Alzyas merebahkan tubuhnya di atas ranjang, hari ini begitu sangat melelahkan baginya, belum lagi pelajaran sekolah yang harus menguras habis otaknya, dan Alzyas butuh hiburan untuk itu.
Alzyas mencoba memejamkan matanya, namun bayangan Aditya terus berlalu lalang dipikirannya, membuat Alzyas semakin tidak bisa tidur.
TOK TOK TOK TOK
Terdengar suara ketukan pintu, Alzyas menggeram kesal karena ada saja orang yang menggangu istirahat nya. Dengan langkah kaki yang tergontai, Alzyas membuka pintu kamarnya, nampak Milly berdiri disana.
" ada apa? "
" Lo di panggil sama Daddy di ruang keluarga "
Milly dan Alzyas beriringan berjalan menuju ruang keluarga, di sana Emely juga sudah duduk tepat di samping Raka.
" baiklah, karena semua nya sudah berkumpul Daddy mau bilang kalau, Daddy ingin mengajak kalian dinner bareng di luar "
" wahhhhhhhhh asiikkkkkkk udah lama kan kita nggak jalan sekeluarga " Emely sangat antusias, berbeda dengan Alzyas yang tak merespon
" kalo gitu Milly siap-siap ya " Milly langsung menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
" kamu juga siap-siap yah sayang " bujuk Emely, pada Alzyas yang masih berdiam diri
Tanpa mengeluarkan satu kata pun, Alzyas beranjak dari duduknya kemudian beralih menuju kamarnya kembali.
Raka mengusap pundak Emely yang terus menatap Alzyas dengan penuh kerinduan. Alzyas putri yang dia lahirkan 16 tahun yang lalu, dan terpisah karena keadaan yang memaksa.
" aku ingin sekali memeluk nya mas, aku ingin sekali menumpahkan segala kerinduan ku pada anakku " lirih Emely
" bersabarlah Emely, kita akan terus mencoba mengambil kembali hati putri kita, putri semata wayang kita " ujar Raka
" jangan lupa, kita juga memiliki Milly mas.... walau bagaimanapun Milly sudah seperti anak ku sendiri " balas Emely
" tentu sayang, Milly juga putri kita, walaupun dia bukan dari darah kita " Raka langsung memeluk Emely dengan penuh haru.
Semua orang tahu bahwa Raka Pratama Yudha hanya memiliki satu orang putri, namun tak banyak yang tahu nama putrinya.
Selama Raka menikah dengan Kirana, laki-laki itu sama sekali tidak pernah menyentuh Kirana ataupun meminta hak nya sebagai suami, sehingga Raka tak memiliki keturunan dari Kirana, sedangkan Kirana sendiri mengabdi kan dirinya pada Raka sebagai istri yang patuh, bahkan saat Raka datang dengan membawa Alzyas kecil, Kirana menyambutnya dengan penuh bahagia, Kirana merawat dan membesarkan Alzyas dengan penuh cinta dan kasih sayang, tak pernah sekalipun wanita itu menyakiti ataupun bersikap kasar pada Alzyas. Tapi satu hal yang tidak pernah Kirana tahu, bahwa Raka tidak pernah meninggalkan atau pun menceraikan Emely.
Laki-laki itu selalu mengunjungi Emely tanpa sepengetahuan Kirana tentunya. Dirinya tetap memberikan nafkah lahir dan batin pada Emely.
Setelah melahirkan Alzyas, Emely di vonis oleh dokter bahwa dirinya tidak akan pernah bisa hamil lagi, dikarenakan kesehatan Emely.
Banyak yang bertanya siapa Milly?
Milly adalah anak dari seorang wanita yang malang, kedua orang tua Milly menjadi korban tabrak lari, dan saat itu Emely juga berada di tempat kejadian. Kejadian itu juga mengingatkan Emely pada kematian kedua orangtuanya.
Ayah Milly meninggal di tempat, sedangkan Ibu Milly yang sedang mengandung dirinya saat itu masih sempat di bawa kerumah sakit oleh Emely, namun setelah kelahiran Milly, ibunya pun meninggal dunia. Karena tak ingin nasib Milly sama seperti nya saat tinggal di panti asuhan, Emely memutuskan untuk mengangkat Milly sebagai anaknya dan itu juga di setujui oleh Raka.
Saat Milly berumur 10 Tahun, Emely menceritakan semua kebenaran tentang dirinya, awalnya Milly tidak menerima kenyataan bahwa ternyata dia bukan dari anak Raka dan Emely, namun lambat laun Milly akhirnya bisa menerima semua nya. Dan sejak saat itu Raka memutuskan tidak akan pernah mengungkit kisah kedua orang tua Milly, dan mengatakan pada semua orang bahwa Milly adalah putrinya.
" Milly sudah siap, ayo kita berangkat!!!!!!! " ajak Milly dengan begitu antusias.
" ayo sayang, tapi sebelum itu kita tunggu kak Zyas dulu ya " ujar Emely, Milly hanya mengangguk tanpa menjawab.
Beberapa saat kemudian Alzyas turun lalu menghampiri Raka, Emely dan Milly. Akhirnya mereka pun pergi bersama. Emely bahagia bukan main, karena keinginan kecilnya untuk jalan-jalan bersama dengan Alzyas akhirnya terpenuhi.
Raka mengajak keluarga kecilnya ke salah satu restoran ternama di ibukota, sepanjang jalan Emely dan Milly bergandengan tangan, sesekali Emely melirik Alzyas yang berada di rangkulan suaminya. Dirinya tidak ingin gegabah, perlahan tapi pasti Emely yakin, bahwa dia akan berhasil mencair kan hati putrinya yang masih membeku.
" Milly, mau pesen seafood aja " ucap Milly setelah membaca semua menu makanan
" kalo Daddy di samain aja sama punya Mommy " balas Raka " kamu mau pesen apa sayang " tanya Raka pada Alzyas
" air putih aja " jawab Alzyas sekenanya
Raka dan Emely saling pandang, begitu juga dengan Milly, namun Milly tak ambil pusing dengan apa yang di ucapkan oleh kakaknya itu dirinya justru terlihat santai.
" kenapa kamu nggak pesen makanan juga sayang? " ujar Emely dengan ragu-ragu
" masih kenyang " jawabnya singkat, Raka menghela nafas lelah
" kalo Alzyas, nggak suka sama tempat ini kita bisa pindah kok sayang " ujar Emely lagi
" tapi Milly suka tempat ini Mom..... please jangan pindah ya Dad... " Ucap Milly dey memelas
Alzyas tersenyum sinis pada Milly yang bersikap manja pada Emely dan Raka, sungguh itu benar-benar membuat nya sangat muak.
" Alzyas, tolong lah hargai Daddy " Raka kembali mengeluarkan suara
" ya udah, kalian aja yang makan " jawab Alzyas dengan ketus
Emely menahan lengan Raka, agar tidak semakin memperkeruh situasi. Dirinya sangat takut jika ayah dan anak itu kembali berdebat seperti beberapa hari yang lalu.
" baiklah kalau Alzyas nggak mau makan, kalau begitu Mommy juga nggak akan makan " ucap Emely, membuat Alzyas sedikit terkejut
" loh kok gitu sih Mom..... " Milly tak terima dengan apa yang dikatakan oleh ibunya
" untuk apa seorang ibu makan, kalau salah satu dari anaknya nggak makan " Emely tersenyum lembut pada Milly
" ayolah kak, Lo pesen makan juga.... masak Lo tega sama Mommy "
" gue nggak minta nyokap Lo ngelakuin itu, dia sendiri yang ngambil keputusan!!!! "
Emosi Raka kembali meradang saat mendengar kalimat yang di lontarkan oleh Alzyas.
" Alzyas!!!!!!! jaga bicara kamu!!!!!! " Wajah Raka sudah merah padam
Beruntung saat ini mereka berada di private room, sehingga tak ada yang mendengar perdebatan mereka.
" mas Raka.... sudah "
" anak ini sudah kelewatan Emely, semakin hari dia semakin kurang ajar!!! "
" sudah, cukup mas ini hanya masalah kecil jangan di perpanjang " Emely terus berusaha menenangkan suaminya.
Alzyas sama sekali tak menanggapi kemarahan sang ayah.
" mau kemana kamu? " tanya Raka saat Alzyas hendak beranjak dari duduknya.
" pulang, untuk apa aku berada disini, dan seharusnya dari awal aku nggak usah ikut kalian, kalian sungguh keluarga yang sangat harmonis, penuh dengan kebahagiaan dan keceriaan.... sedangkan aku? Aku hanya seorang anak yang malang, yang kehilangan kasih sayang ibunya!!!! " Alzyas sangat santai mengucapkan itu tanpa merasa bahwa kalimat itu menusuk hati kedua orang dewasa yang ada di hadapannya.
Tanpa sadar, Emely menetes kan air matanya sesakit itu kah hati putrinya, separah itu kah luka batin anaknya saat ini.
" maaf kan Mommy Alzyas, maafkan Mommy " hati Emely sangat ingin memeluk Alzyas nya saat ini, dia benar-benar ingin memeluk putri kecilnya.
Tak ingin menunggu lama, Alzyas meninggalkan mereka bertiga yang masih berdiam diri di sana, dan lagi-lagi Raka harus menelan pil pahit.
Entah kemana langkah kaki Alzyas membawa nya, saat ini Alzyas benar-benar sangat merindukan Kirana, orang yang selalu mendekap nya dengan dalam, orang yang tak pernah membiarkan dirinya menangis. Alzyas duduk di bangku pinggir jalanan, melihat hiruk pikuk suana malam di ibukota.
Hujan sudah membasahi kota Jakarta, banyak orang yang berlari untuk mencari tempat berteduh tapi tidak dengan Alzyas, dia masih duduk di tempat itu membiarkan air hujan membasahi tubuhnya agar dapat menutupi airmatanya.
Aditya, dan Arga baru saja keluar dari cafe, mereka baru saja menghadiri acara ulangtahun teman SMP mereka. Aditya menghentikan mobilnya saat lampu merah menyala. Arga bersenandung mengikuti lirik lagu yang di putar oleh Aditya.
Saat Arga memandang keluar jendela, dia melihat seorang wanita yang dia kenal sedang duduk sendiri di seberang sana di tengah hujan lebat, berkali-kali Arga menajam kan penglihatan nya.
" gue nggak salah liat kan " ujar Arga
" apaan? " Aditya sedang mengetik di ponselnya membalas pesan dari Sammy
" itu kayak Alzyas deh "
Mendengar nama Alzyas, Aditya langsung mengikuti arah pandang Arga.
" bener itu Alzyas, dia ngapain hujan-hujanan, nggak mungkin kan di rumah nya nggak ada air untuk mandi "
" come on Arga itu nggak lucu!!! " balas Aditya
" Lo mau kemana? " tanya Arga saat melihat Aditya memakai jaket nya dan membuka pintu mobil
" gue mau nyamperin Alzyas, Lo bawa mobil gue dan gue tunggu Lo di seberang sana!!!! " Aditya berlari dengan cepat menerobos hujan lebat.
Alzyas terkejut saat tangan nya di tarik secara paksa oleh laki-laki, dan membawa nya ketepi halte untuk berteduh.
" gue udah pernah bilang sama Lo, kalo punya otak itu di pakek!!!!!!!! ngapain Lo hujan-hujanan kayak gitu, kalo Lo sakit gimana!!!!!!! "
Alzyas menatap datar laki-laki yang saat ini sedang memarahi dirinya.
" sebenarnya masalah apa sih yang lagi Lo hadapin sampe-sampe Lo nggak bisa pakek otak Lo dengan benar untuk mikir HUH!!!!!! "
Nafas Aditya sudah tersengal-sengal, karena emosi dengan jalan pikiran Alzyas yang menurutnya itu sangat buruk.