Alzyas mendengar gelak tawa dari arah dapur, dia yang baru saja selesai mengganti seragam sekolah nya dengan pakaian santai langsung berjalan kearah sumber suara. Nampak di dapur Emely dan Milly sedang memasak bersama, kebahagiaan begitu terpancar di wajah kedua wanita berbeda usia itu, kedua sudut bibir Alzyas terangkat membentuk senyuman kala melihat Emely yang mengoles kan tepung tepat di pipi Milly.
" Non Zyas " seorang art menghampiri Alzyas yang berdiri di balik tembok dapur, gadis itu sedikit terkejut saat melihat Bik Sumi sudah berdiri di belakangnya
" Bik Sumi ngagetin aku aja "
" non ngapain berdiri disini? "
" nggak apa-apa bik, aku mau ambil air minum aja di dapur " jawab Alzyas sedikit gugup lalu berjalan menuju lemari es yang terletak tak jauh dari tempat nya berdiri.
Emely dan Milly yang sadar akan kehadiran Alzyas langsung menghentikan kegiatan mereka, dan serentak menghampiri Alzyas dengan membawa sepiring roti goreng yang baru saja selesai mereka buat.
" kak Zyas " Milly menyodorkan piring itu kehadapan Alzyas. Gadis itu menatap piring dan Milly secara bergantian.
" Mommy buat roti goreng isi coklat khusus buat kak Zyas, cobain deh " ujar Milly dengan bersemangat, Alzyas masih sedikit canggung dengan sikap Milly yang begitu baik padanya dan itu juga terlihat sangat tulus.
" tenang, ini nggak ada racunnya kok " Milly tersenyum masam karena sedari tadi Alzyas tidak merespon apapun bahkan ekspresi gadis itu terlihat sangat datar.
" kalo kak Zyas nggak percaya, aku makan ya " baru saja Milly akan mengambil satu roti goreng didalam piring, Alzyas langsung menahan tangannya.
" Lo bilang itu buat gue kan, terus kenapa Lo yang makan? " Alzyas mengangkat satu alisnya dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan
" gue pik- " Milly tak melanjutkan kalimatnya karena tanpa aba-aba, Alzyas langsung mengambil piring yang berisi roti itu lalu berlalu pergi begitu saja
Sontak hal itu membuat Emely dan Milly terkejut namun mereka merasa senang karena Alzyas mau menerima roti goreng yang mereka buat dan tak seberapa itu. Kedua wanita itu menatap punggung Alzyas yang menghilang di balik tembok, dan ternyata bik Sumi dan Larasati menyaksikan kejadian langkah itu, mereka sama-sama tersenyum dan berharap akan terus menjadi lebih baik.
Alzyas masuk kedalam kamarnya, menuju balkon dengan membawa sepiring roti tadi, jujur Alzyas masih malu mengakui bahwa dirinya juga merasa senang dan bahagia hanya karena sepiring roti. Alzyas duduk di ayunan menatap roti yang masih utuh di dalam piring, dengan ragu-ragu gadis itu mengambil satu roti dan langsung memakan sedikit demi sedikit, Alzyas tersenyum karena roti itu memang benar-benar terasa enak, namun senyuman itu memudar kala gadis itu kembali mengenang saat dia dan Kirana juga pernah membuat roti bersama, Alzyas memejamkan matanya kala mengingat malam tragedi kejadian meninggalkannya Kirana.
" enggak!!!! Lo nggak boleh menanam kembali rasa kebencian dan dendam itu Alzyas!!! Lo harus bisa menerima semua takdir hidup Lo!!! " ujar Alzyas pada dirinya sendiri kemudian melanjutkan memakan roti itu sampai tak tersisa.
Raka baru saja keluar dari mobilnya, setelah pak Ujang membukakan pintu untuk nya terlihat sosok Emely yang sudah menunggunya di depan pintu utama dengan senyum bahagia Raka merasa ada yang berbeda pada istri nya. Raka berjalan menghampiri Emely, dan langsung disambut pelukan oleh sang istri, tak lupa seperti biasa Raka mengecup kening Emely, lelaki itu menatap wajah Emely dengan penuh selidik.
" apa ada yang nggak aku tahu? " ujar Raka
Emely dan Raka sudah berada dikamar, Emely yang baru saja akan menyiapkan pakaian santai untuk suaminya langsung menghentikan kegiatannya lalu menoleh kearah Raka yang sudah berdiri di belakangnya.
" ada apa? " tanya Raka lagi, karena sedari tadi dia hanya melihat senyum bahagia yang terus menghiasi wajah cantik istrinya.
" Alzyas sudah mau menerima makanan buatan ku mas, ya walaupun hanya sepiring roti goreng tapi aku sangat bahagia " ucap Emely dengan mata berkaca-kaca " kamu tahu, selama ini aku selalu menerima penolakan dari Alzyas, tapi hari ini aku sangat bahagia karena untuk pertama kalinya Alzyas tidak menolak, bahkan tadi Alzyas menghampiri aku di dapur dan mengatakan bahwa roti goreng buatan ku sangat enak, dia menghabiskan semua rotinya dan besok dia minta di buatkan lagi " ujar Emely dengan bersemangat
Tadi setelah menghabiskan sepiring roti goreng Alzyas menghampiri Emely yang tengah membantu bik Sumi mencuci piring di dapur, Alzyas memang benar mengatakan bahwa roti itu enak dan ingin Emely membuatkan nya lagi besok, setelah mengatakan itu Alzyas berlalu pergi tanpa menunggu jawabannya, tanpa Emely sadari airmata nya sudah menetes begitu saja saat mendengar permintaan sederhana dari Alzyas, karena jangankan sepiring roti, Emely pun sanggup memberikan nyawa untuknya.
Raka yang mendengarkan pun ikut bahagia, lelaki itu langsung memeluk Emely dengan erat karena sedikit demi sedikit Alzyas-mereka yang beku akan mencair.
" aku bahagia mendengarnya sayang... sangat bahagia " ucap Raka " semoga Alzyas-kita terus membaik "
Alzyas baru saja menyelesaikan lukisan nya, dirinya nampak puas dengan lukisan itu dan setelah catnya kering Alzyas akan memberikan lukisan itu pada seseorang yang sudah memberikan dirinya dorongan untuk menjadi lebih baik lagi. Gadis itu meraih ponselnya di atas meja saat mendengar suara getaran, terlihat nama Narina di layar ponselnya.
" hallo " sambut Alzyas setelah menggeser tombol hijau dilayar ponsel
" Lo dimana? "
" gue lagi dirumah " Alzyas mendengar suara riuh di seberang, bahkan dia juga bisa mendengar lengkingan suara Shasa
" nongkrong di cafe biasa yuk, anak-anak pada ngajakin nih "
" waduh kayak nya nggak bisa deh Nar, soalnya Aditya ngajakin gue nonton "
" kampret ya tu monyet! tadi dia bilangnya ada kerjaan mangkanya nggak bisa, eh taunya malah udah nge-keep Lo duluan!!! "
" asem Lo ya!!! kap Kep kap Kep emangnya gue barang!! " seru Alzyas, dan terdengar gelak tawa dari seberang
" udah nanti, kalo masih sempet pulang dari nonton gue sama Aditya nyusul kalian " lanjut Alzyas sebelum mengakhiri panggilan telepon nya.
~~~~~~~~~
Sesuai dengan rencana Alzyas, setelah selesai nonton di bioskop Alzyas mengajak Aditya untuk menghampiri teman-teman mereka di salah satu cafe ternama di ibukota dan cafe itu sudah menjadi tempat favorit mereka untuk berkumpul dan menghabiskan waktu libur bersama. Walaupun Aditya sedikit keberatan karena lelaki itu masih ingin jalan berdua saja dengan Alzyas, namun dia tidak dapat menolak ajakan kekasihnya itu alhasil Aditya pun melajukan mobilnya ketempat teman-teman mereka be berada.
" wihhh kita pikir kalian berdua nggak dateng " ucap Joko yang langsung menyambut kedatangan dua insan itu.
Aditya langsung menarik kursi yang masih kosong untuk di duduki oleh Alzyas tepatnya disebelah Narina, kemudian menarik kursi yang kosong di sebelah Sammy, untuk dirinya sendiri.
" kalian nonton apaan? " tanya Sammy
" horor " jawab lelaki itu singkat sambil membolak-balik buku menu makanan
" wah seru dong, serem nggak film nya? " sambung Arga, dan hanya di angguki oleh Alzyas karena Aditya masih sibuk dengan buku menu makanan
" Shasa, nanti malem nonton yuk " ajak Arga pada kekasih
" apa? film horor? ogah "
" nggak apa-apa kok kan ada aku, kalo kamu takut kamu bisa peluk aku " Arga memainkan kedua alisnya
" idih, dasar cowok ganjen " sentil Shasa pada kening Arga
" betewe, sereman mana sama mukanya Joko? " celetuk Narina yang mengundang tawa teman-temannya
" sereman Lo!!! karena Lo itu ratunya dedemit " sahut Joko
" cocok tu Lo berdua " tunjuk Denny di sisa-sisa tawanya
" diem Lo, jomblo!!!! " sahut Narina dengan kesal
" lah bukannya Denny punya pacar ya? anak sekolah sebelah kan? " tanya Alzyas dengan tampang polos nya, Denny menggaruk tengkuknya dan terlihat canggung.
Mendengar pertanyaan Alzyas, Narina dan yang lainnya saling lempar pandang kemudian tertawa, Alzyas yang tidak tahu apa-apa hanya bisa clingak clinguk karena sepertinya ada yang tidak dia ketahui.
" apaan sih? ada yang nggak gue tau ya? " lanjut Alzyas, gadis itu pun menatap Aditya meminta jawaban dari lelaki itu namun Aditya hanya mengangkat kedua bahunya.
" si Denny baru aja di putusin sama pacarnya!! sok ganteng sih " ucap Joko
" mangkanya jangan jadi cowok player bro!!! " sambung Arga menepuk pundak Denny
" sebenarnya gue sih emang udah lama mau mutusin tu cewek, tapi gue kasian jadi ya udah gue buat masalah aja, dengan cara cari cewek yang lebih cantik dari dia! " sahut Denny dengan percaya dirinya
" ngeles aja Lo kayak angkot!!! " ucap Joko
" playboy Lo!!!! " ujar Shasa
" idihhhhhhh bener-bener ya Lo!!! sok ke gantengan banget sih " ujar Narina dengan sinis
" emang gue ganteng " Denny mengedipkan matanya kearah Narina, sedangkan gadis itu hanya bergidik sinis. Aditya dan Sammy hanya tersenyum melihat Denny yang terlihat sangat percaya diri. Karena sejatinya Denny memang tampan dengan wajah bulenya.