Dengan raut wajah yang penuh dengan emosi, Malika membersihkan toilet siswi seorang diri. Dirinya terus menggerutu dan sumpah serapah terus dia lontarkan.
" apa Lo liat-liat!!!!!! " Malika langsung memarahi setiap siswi yang masuk kedalam toilet dan memandang nya dengan tatapan mengejek
" Lo liat aja Milly, gue akan balas Lo lebih parah dari ini " batin Malika tatapan matanya menyiratkan kebencian, kemudian Malaika melanjutkan hukuman nya.
Alzyas, Narina dan Shasa masuk ke toilet dengan beriringan terlihat Malika sedang membersihkan wastafel, keringat sudah membasahi wajah mulus nya, bahkan seragam Malika sudah terlihat berantakan.
" Bahahahahahahahah, Lo pasti di hukum, aduhhhh kasian nya anak mama!!!!! " Narina tertawa terbahak-bahak, bahkan dirinya tak menghiraukan tatapan tajam dari Malika
" mangkanya, jangan buat ulah " Shasa juga ikut mengomentari Malika, berbeda dengan Alzyas yang terlihat tidak perduli
" Diem Lo berdua!!!!!!!!!! " Malika menghentakkan kakinya dengan kesal lalu melihat ke arah Alzyas " ini semua gara-gara adik Lo!!!! " tunjuk Malika pada Alzyas sedangkan Narina dan Shasa hanya saling pandang.
" kalo Lo bermasalah sama Milly nggak usah bawa-bawa gue, karena nggak ada kaitannya sama gue " Ujar Alzyas dengan santai, kemudian berlalu pergi.
" bye Loser!!!!!!!! " Narina dan Shasa tersenyum sinis kemudian mengikuti langkah Alzyas
Aaaaaarrrggggghhhhhhhhh!!!!!!!!
Malika menendang ember yang tak jauh dari kakinya, emosinya sudah menggebu-gebu.
Suara riuh di bangku penonton menjadi semangat untuk tim basket yang sedang berlatih. Peluh keringat sudah membasahi wajah Aditya dan timnya, namun tak melunturkan ketampanan mereka.
" Aditya!!!! "
" Aditya!!!! "
" Sammy!!!! "
" Denny!!!! "
" Arga!!!! "
" Joko!!!! "
Pekikan suara siswa-siswi terus bergema menyebut nama kelima laki-laki yang paling di cari di sekolah mereka bukan hanya karena mereka tampan dan kaya, melainkan juga prestasi-prestasi yang sudah mereka raih di sekolah maupun di luar sekolah yang sudah mengharumkan dan membanggakan nama sekolah.
" HuH!!!!!!!! " Aditya menghela nafas lelah, menghabiskan satu botol air mineral.
" kita harus latihan lebih ekstra lagi, karena turnamen nya tinggal dua hari lagi " Sammy merebahkan tubuhnya di samping Joko
" bener banget, gue setuju sama Sammy " sambung Denny. dan di setujui oleh Arga beserta Joko.
Malika baru saja menyelesaikan hukumannya, tubuhnya seperti remuk redam, dengan langkah kaki tergontai Malika mencari Mega dan juga Rani yang ternyata sedang duduk santai di bangku penonton di lapangan basket.
" tega banget ya Lo berdua!!!! bukannya bantuin gue malah asik duduk disini!!!!! " suara Malika sudah terdengar sangat marah.
Mega dan Rani hanya tersenyum kikuk saat Malika datang, mereka berdua memang sengaja meninggalkan Malika seorang diri karena mereka tahu bahwa Malika akan melimpahkan hukumannya kepada mereka berdua.
" sorry, soalnya kita liat tim basket latihan " ragu-ragu Mega menunjuk ke arah Aditya dan teman-temannya yang sedang beristirahat.
Malika mengalihkan pandangannya pada sosok laki-laki yang menjadi pujaan hatinya. Dirinya selalu terpesona melihat ketampanan wajah Aditya.
" Lo mau kemana? " Rani menghentikan langkah kaki Malika
" mau kesana lah, liat pujaan hati " Ujar Malika dengan antusias
" dengan tampang kucel gitu? itu nggak banget Loh Malika " ujar Mega dengan wajah yang meringis.
" bener!!! seenggaknya rapiin dulu seragam Lo " tambah Rani, membuat Malika tersenyum masam lalu beralih kembali menuju toilet diiringi oleh Mega dan Rani di belakang nya.
" Guys, gue duluan ya ganti baju " Aditya beranjak dari duduknya kemudian berlalu pergi mendahului keempat sahabatnya.
Aditya mengedarkan pandangannya keseluruhan sudut sekolah, mencari seseorang yang sudah tadi mengacau pikiran nya.
Gelak tawa tiga orang gadis, membuat Aditya menghentikan langkah kakinya, ternyata orang yang sedari tadi dia cari berada di depan ruang OSIS.
" syuuuuutt tuh, ada pangeran " bisik Narina pada Alzyas dan Shasa
" Demi Patrick yang tinggal di rumah batu, Aditya bener-bener handsome, guys!!!! wajar aja dia di juluki most wanted sekolah " Shasa ikut berbisik " eh itu kayak nya dia jalan ke arah Kita deh " sambung nya
Benar saja saat ini, Aditya sudah berdiri di hadapan Alzyas, membuat Narina dan Shasa merasa jadi penghalang bagi mereka berdua.
" Alzyas, kita duluan ke kelas yah " Dengan cepat Narina menarik tangan Shasa untuk pergi meninggalkan Aditya dan Alzyas.
Belum ada yang mengeluarkan suara, Aditya dan Alzyas masih saling menatap dan masih terlihat canggung.
"gue mau ngajak Lo nonton " spontan, tanpa basa-basi Aditya langsung menyampaikan ke inginannya, kedua bola mata Alzyas membulat.
" demi apa???? Ni balok es ngajak gue nonton " batin Alzyas yang diam-diam tersenyum.
" gimana, Lo mau nggak? " tanya Aditya, membuat Alzyas tersentak
" Hmmm gue- " Alzyas sedikit gugup, dan menundukkan pandangan nya " iya gue mau " cicitnya
Aditya tersenyum puas, setidaknya langkah pertamanya untuk mendekati Alzyas sudah berhasil dan tinggal langkah selanjutnya.
" ok, kalo gitu nanti malam jam tujuh gue jemput Lo di rumah " Aditya mencolek hidung mancung Alzyas sebelum berlalu pergi
Perlakuan manis Aditya membuat Alzyas menjadi salah tingkah, menatap punggung laki-laki itu yang menghilang dari balik tembok kelas.
" Aditya ngomong apa sama Lo? " Narina langsung menghampiri Alzyas yang baru saja masuk kelas dan duduk di kursi nya
" atau dia nembak Lo? " sambung Shasa yang ikut menghampiri Alzyas dan Narina
" Aditya ngajak gue nonton " Alzyas yang menyembunyikan rona bahagia nya
" What???????? dia ngajak Lo nonton " Narina dan Shasa terlonjak kaget, suara tinggi mereka membuat semua siswa-siswi yang berada di kelas memandang kearah mereka.
Dengan cepat, Alzyas membekap mulut kedua sahabatnya itu, lalu tersenyum canggung pada teman-teman dikelas nya
" kaget kalian lebay tau nggak!!!!!! " Alzyas menekankan suaranya.
" kita berdua emang kaget beneran " ujar Shasa dan di angguki oleh Narina, Alzyas hanya diam saja namun hatinya begitu berdebar.
********
Hembusan angin malam menerpa tubuh Emely yang duduk sendiri di balkon kamarnya. Masih teringat dengan jelas saat kedua tangannya menyerahkan Alzyas yang masih berumur satu bulan ke tangan Kirana dan juga Raka. Airmata nya terus menetes saat gema suara tangis bayi yang mengusik telinga nya.
" andaikan waktu dapat ku putar " lirih Emely
" Kirana, maafkan aku.... maafkan semua kesalahan yang sudah aku perbuat.... tidak seharusnya aku membohongi kamu dan papa yang sudah sangat berjasa pada kehidupan ku " Emely membekap bingkai foto Kirana sewaktu masih kecil yang masih dia simpan dengan rapi.
Alzyas baru saja selesai berdandan, rambut panjangnya dia sanggul asal namun tetap terlihat rapi, kemudian mengenakan dress selutut berwarna biru pastel berlengan panjang tak lupa juga dengan snakers putihnya, wajah nya hanya di poles dengan make-up natural karena meskipun tidak memakai make-up Alzyas sudah terlihat sangat cantik.
" Kak Zyas mau kemana? " tanya Milly saat melihat Alzyas menuruni tangga
Mendengar pertanyaan Milly, Raka yang sedari tadi sibuk dengan tontonan nya di tv kini mengalihkan pandangan nya pada Alzyas.
" Daddy, aku mau jalan sama temen " Alih-alih tak ingin menjawab pertanyaan Milly, Alzyas justru berpamitan pada Raka.
" hati-hati ya sayang, pulang nya jangan larut malam " balas Raka
" perginya sama Narina dan Shasa ya? " tanya Milly lagi
Alzyas memutar kedua bola matanya dengan malas " kepo banget sih Lo!!!!! " Alzyas sungguh tidak ingin beradu argumentasi dengan Milly, dirinya lebih memilih berlalu pergi setelah bersalaman dengan sang ayah.
Di depan gerbang, sebuah mobil sport sudah terparkir disana seorang laki-laki tampan berdiri dengan santai di depan pintu mobil dengan berpangku tangan. Laki-laki itu mengenakan jeans hitam dan kaos putih serta di lapisi dengan kemeja hitam yang membalut tubuh nya yang tegap, rambut hitam pekat laki-laki itu juga tertata rapi, kedua bola mata coklat itu berbinar melihat seorang gadis cantik yang berjalan menghampiri nya.
" maaf ya lama nunggu "
" nggak apa-apa kok, kita nggak pamit dulu sama bokap Lo? "
" nggak usah, tadi gue juga udah pamit kok, berangkat sekarang? "
Aditya hanya tersenyum lalu beralih membuka kan pintu mobil untuk Alzyas. Dari jarak yang tidak terlalu jauh, seorang gadis menatap kesal ketika mobil yang dikendarai oleh Aditya perlahan melaju pergi.
Hiruk pikuknya jalanan ibu kota tak menjadi penghalang untuk Alzyas dan Aditya, sampai akhirnya mobil yang di kendarai nya berhasil terparkir dengan rapi di salah satu mall terbesar di Jakarta.
Mereka berdua berjalan berdampingan, tanpa mereka sadari jari jemari mereka sudah saling bertautan menyatu. Dan sepertinya dua balok es kini sedikit demi sedikit mulai mencair.
" thanks ya Lo udah ngajakin gue nonton "
Setelah dari bioskop, Aditya mengajak Alzyas untuk makan malam bersama di salah satu restoran yang terletak di mall tersebut.
" gue yang seharusnya ngomong kayak gitu, karena Lo udah mau gue ajak nonton "
" habis ini, kita mau kemana lagi? "
Aditya melirik jam kecil yang melingkar di pergelangan tangan nya, waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam
" kayak nya kita langsung pulang aja deh... gue takut nanti bokap Lo ngamuk kalo anak gadis nya pulang kemaleman " Aditya terkekeh
" iya juga sih, besok juga kita sekolah " balas Alzyas, Aditya menatap lekat wajah cantik itu.
" Lo kenapa liatin gue gitu banget " Alzyas sedikit merasa risih karena laki-laki itu menatapnya begitu tajam
Aditya sedikit salah tingkah dan canggung, ketika Alzyas memergoki nya,