Chereads / ALZYAS / Chapter 18 - Ulang Tahun Milly

Chapter 18 - Ulang Tahun Milly

Aditya berjalan di koridor seorang diri, setelah sekolah sepi karena semua siswa dan siswi sudah pulang, dan seperti biasa Aditya akan pulang terkahir sekali, bahkan penjaga sekolah sudah mulai untuk mengunci kelas satu persatu.

Saat hendak melewati ruang kesenian, Aditya melihat siluet seorang gadis yang dia kenal memasuki ruangan itu. Aditya berjalan mengendap-endap seperti seorang pencuri untuk melihat apa yang dilakukan oleh gadis itu di ruang kesenian.

Gadis itu begitu telaten menggerakkan jari-jemari nya yang memegang kuas dan mulai menggambar sesuatu di kanvas dengan cat warna-warni. Aditya memang tak dapat melihat wajah gadis itu, karena dia memunggungi nya namun Aditya tahu siapa gadis itu.

" ternyata dia jago juga ngelukis " batin nya berdiri dengan santai di depan pintu

" Loh, Den Aditya ngapain disini "

Aditya dengan cepat membekap mulut satpam itu, agar gadis yang sedang melukis didalam ruangan tidak mendengar suara mereka

" syuuuuutt, Pak Mugi jangan berisik " Aditya mengecilkan suaranya

" ada apa Den?

" di dalem lagi ada yang ngelukis " bisik Aditya

Satpam yang bernama Mugi itupun ikut mengintip dari balik pintu, memang benar ada seorang siswi yang sedang melukis di ruangan kesenian.

" itu bukannya siswi baru ya Den? " satpam itu ikut mengecilkan suaranya, Aditya tersenyum kecil lalu mengangguk.

Hampir satu jam Aditya dan Pak Mugi berdiri di balik pintu, gadis itu hampir menyelesaikan lukisannya namun tiba-tiba ponsel nya berdering.

" iya, aku datang " jawab nya datar setelah mengakhiri panggilan suara dari ponselnya.

Gadis itu membereskan semua alat lukisnya, sejenak gadis itu memandang lukisannya sebelum beranjak pergi, begitu gadis itu hendak keluar Aditya dan pak Mugi dengan cepat bersembunyi di balik pot bunga yang besar, beruntung gadis itu tidak melihat kehadiran kedua laki-laki berbeda generasi itu.

Aditya melangkah kan kakinya masuk kedalam ruangan untuk melihat gambar yang dilukis oleh gadis tadi. Aditya diam membeku saat melihat gambar itu, perlahan tangan nya tergerak untuk menyentuh kanvas yang sudah di penuhi oleh gambar persis seperti wajah nya.

Yah, gambar pada kanvas itu adalah gambar wajah Aditya, kedua sudut bibir Aditya melengkung keatas membentuk senyuman.

" eleh-eleh gambar nya teh mirip pisan sama wajahnya Den Aditya " puji Pak Mugi " mau dibawa kemana Den lukisannya? " tanya pak Mugi saat Aditya membawa nya

" mau saya bawa pulang pak "

" loh, kenapa di bawa pulang, nanti kalo yang punya lukisan cariin Gimana atuh Den? "

" bapak jangan khawatir, ini akan menjadi urusan saya " ujar Aditya yang mencoba meyakinkan pak Mugi, kemudian laki-laki yang hampir berumur 50 tahun itupun mengangguk " tapi ingat, ini hanya akan jadi rahasia kita berdua, jangan sampe ada yang tahu, Ok Pak " Aditya mengangkat ibujarinya dan di balas oleh pak Mugi pertanda setuju.

Alzyas merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang berukuran king size itu, menatap langit-langit kamarnya. Kepalanya terasa sangat berdenging mendengar kebisingan di taman belakang rumahnya.

Taman besar di belakang rumah di sulap menjadi semegah mungkin untuk acara ulangtahun Milly, sudah banyak balon berwarna merah muda menghiasi taman, Alzyas hanya memandang mereka yang sedang sibuk mendecor dari balkon kamarnya, di sana juga ada Emely dan Milly yang ikut mengatur beberapa hiasan di taman, Alzyas tersenyum miris.

" kalian sangat bahagia diatas penderitaan ku, kalian menghancurkan kehidupan ku dan ibuku, kalian sudah menyebabkan aku kehilangan kasih sayang seorang ibu, bahkan kalian juga yang sudah merebut kebahagiaan ku!!! " Alzyas menatap Emely dan Milly dengan penuh kebencian, air mata menetes membasahi pipi Alzyas, dengan kasar Alzyas mengusap air mata nya.

Alzyas memandang gaun berwarna putih yang sudah tertata rapi di atas ranjangnya, Alzyas sengaja datang terlambat ke butik agar tidak ikut fitting gaun bersama Emely dan Milly siang tadi. Namun ternyata tanpa terduga, Emely sudah menyiapkan gaun untuk Alzyas tanpa harus menunggu Alzyas lagi. Bahkan gaun itu ternyata lebih bagus dari yang akan dikenakan oleh Milly nantinya.

" anda pikir, dengan memberikan aku gaun ini, aku akan melupakan semua kejadian itu, tentu tidak aunty... aku akan selalu mengingat itu, mengingat dimana ibuku meninggal tepat dimana anda datang bersama suami ibuku " Alzyas meremas gaun itu dengan sangat kencang hingga menunjukkan pembuluh darah di punggung tangan nya.

" dan apa anda pikir dengan menyuapi ku makan aku bisa dengan mudah memaafkan anda, tentu tidak semudah itu " kilat mata Alzyas menunjukkan betapa bencinya dirinya pada Emely.

Keesokan harinya, di dapur beberapa art sibuk menyiapkan makanan yang akan dihidangkan untuk acara pesta ulang tahun Milly, dengan langkah santai Alzyas menuruni anak tangga.

" non Zyas mau sarapan? " bik Sumi menghampiri Alzyas

" nanti aja bik, bik Sumi lanjutin aja masak nya " Alzyas langsung berlalu pergi tanpa menunggu jawaban bik Sumi lagi.

Alzyas melihat Milly sedang bicara dengan seseorang halaman depan rumah dan ternyata itu adalah Farah dan Indah sahabat Milly.

" gue nggak sabar nunggu acara nanti malem " Milly terlihat sangat bersemangat

" gue yakin nanti malam pasti akan menjadi pesta terindah Lo " ujar Indah

" terus gimana sama rencana Lo? " tanya Farah

" aman, pokoknya nanti malem, gue akan buat Aditya terpesona liat gue, dan potongan kue spesial bakalan gue kasih ke Aditya, dan di hadapan semua orang gue bakalan bilang kalo gue sayang sama dia- "

" Uhuk Uhuk Uhuk Uhuk " Alzyas tersedak saat mendengar rencana yang akan dilakukan oleh Milly

Milly, Farah, dan Indah serentak menoleh ke ambang pintu, dan nampak Alzyas berdiri disana. Milly menutup mulutnya dengan rapat.

" kak Alzyas " gumam Farah dan Indah serentak

" Kak Zyas ngapain disitu, kak Zyas nguping ya " tuduh Milly dengan kesal

Alzyas memutar bola matanya dengan malas, lalu berpangku tangan menatap ketiga gadis itu dengan bergantian.

" ini juga rumah gue, So terserah gue mau dimana aja!!!! lagian gue juga nggak minat tuh dengerin cerita sampah kalian " ujar Alzyas dengan sarkasme, Milly dan kedua temannya kehilangan kata-kata.

" ampun, pedes banget sih mulut Kakak Lo " ucap Indah, Milly tak menggubris ucapan Indah.

" sebenarnya, dia Kakak kandung Lo atau gimana sih? " tanya Farah dengan penasaran.

" dia Anak dari istri kedua bokap gue "

" ha? serius? gimana ceritanya istri kedua bokap Lo, sedangkan Alzyas aja lebih tua satu tahun dari Lo " Indah ternganga, dan Farah mengangguk

" singkat cerita, nyokap gue itu istri pertama tapi karena nyokap nya Alzyas cinta mati sama bokap gue mangkanya, nyokap gue dengan berbesar hati ngizinin bokap gue untuk nikah lagi sama nyokap Alzyas. Saat mereka nikah lahir lah Alzyas, tapi bokap gue nggak bisa terus-terusan sama nyokap Alzyas mangkanya bokap gue balik lagi sama nyokap gue dan hadirlah gue "

" ya ampun, jahat banget sih nyokap nya Alzyas " ujar Indah

" bearti nyokap nya Alzyas pelakor dong? " tanya Farah

" ya, begitu lah " Milly mengangkat kedua bahunya " sorry Alzyas, gue udah bener-bener muak sama sikap dingin Lo ke gue dan nyokap " batin Milly dengan tersenyum licik. Farah menatap Milly dengan intens.

Malam yang ditunggu oleh Milly pun tiba, semua teman-teman yang diundang Milly sudah memenuhi taman dan menikmati makanan ringan yang sudah di sediakan. Raka dan Emely juga sudah berada disini berada di kedua sisi Milly untuk menyambut semua undangan.

" Alzyas mana, kenapa dia belum muncul " ucap Raka

" biar Mommy liat kekamar nya " dengan cepat Milly menahan Emely

" Mommy disini aja, masak anak nya yang lagi ulang tahun ditinggal sih, nanti juga kak Zyas turun tadi bik Sumi udah Milly suruh manggil kak Zyas kok " ucapnya, Emely pun kembali pada tempatnya

Aditya, Sammy, Arga, Joko, dan Denny pun tiba beriringan dengan Malika, Mega dan Rani di susul oleh Narina dan Shasa.

" decoration nya keren juga " puji Mega

" kok gue nggak liat Alzyas ya " ujar Malika

" iya gue juga " sambung Rani.

" nggak di undang mungkin " celetuk Mega

" mana mungkin, kan katanya mereka saudaraan jadi nggak mungkin tu cewek balok es nggak nongol " sahut Malika

Aditya dan yang lainnya hanya diam saja tak menimpali ucapan Malika dan kedua temannya.

" sebenarnya Lo dateng kesini untuk ulang tahun Milly, atau mau nyelidikin Alzyas sih " ujar Narina dengan sinis

" santai woy, nggak usah ngegas!!!! " sahut Rani

" diem Lo badut ancol!!!! " balas Narina

Belum sempat Rani menjawab, Denny lebih dulu menghalangi nya

" malu!!!! ini acara orang, kalo kalian mau berantem keluar sana jangan disini " ujar Denny dengan tegas membuat Narina maupun Rani tak berkutik.

Pandangan Aditya terus berkelana di setiap sudut mencari seseorang yang sudah memenuhi hati dan pikirannya.

" Lo cari dia kan " bisik Arga, Aditya diam membeku " come on Aditya, buang jauh-jauh gengsi Lo " batin Arga yang merasa di acuhkan oleh Aditya.

Suara tepukan tangan bergemuruh setelah Milly meniup lilin kue ulang tahunnya, Emely dan Raka tersenyum melihat kebahagiaan Milly malam ini. Alzyas berdiri di atas balkon kamarnya memandang keramaian disana. Hatinya begitu terasa sakit melihat Raka dan Emely yang bergantian memeluk Milly dengan penuh kasih sayang, airmata Alzyas kembali jatuh tanpa permisi.

Tok Tok Tok

" siapa!!!! " Alzyas meninggi kan suaranya

" maaf Non, ini bik Sumi.... Non Alzyas sudah di tunggu Tuan dan Nyonya " sahut bik Sumi di balik pintu kamar Alzyas yang masih tertutup rapat.

" nonsense!!!!!!! mereka nungguin gue " gumam Alzyas.

" Non- " Bik Sumi terkejut saat pintu terbuka, dirinya memandang Alzyas dari ujung kaki hingga ujung kepala.

" ya Allah Gusti, non Alzyas cantik sekali " puji bik Sumi dengan mata berbinar.

Alzyas mengenakan gaun berwarna putih selutut, wajah nya sudah dipoles dengan makeup yang tidak terlalu tebal, rambut panjangnya yang bergelombang dibiarkan terurai, serta memakai heels yang senada dengan gaunnya.