"Oh ya? Terus Mami langsung percaya gitu aja?" Kedua alis Pratama bertautan.
"Aku belum bisa hubungin mereka berdua, tadi aku telepon Salma belom sadarkan diri, lalu telepon kaka berkali-kali juga belum di angkat sih, jadi aku belum tau cerita apa-apa, Mam." ungkap Pratama, mencoba bersikap bijak.
"Sekarang gini deh, Tam." Sarah kemudian memajukan kursi, menegak-an posisi duduk, dan menatap Pratama dengan sungguh-sungguh.
"Kamu.., Nggak beneran suka sama perempuan itu kan?" duga Sarah, mencoba mengorek perasaan Pratama yang sebenarnya.
"Hmm... Kenapa mami bisa nanya begitu?" tanya Pratama, curiga.
"Udah deh, jujur aja sama mami. Sebenernya mami mau tanya ini dari kemarin, cuma baru ada waktu hari ini aja." cecar Sarah, matanya semakin menyipit seolah memaksan Pratama menjawab sesuai pikiran Sarah.
"Aaahh! Mami, ngaco deh. Aku beneran suka kok sama Salma." ucap Pratama mencoba meyakinkan, ia menyimpulkan tangan kedalam saku, dan tersenyum dengan bibir rapat.