Chereads / ALZYAS / Chapter 15 - Patah Hati

Chapter 15 - Patah Hati

" Gue suka dan sayang sama Lo, gue pengen Lo jadi pacar gue, Lo mau kan? " senyum manis itu tak pernah pudar dari wajah cantik Malika

Aditya tidak pernah berfikir, jika Malika mempunyai keberanian untuk menyatakan cintanya tanpa berfikir jawaban apa yang akan dia dapat.

" Malika, gue juga sayang sama Lo " ucap Aditya, membuat senyum di wajah Malika semakin melebar. Aditya terkejut tiba-tiba Malika langsung memeluk nya. Aditya tak membalas pelukan Malika, dirinya hanya diam terpaku.

" gue nggak nyangka kalo Lo juga sayang sama gue, gue pikir Lo benci sama gue " ujar Malika,

Baru saja hendak menjawab tiba-tiba bola mata Aditya membulat dan tubuhnya menegang apa lagi saat ini dirinya tengah di peluk oleh Malika, melihat wanita yang sedari tadi dia cari kini ada dihadapannya, menatap nya datar dan sulit untuk diartikan.

Tak ingin berlama-lama melihat yang sudah merusak suasana hatinya, wanita itu pergi dengan rasa kecewa, dan itu semua tak luput dari pandangan Aditya.

" Malika Lo salah paham " Aditya melepaskan pelukan Malika " gue emang sayang sama Lo, tapi sebagai seorang teman, nggak lebih "

Malika menatap Aditya tak percaya, senyum yang sedari tadi mengembang di wajah nya perlahan luntur.

" gue minta maaf, tapi gue nggak bisa sayang sama Lo lebih dari sekedar teman " ucap Aditya

" sekali lagi gue minta maaf, gue harap Lo ngerti, kalo perasaan nggak bisa di paksain " setelah mengucapkan itu, Aditya langsung berlalu pergi tanpa menoleh ke arah Malika yang sudah menetes kan air mata.

Diam-diam di balik dinding kelas, seorang wanita tersenyum penuh kemenangan karena cinta Malika sudah di tolak mentah-mentah oleh Aditya.

" Alzyas... "

" Alzyas..... "

" Alzyas... "

Alzyas terus berjalan dengan cepat, tak menghiraukan sedari tadi Aditya yang terus memanggil namanya dan mengejarnya.

" Alzyas tunggu... " Aditya berhasil meraih pergelangan tangan Alzyas

" kenapa Lo lari "

" karena Lo terus ngejerin gue "

" tapi kenapa Lo harus lari "

" ya nggak apa-apa, kaki-kaki gue jadi terserah gue dong mau lari kek, jalan kek, nggak ada urusan nya sama Lo " ujar Alzyas dengan ketus

Aditya menatap nya dengan dingin, kemudian menarik tangan Alzyas untuk ikut bersamanya

" eh Lo mau bawa gue kemana " Aditya tidak menghiraukan Alzyas yang terus memberontak

" Aditya lepas!!!! gue bukan kambing "

" mangkanya Lo nggak usah berontak kalo nggak mau gue seret " Alzyas terdiam, kemudian berhenti untuk memberontak dan dengan pasrah mengikuti langkah kaki Aditya yang entah akan membawanya kemana.

Setelah sampai ketempat yang di inginkan oleh Aditya, barulah laki-laki itu melepaskan pergelangan tangan Alzyas. Aditya membawa Alzyas ke roftoop gedung sekolah. Alzyas mengedarkan pandangannya melihat pemandangan langit yang begitu cerah.

" Lo mau ngapain bawa gue kesini, Lo nggak takut dipergokin sama pacar Lo "

" pacar? "

" iya, pacar... Malika pacar Lo kan? "

" siapa bilang? "

" lah bukannya kalian baru aja jadian " Alzyas tersenyum miris

Aditya tersenyum kecil, lalu Aditya memiliki ide untuk mengerjai Alzyas.

" ya udah nggak apa-apa biarin aja dia tahu "

" eh Lo udah gila ya!!!!! gue nggak mau dia mergokin kita berdua disini terus cap gue sebagai perebut pacar orang "

" emang Lo ngerasa ngerebut? "

" ya enggak sih " Alzyas terlihat gugup " tapi tetap aja anak-anak satu sekolah bakalan cap gue sebagai perebut cowok orang!!!! "

" kenapa, Lo takut? "

" siapa juga yang takut sama tu badut Ancol "

Aditya tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat Alzyas yang menyebut Malika seperti badut

" nggak usah ketawa!!! nggak ada yang lucu!!!! " tawa Aditya semakin pecah.

Entah mengapa hati Alzyas begitu tenang melihat tawa Aditya yang begitu renyah. Alzyas tak ingin waktu cepat berlalu karena berada di dekat Aditya membuatnya merasa nyaman. Aditya mengehentikan tawanya, lalu beralih menatap Alzyas dengan dalam.

Menyadari Aditya menatap nya, Alzyas langsung mengalihkan pandangannya untuk menghilangkan ke gugupan nya.

" Malika emang nembak gue " Alzyas tertegun rasa tak percaya

" tapi nggak gue terima "

Penjelasan Aditya membuat Alzyas bahagia bukan main di hatinya, namun mati-matian Alzyas menutupi nya agar tak terlihat oleh Aditya.

" bukan urusan gue " balas Alzyas sebiasa mungkin

" Huh..... " Aditya menghela nafas lelah, membuat Alzyas sedikit melirik nya.

" gue bingung mau mulai dari mana " ujar Aditya

" ya mulai aja dari yang Lo bisa " jawab Alzyas dengan ketus.

Aditya menatap langit yang cerah, kedua tangan nya dia masukkan kedalam saku celananya, beberapa kali Aditya menghirup udara untuk mendapatkan pemasokan oksigen.

" gue nggak yakin sama perasaan gue sendiri, gue takut kalo perasaan ini ternyata salah "

" Lo kalo ngomong yang jelas dong, jangan pakek istilah gitu!!!! "

Aditya beralih menatap Alzyas yang berdiri di belakangnya. Alzyas berusaha mengontrol detak jantung nya saat mendapat kan tatapan tajam itu.

" gue lagi suka sama cewek, dan bukan Malika tentunya!!!! tapi gue nggak tau apa tu cewek juga suka sama gue "

Alzyas menebak kalau wanita yang dimaksud oleh Aditya adalah dirinya, bukan karena dirinya terlalu percaya diri tapi Alzyas sudah mengetahui tentang perasaan Aditya dari Arga.

Flashback

" Alzyas gue mau ngomong sebentar boleh? "

Arga menemui Alzyas di perpustakaan, untungnya Alzyas hanya seorang diri

" mau ngomong apa? "

" ini tentang Aditya "

" Aditya? kenapa tu orang? " Alzyas sedikit acuh

" maaf bukan maksud gue mendahului Aditya, tapi kayaknya dia suka sama Lo deh "

Alzyas menutup bukunya setelah mendengar ucapan Arga, Alzyas masih belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh Arga

" mungkin Lo nggak percaya, tapi ini kenyataan nya, Aditya bingung mau mulai nya dari mana karena dia takut Lo nolak dia " Alzyas masih memilih tak bergeming.

" sebelumnya gue mau nanya sama Lo, apa Lo sama Sammy- "

" nggak!!!!! gue nggak ada hubungan apa-apa sama Sammy " dengan cepat Alzyas memotong ucapan Arga membuat laki-laki bule itu tersenyum.

Flashback off

Hampir saja, Alzyas melabrak Arga karena mengira laki-laki itu mempermainkan dirinya

" apa Lo juga udah nanya sama tu cewek? " Aditya menggeleng

" gue nggak berani karena, mungkin saat ini dia juga lagi deket sama cowok lain "

Alzyas menarik nafas panjang.

" kalo Lo nggak nanya sama dia, Lo juga nggak akan pernah tau gimana perasaan nya " ujar Alzyas.

Beberapa menit Alzyas dan Aditya saling pandang dan fokus pada pikiran masing-masing

TEENNGTTTTTTT

Aditya dan Alzyas sama-sama mendengar suara bel berbunyi, tanpa mengeluarkan kata-kata Alzyas berlalu pergi mendahului Aditya.

Semua siswa berbondong-bondong keluar dari kelas setelah jam mata pelajaran terakhir berakhir, mereka sudah menyandang tas mereka masing-masing. Alzyas, Narina, dan Shasa juga salah satu dari mereka.

" haduh kepala gue sampe sakit tau nggak ngerjain tugas pak Rahmat, gila tu orang kalo ngasih tugas nggak kira-kira " ujar Shasa

" karena otak Lo terlalu sempit tu, mangkanya jangan kebanyakan nonton Drakor!!! " ejek Narina

" sialan Lo!!!!! bukannya tadi Lo juga kesulitan jawab pertanyaan pak Rahmat!!!" balas Shasa, membuat Narina cengengesan.

" sebenarnya kalo kalian paham rumus nya, ngerjain soalnya pasti gampang " ujar Alzyas

" Lo mah enak, otak Lo gede mangkanya bisa cepet paham sama penjelasan nya Pak Rahmat " sahut Narina

" mangkanya kalo guru lagi ngejelasin, jangan sibuk main game mulu!!!!!! " Alzyas menoyor kepala Narina, lagi-lagi wanita itu hanya cengengesan

" mampus Lo " ejek Shasa

" diem Lo markonah!!!! "

" udah!!! kok jadi debat sih " untung nya Alzyas ada di tengah antara Narina dan Shasa karena jika tidak, dapat dipastikan kedua wanita itu akan sampai baku hantam.

" oh ya, tugas kelompok kita mau di kerjain dimana nih? " tanya Shasa

" di rumah gue aja, gimana? " usul Narina

" boleh juga Tuh " sahut Alzyas.

" ok fix, jam 3 gue tunggu di rumah yah " Alzyas dan Shasa mengangguk setuju.

" itu bukannya bokap Milly ya " tunjuk Shasa dengan mengehentikan langkah kaki nya, di ikuti oleh Alzyas dan Narina.

" tapi kok kayaknya, tu orang jalan ke arah kita ya " balas Janet, Alzyas menatap dingin laki-laki berjas hitam yang berjalan menghampiri mereka

" selamat siang om " sapa Shasa dan Narina

" selamat siang " balas Raka yang tak kalah ramah.

" Daddy!!!!!!!!!! " suara Milly mengalihkan pandangan mereka semua.

Milly berlari dengan antusias menghampiri Raka, dan langsung memeluk laki-laki yang di panggil nya Daddy.

" makasih ya, udah mau jemput Milly " Raka tersenyum manis Milly lalu beralih menatap Alzyas yang masih bersikap acuh tak acuh.

" ayo kita pulang? " ajak Raka

" Kak Zyas ikut kita juga? " tanya Milly sedikit tidak suka

" tentu sayang, Daddy datang kan khusus untuk jemput kalian berdua " jawab Raka

" Ehmmm Om, kita permisi dulu ya " ucap Narina sambil mengajak Shasa untuk pergi, karena Alzyas sudah memberinya kode untuk lebih dulu pergi.

" eh coba liat itukan Bokap Milly " tunjuk Mega yang berdiri tak jauh dari Alzyas

" gue penasaran deh, sebenarnya Milly sama Alzyas beneran saudaraan apa gimana sih? " ucap Rani

" gue juga nggak tahu, nanti kita cari tahu aja, sebenarnya ada hubungan apa antara mereka berdua karena gue juga penasaran. Kalo mereka saudara kenapa Alzyas kayak nggak perduli gitu sama Milly, bahkan kayak nggak kenal gitu " sambung Malika

" bener gue setuju " sahut Rani dan Mega

Mobil yang di kendarai oleh Raka melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan ibukota. Sepanjang perjalanan Milly terus bercerita tentang kegiatan sekolah nya pada Raka, berbeda dengan Alzyas yang justru memilih diam dan memejamkan matanya, seakan tak ingin melihat dan tak ingin mendengar apapun yang di ceritakan oleh Milly.

" Alzyas bagaimana sekolah kamu? " tanya Raka

" biasa aja " jawab Alzyas tanpa membuka matanya

" Daddy kita mampir ke supermarket bentar ya, ada yang mau di beli " seru Milly yang seakan tak ingin Raka memperhatikan Alzyas.

" ok baiklah, apa kamu juga mau ke supermarket sayang? " tanya Raka pada Alzyas

" nggak " jawab Alzyas datar, lagi-lagi Raka harus kembali menghela nafas lelah karena sikap Alzyas.