganggukkan Kepala.
"Tadi Kakakmu Kesini Untuk Memeriksa Kondisimu. Dan Dia Memberikan Beberapa Obat Untukmu. Dan Kakakmu Juga Menyuruhmu Untuk Makan Sesuatu." Jelasnya.
"Hah... Ada-ada Saja." Kataku Pelan.
"Ya Sudah. Terserahlah." Tambahku.
"Baiklah. Aku Keluar Dulu. Sekalian Aku Mau Pesan Makanan. Aku Juga Ingin Makan Sesuatu." Kata Woo-Seok dan Langsung Melangkahkan Kakinya Keluar Dari Kamar Meninggalkanku.
Akupun Mengambil Ponselku Yang Terletak Dimeja. Kulihat Notifikasi Pesan Teks Dari Ho-Won.
"Sayang. Kau Baik-baik Saja?" - Ho-Won.
"Aku Baik-baik Saja. Bagaimana Denganmu?" - Aku.
"Syukurlah. Aku Baik-baik Saja." - Ho-Won.
"Syukurlah. Kau Dimana?" - Aku.
"Aku Dirumah Pamanku. Untuk Sementara Waktu Aku Akan Berada Disini Hingga Keadaan Telah Aman. Pamanku Mengizinkanku Untuk Tinggal Disini Untuk Sementara Waktu. Kau Beristirahatlah. Nanti Aku Akan Menghubungimu Kembali." - Ho-Won.
"Baiklah. Jaga Dirimu Disana. Aku Merindukanmu." - Aku.
"Iya. Kau Juga. Aku Juga Merindukanmu. Sangat Merindukanmu." Ho-won.
Lalu, Ke-empat Rekanku dan Wo-Hyun Masuk Ke Kamarku.
"Kakak! Kakak Baik-baik Saja? Apa Yang Terjadi? Kenapa Kakak Menjadi Seperti Ini?" Tanya Jun-Ho Sembari Menangis Memelukku.
"Aku Tak Apa Jun-Ho. Aku Tadi Masih Merasa Pusing Pengaruh Alkohol." Jawabku.
"Myung-Soo. Perlu Aku Membawamu Kerumah Sakit Untuk Memeriksa Kondisimu?" Kata Wo-Hyun Yang Mendekatiku.
"Tak Perlu. Aku Baik-baik Saja." Kataku.
"Oh ya. Bagaimana Dengan Comeback? Kapan Kalian Akan Mulai Rekaman?" Tambahku.
"Kalian? Apa Maksudmu Dengan Kalian?" Tanya In-Soo.
"Ya. Kalian. Bukannya Kalian Akan Comeback Tanpa Aku Kali Ini?" Kataku.
"Hei. Apa Yang Kau Bicarakan? Tentu Saja Kami Akan Comeback Denganmu." Kata Woo-Seok Sembari Memberikanku Semangkuk Bubur dan Segelas Susu.
"Apa? Apa Kalian Sudah Tak Waras? Bagaimana Mung..." Kataku Yang Terkejut Mendengar Perkataan Woo-Seok.
"Kau Yang Lebih Tak Waras. Membuat Pernyataan Yang Mengagetkan Publik Seperti Kemarin." Bentak Wo-Hyun Memotong Pembicaraanku.
"Kau Pikir EB Bisa Comeback Dengan Mulus Tanpa Leader? Tentu Saja Kami Membutuhkanmu Sebagai Leader Kami. Tanpa Kau, EB Bagaikan Pesawat Tanpa Pilot. Bagaimana Bisa Pesawat Akan Terbang Tanpa Seorang Pilot?" Kata Jin-Young.
"Hei. In-Soo kan Bisa Menjadi Leader. Aku kan Juga Akan Mengakhiri Kontrakku Dengan Pihak Manage..." Kataku.
"Tak Akan Ada Member EB Yang Akan Mengakhiri Kontrak. Aku Tak Akan Mengizinkannya." Kata CEO Ok Dengan Tegas Yang Tiba-tiba Saja Masuk Ke Kamarku.
"Pak Ok!?" Kagetku.
Rekan-rekanku pun Memberi Salam Ke Pak Ok.
"Bisa Tinggalkan Kami Berdua?" Kata Pak Ok Kepada Rekan-rekanku.
"Baik, Pak!" Kata Mereka.
"Makanlah Bubur Itu Selagi Hangat. Kami Akan Kembali Lagi Kesini." Bisik Woo-Seok Kepadaku.
Mereka Semuapun Meninggalkanku Bersama Pak Ok.
"Makanlah Sambil Bicara Denganku." Kata Pak Ok.
"Iya, Pak!" Kataku Dengan Nada Suara Pelan.
Pak Ok pun Mengambil Sebuah Bangku dan Meletakkannya Disamping Tempat Tidurku dan Duduk Di Bangku Itu.
"Maafkan Saya Pak." Kataku Sembari Menyuapkan Sesendok Bubur Ke Mulutku.
"Maaf? Untuk Apa?" Tanya Pak Ok.
"Maaf Karena Saya Mengacaukan Semuanya. Karena Kecerobohan Sa..." - Aku.
"Kau Tak Perlu Meminta Maaf. Saya Sudah Memprediksikan Hal Ini Sebelumnya. Saya Yakin, Kau Pasti Memiliki Alasan Tersendiri Melakukan Hal Itu. Tapi, Saya Tak Menyangka. Keputusan Yang Kau Buat Sendiri Membuat Dirimu Melemah Seperti Ini. Bukannya Kau Seharusnya Lebih Memperkuat Mentalmu? Kau Menjadi Seperti Orang Yang Tak Patuh Dengan Keputusanmu Sendiri." Kata Pak Ok Dengan Lembut.
"Aku Bukannya Melemah. Aku Hanya Butuh Waktu Untuk Berpikir dan Memahami Keputusan Yang Telah Kubuat. Karena, Hingga Saat Ini Aku Masih Belum Memahami Apa Yang Sebenarnya Telah Kulangkahkan. Tanpa Berpikir Panjang, Aku Mengambil Keputusan Yang Mungkin Salah Dimata Semua Orang." Jelasku.
"Tak Ada Yang Salah Dari Tindakanmu. Kau Hanya Mencoba Untuk Bertindak Jujur. Entah Itu Jujur Kepada Publik, Maupun Jujur Terhadap Dirimu Sendiri. Jika Dipikir Dengan Logis, Kau Bisa Saja Berbohong dan Mengikuti Naskah Yang Telah Kuberikan kan?" - Pak Ok.
Akupun Hanya Menganggukkan Kepalaku Mengiyakan.
"Hal Inilah Yang Membuatku Menyukaimu. Kau Sama Persis Seperti Ayahmu. Tak Banyak Seorang Publik Figur Sepertimu Yang Berani Mengambil Keputusan Seperti Ini. Kebanyakan Dari Mereka Akan Lebih Memilih Untuk Mengambil Jalan Yang Salah Untuk Menutupi Keburukan Mereka. Namun, Kau Berbeda. Kau Berani Mengambil Jalan Yang Benar Walaupun Itu Akan Berdampak Buruk Untukmu. Tapi, Hal Yang Paling Menggangguku Saat Ini Adalah Melemahnya Dirimu. Kau Tak Seperti Biasanya Yang Selalu Kuat Menghadapi Hal Seburuk Apapun Yang Menimpamu. Kemana Perginya Kim Myung-Soo Yang Selalu Semangat? Bangunlah Kembali Semangatmu. Jangan Biarkan Hal Seperti Ini Membuatmu Terpuruk. Alih-alih Untuk Meninggalkan Manajemen, Lebih Baik Kau Mempersiapkan Dirimu Untuk Comeback Nanti. EB Akan Segera Memulai Aktifitas Rekaman. Sebaiknya Persiapkan Dirimu." Kata Pak Ok.
"Tapi Pak..." - Aku.
"Hei. Orang Yang Telah Menciptakan Lagu Yang Akan Kau dan EB Bawakan Tak Ingin Memberikan Karyanya Jika Kau Tak Ikut Comeback. Dan Resident's Termasuk Fans-fansmu Juga Tak Masalah Dengan Pengakuanmu Kemarin." Jelas Pak Ok.
"Apa?!" Teriakku Kaget
"Tak Perlu Terkejut Seperti Itu. Sudah Kukatakan Padamu, Tak Ada Yang Salah Dari Tindakanmu. Yang Salah Adalah Melemahnya Dirimu." Kata Pak Ok Sembari Tersenyum Menatapku.
"Masa Iya?" Gumamku.
"Sudahlah. Saya Harus Kembali Ke Kantor. Makanlah Yang Banyak dan Beristirahatlah Yang Cukup. Saya Tak Ingin Lagi Mendengar Kabar Yang Tak Menyenangkan Tentangmu. Saya Pergi Dulu." Kata Pak Ok Dengan Tegas dan Meninggalkanku.
"Apa Yang Sebenarnya Terjadi? Apa Yang Dimaksudkan Oleh Pak Ok. Kenapa Bisa Seperti Ini? Apakah?" Pikirku.
Akupun Meletakkan Mangkuk Bubur Yang Kugenggam Ke Atas Meja. Lalu, Ku Ambil Ponselku Yang Terletak Di Samping Bantalku.
Dan Betapa Terkejutnya Aku Melihat Hal Yang Tak Pernah Kubayangkan Sebelumnya.
To Be Continue...