Bab 20 inikah Restu?
Sambungan bab sebelum nya,
****
"Oke, Pap. Terima kasih banyak" Tama mengangguk sebagai tanda penghormatan.
"Kalau kamu yakin dia layak untuk jadi istri kamu, maka kamu layak memperjuangkan, bukan di tinggalin!" ucap Adam, memberi pengarahan.
"Tapi, Mami gimana pap? Rasanya percuma aja kalau pemahaman Mami masih tentang kedudukan level."
Setelah keduanya kelelahan memutari halaman rumah yang sangat luas, Adam masuk ke gazebo, dan duduk.
Ia melambaikan tangan ke atas, guna memanggil salah seorang supir nya "To..! Darto!! bilangin Bi Narti, saya minta teh hangat ya!" teriak Adam.
"Baik pak." jawab Darto dari kejauhan, dan berlari ke dapur menemui Bi Narti.
"Tadi kamu bilang apa? Soal mami ya?" Adam menyipit karna sinar matahari menyilaukan kedua netranya.
"Iya Pap. Aku menjauhi Salma karna aku enggak ingin menyakiti hati mami" lirih Pratama.