Bab 17 Pertemuan Salma dengan?? Part I
Adam dan Sarah belum tahu siapa Salma sebenernya, jadi Sarah terlihat sangat repot menyambut kedatangan Salma untuk makan malam dirumah nya.
Saat Tama melangkahkan kaki di anak tangga terakhir, terlihat Bi Narti dan Sarah sedang sibuk membuat makanan untuk acara makan malam, Tama pun semakin merasa bersalah, karna berniat menipu kedua orang tua nya untuk mendapat restu.
"Kenapa aku jatuh cinta dengan gadis bodoh itu ya?" gumam nya. Tiba-tiba seorang menepuk pundaknya dari belakang "Wooi, ngelamun siang-siang gini. bantuin mami tuh, lu kan yang punya acara malam ini" ucap David, adik Pratama.
"Tumben lu dateng?" tanya Tama basa basi.
"Bokap nelepon gue kemarin, bilang ada acara penting. ehh tau nya acara penting nyapunya lo!" jawab David agak ketus.
"Kaya gak ikhlas gitu lo! ada masalah apa lo sama gue?" Pratama membalas lebih ketus.
"Hahaha masih kaku aja! kidding bang! gue bercanda aja, Gue seneng akhirnya lo nemuin cewe yang bisa bikin lo klepek-klepek"
"Hahaha, gila kaget gue! Thanks ya bro" Tama pun memeluk adik nya dengan hangat.
****
"Mam, kenapa sih harus repot begini?" Pratama mendekati Sarah yang masih terlihat sibuk mengurus beberapa menu masakan
"Iya pasti sibuk dong Tam, kan ada tamu kehormatan yang mau datang. Kamu undang mereka jam berapa?" ucap Sarah, tangan kaki dan matanya tetap sibuk membuat makanan.
"Mamiii.. Salma datang sendiri, gak sama orang tua nya.. Seharusnya mami konfirmasi dong ke aku!" Tama berusaha mengikuti langkah Sarah bolak balik.
"Hahh?? Datang sendirian? Kamu ini gimana sih! katanya mau bicarakan pernikahan, harus ada kedua orang tua nya. Gak sopan sekali mereka ga datang!" kedua netra Sarah pun terbuka lebar, pertanda sebentar lagi akan meledak.
"Mami, kemarin aku udah kasih tau. kita ngobrol-ngobrol dulu. mami juga belum tau kan suka atau gak sama Salma."
"Kalo dia baik, kaya dan ternama, gak mungkin mami gak suka!"
"Mami gak mau, kalau mereka gak menghargai kita, mami sudah masak banyak untuk menyambut kedatangan pacar mu dan keluarga nya titik!" sarah mempertegas keinginan nya pada Pratama.
"Aku coba ya mi, karna takut nya mereka sibuk.. kan next pertemuan mereka bisa ikut.. mami gak boleh gampang emosi, nanti kerut di wajah mami terlihat lhoo" Tama merayu Sarah dengan nada halus, agar emosi mami nya mereda.
"Huft, kamu sih bikin mami emosi! gawat nih, jangan sampe berkerut wajah mami..!" Sarah membuka celemek plastik, mencuci tangan dan berlari ke kamar.
Sarah sangat paranoid dengan sebutan keriput, karna Sarah salah seorang perempuan yang menolak untuk tua, meskipun usia sudah banyak.
****
"Vid, kalau lo liat mami, tolong bilangin gue keluar sebentar jemput Salma ya." Tama menepuk pundak David, melangkah meningglakan David dengan tergesa-gesa, tanpa menunggu jawaban dari david,
"Yeee.. kaya mau ambil sembako aje lo! buru-buru gitu" celetuk David tak terdengar oleh Tama.
"Semangat, Bang!!" teriakan David mengiringi langkah kaki Pratama yang berlalu dengan cepat.
****
"Sal, gimana nih! Mami mau nya kedua orang tua kamu ikut juga, mami mau bicarakan masalah pernikahan juga. mami masak banyak banget!" grasak grusuk, Salma berkata sambil berjalan bolak balik, tampak tak tenang.
"Mami udah tau siapa aku sebenernya? atau jangan-jangan mami mengira aku adalah anak pengusaha?" tanya Salma memastikan.
"Itu masalahnya Sal, mami mengira kamu adalah anak pengusaha, mami berharap sesuai pikiran dia sendiri. kamu harus bantu aku, Sal."
"Bantu apa? kalo berbohong aku g...."
Pratama memotong pembicaraan Salma, dan bergantian berkata:
"Ssstt, biarin aku dulu yang ngomong, tugas kamu mendengarkan!" Pratama menempelkan telunjuknya, tepat di bibir manisnya Salma.
Salma mengangguk, kemudia Pratama melanjutkan pembicaraan nya mengenai rencana yang dia pikir pasti berhasil 100%.
"Jadi, kita kembali ke rencana awal, kamu harus mengaku sebagai anak pengusaha. nanti akan aku kasih tau pengusaha apa dan bergerak di bidang apa. Supaya mami enggak kecewa dengan semua usaha nya hari ini, Sal."
"Kamu pemimpin perusahaan, apa begini cara kamu menghadapi kesulitan? dengan segala macam tipuan?" ketegasan Salma, tak dapat di ganggu gugat.
"No Salma! gak semua kerjaan bisa di kerjakan dengan jujur! ada trik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Trik bukan berarti menipu. Kamu gak akan ngerti kejam nya dunia bisnis. Kamu ga bisa menjadikan dunia bisnis ku untuk perbandingan masalah kita."
"Kalau memang kamu tetap pada pendirian kamu, its ok! ayo kita jujur aja. Siapa sebenernya gadis yang membuat Pratama jatuh cinta" pungkas Pratama, masih dengan gaya khas nya berdiri bersandar di tiang teras rumah, menyilangkan tangan.
"Iya, Salma mau apa adanya aja. Salma enggak mau mendapat restu yang palsu, jika Salma ikutin rencana kamu, sama aja kita menipu keluarga kamu, dan diri kita berdua. Percaya sama Allah, orang baik pasti akan di persatukan dengan orang baik juga." jelas Salma memandang Tama dengan kelopak yang sayu.
"Salma baik, Kamu baik. jadi Allah pasti persatukan kita. Dengan jalan berliku-liku pun, harus kita hadapi berdua. Oke? Sekarang Salma mau ganti baju dulu, Tama mau tunggu disini atau di dalam?"
Salma memberikan semangat pada Tama, yang tampak murung, seolah tak percaya diri.
"Sini aja, gapapa!"
****
Ketika memasuki gerbang rumah Pratama, kedua netra Salma berbinar, melihat kemegahan rumahnya bak istana. Matanya berkeliling mencari ujung rumah Pratama, namun tak terlihat ujungnya.
"Tama! Salma takut! Salma ga menyangka rumah Tama sebesar ini. antar Salma pulang aja ya." celetuk Salma, saat mesin mobil baru saja di off.
"Hah? ngaco kamu! ayo turun.. ketemu sama mami dulu, baru nanti aku antar pulang lagi!" ujar Tama, yang sebenernya juga bergetar kakinya.
****
Saat memasuki rumah mewah nya Pratama, jantung mereka berdua sama-sama berdetak dengan sangat cepat.
Tangan Pratama menggandeng dengan erat tangan Salma.
"Sal, apapun yang terjadi. kita lewati bersama ya." bisik Pratama memberi pencerahan.
Akhirnya Pratama menginjakan kaki di ruang makan yang sangat luas dan megah, Salma hanya berdiri melihat keluarga nya berkumpul menunggu kehadiran Salma, keberanian Salma seketika saja menciut keringat jagung pun bercucuran di dahi Salma.
"Waaahh ini yang di tunggu-tunggu.. akhirnya datang juga" nada halus Sarah, jemari nya mengayun tanda memanggilnya.
"Ayo sini, kami semua menunggu kalian." ucap Adam.
"Kamu cantik banget" pujian dari Sarah tepat sasaran.
"Terima kasih, tante" jawab Salma, tertunduk malu.
"Mari kita makan.." Perintah Adam sebagai kepala keluarga, mempersilahkan anggota keluarga untuk menyendok makanan yang tersedia.
****
Karna terlalu banyak nya makanan, membuat Salma mengambil puding yang tepat berada di depan matanya saja.
"Kamu lagi diet ya?" tanya Sarah, sambil sesekali menyuap makanan.
"Engga tante, hehehe" Salma pun mulai salah tingkah.
Saat sedang makan, sesekali Sarah bertanya, Dan mengenalkan anggota keluarganya pada Salma.
***