Sudah beberapa kali bertemu, Tak pernah terpikir untuk meminta nomor hp Salma. Jika rindu datang mendera di malam hari, Pratama harus menunggu hingga matahari datang.
Tak mungkin gelap-gelap Pratama datang bertamu kerumah Salma.
****
Sabtu pagi yang cerah, Meskipun jarum jam baru menunjuk angka 8, tapi dari ujung kepala Pratama hingga ujung kaki sudah terlihat sempurna, untuk mengajak seorang gadis kencan.
"Udah selesai lari pagi, Pap?"
Adam duduk bersimpuh selonjoran di lantai marmer berkilau dipelataran rumah, sudah dalam keadaan berkeringat, menjawab sapaan dari Pratama "Udah dong, Kamu sendiri pagi-pagi mau kemana, Rapih amat?"
"Mau pergi, Pap. Kalau jadi dan sesuai rencana, hari ini atau besok aku mau bawa seseorang kesini, untuk di kenalin sama mami dan papi." ucap Tama, ikut duduk bersebelaha dengan Adam.
"Oh, bagus itu. Papi tunggu ya. kalau perlu di masakin sesuatu, kamu tinggal sms ke papi, biar papi atur semua. sekalian kita makan malam bersama"
"Wah jangan dulu, Pi. ini baru mau perkenalan aja dulu. anak nya baik, polos dan heummm.." Tama melayangkan pandangan kosong nya ke langit langit, seraya membayangkan wajah Salma.
Adam menepuk pundak Pratama, menyadarkan tama dari pandangan kosong nya.
"Heii, lagi jatuh cinta, rupanya kamu! Udah sana pergi! Papi merestui asal kamu bahagia."
Tama tersenyum tipis, Dan bergegas.
"Makasih ya, Pi. Adam jalan dulu. Jangan kasih tau dulu, nanti mami jadi repot kepikiran aku."
Adam memberikan ibu jari, seraya berkata "Sipp, Semoga berhasil."
****
Setelah tiba di rumah Salma, lagi lagi kedatangan Tama membuat seisi rumah Salma keheranan.
Kali ini Tama langsung meminta ijin, pada kedua orang tua Salma, untuk mengajak Salma keluar berjalan-jalan. Dengan senang hati juga Rahman dan Yani mengiyakan perkataan Tama.
Setelah menunggu Salma mandi dan berdandan sederhana kurang lebih 30 menit, Gadis ini pun keluar, Melihat penampilan Salma yang kampungan sudah terbiasa di mata Tama.
"Gini aja ya. Salma cantik kan bu?" Salma berdiri di hadapan Ibu, Bapak dan Pratama, Sesekali mengibaskan perlahan rok panjang nya.
Hari ini Salma hanya mengenakan, kemeja polos kuning, dengan rok panjang semata kaki bercorak pelangi, agak norak. Dengan rambut panjang di biarkan terurai.
"Cantik banget kamu, Sal. Ayoo!" Ucap Pratama tak jujur, karna sudah tak sabar menunggu lagi.
"Cantik kamu, Nak" ucap bu yani dan pak rahman bersamaan, karna sudah lama sekali tak pernah melihat Salma, serapih ini.
Mereka berdua langsung berpamitan.
Salma baru kali pertama naik mobil mewah, rasanya sangat asing bagi Salma. dan Salma tak berani menyentuh mobil Tama, hingga akhirnya Tama lah yang membukakan pintu nya untuk Salma.
Bagi keluarga ini pakaian yang di kenakan Salma adalah yang tercantik dan terbagus, Padahal bagi Pratama, penampilan Salma benar-benar kampungan dan butuh di permak.
Sebelum ke tempat tujuan, Pratama langsung membawa Salma ke salon.
Sebelum keluar mobil, Tama mengambil goodie bag dari kursi belakang.
"Nanti kamu pakai ini ya, ini dress sengaja aku beli untuk kamu."
"Kamu terlalu berlebihan sama aku, Kita baru kenal berapa hari aja. Jangan terlalu baik sama Salma."
"Gak berlebihan, ini malah seadanya aja" ucap Tama merendahkan hati.
****
"Iihh, Tama Yeyy gak salah ni? Kampungan abiss ini pewong yey?" Seorang lady boy langganan keluarga Tama terkejut melihat Tama datang dengan seorang gadis yang jauh dari kata modis.
"Sengaja gua bawa kesini, gua mau liat, lo bisa ngerubah dia jadi cantik ga? Kalau gak bisa, yaudah gua pindah salon deh.. Buat jadi lebih mudah aja bambang." ucap Tama setengah meremehkan kemampuan lady boy profesional seantero raya ini.
"Yey sembarangan!! kok Bambang sih,Tama, jahara deh yey..! jengjong panggil eke Cloudy kalau tinta bisikan yey jadi cakrabirawa ya.." CLoudy menyentuh halus ujung hidung Salma, yang sedari tadi hanya senyum tak mengerti.
Saat Salma terlihat pasrah di make over oleh Cloudy dan team make up nya, Pratama duduk di sofa dengan sabar menunggu, seraya memainkan Smartphone, andalan nya mengusir kejenuhan.
Sesekali juga berteriak memanggil Cloudy, "Bambang, please jangan lama. udah jam berapa ini."
"Tamaaaa!!! gilingan deh yey! kalau yey berani panggil eke Bambang legeus, jengjong salahin eke nih pewong eke geragotin ya!" jawab Cloudy dengan teriak khas nan manja, namum sedikit mengambek.
Mendengar hal itu, membuat Tama dan Salma tertawa bersamaan.
"Eh, cantika.. Deseu mawaria ajria yey jali-jali kemandose sih, kok rumpita bengeus?" ucap Cloudy jemari nya sibuk merias wajah Salma.
("Eh, Cantik.. Dia mau ajak kamu jalan-jalan kemana sih, Kok repot banget?")
Mendengar perkataan Cloudy, membuat Salma kebingungan, karna bingung mau jawab apa, dia mengintip Tama dari pantulan kaca, meminta pertolongan dari Tama.
"Dia gak ngerti lo ngomong apaan.." sahutan Tama, menyelamatkan Salma.
"Yey artiin dong, lidah eke udin terbiasa bahasa Waria, hahahaha" team Cloudy pun tertawa bersamaan, entah apa yang di tertawakan, namun Tama sudah sangat mengerti tingkah laku para lady boy langganan Mami Sarah ini.
****
"Tam tam, Yey kesindang deh, Capcuuss dong, jadi lekong jalan lambreta beng-beng (jadi laki jalan nya lambat banget) sih yey!!" tangan gemulai Cloudy berayun seolah meminta Tama agar segera menghhampirinya, ketika melihat Tama berjalan dengan sangat santai.
"Gimandose? Cakrabirawa (Cantik) gak, Tam?" Cloudy menunjukan hasil sulapan tangan nya, membuat Salma menjadi bidadari, tentu nya hal itu membuat Pratama sang pengusaha muda sukses nan tampam menjadi terpana, ia tak mampu berucap kata-kata karna terlampau terpesona.
"Ishh, Tam Tam, Yey kesambet? hihihi.." Cloudy menepuk pundak Tama, menyadarkan dari pandangan bahagia melihat Salma.
"Gila, cantik banget.. ini Salma kan?" Pratama melongo. Memindai penampilan Salma yang sangat cantik. Rambut yang panjang sedikit di curly bagian bawah, lalu Salma mengenakan sepatu heels hitam 5cm, dan dress v neck simpel, selutut berwarna putih bersih. ini semua sudah di siapkan oleh Pratama sehari sebelum nya.
"Iya ini Salma, semua berkat tangan ajaib nya Cloudy, Tam." jelas Salma senyum nya merekah, mengibaskan ngibaskan kecil gaun yang tengah di kenakan, seraya menundukan perlahan tubuhnya seolah memberi hormat pada Cloudy tanda berterima kasih.
"ULALA.. jali-jali sana, nentes keberong macica muchtar!! Udin cuco meong gini, masa mawar di anggurin"
("Ulala.. jalan-jalan sana. nanti keburu macet!! udah keren gini, masa mau di diamkan")
"Makasih Cloud, im proud of you.. Thank you.. thank you.. thank you full" Pratama memberikan bayaran di dalam amplop, dan pamitan lalu menggandeng tangan Salma.
Salma dan Pratama pun berjalan perlahan, baru beberapa langkah.
BRUUKKKKK ..
Salma terjatuh, menarik pula tangan Pratama hingga membuat tama terjatuh juga di atas tubuh Salma. Tanpa mereka sadari dalam beberapa detik, mereka berdua saling bertatapan.
"Uugghh... Manis nya" Cloudy dan team tertegun melihat kejadian tindih menindih itu.
Pratama pun bergegas bangkit, dan menolong pula Salma. "Heumm, ma.. af ya!!" jelas Tama terbata-bata.
"Salma yang minta maaf, karna ga terbiasa pakai sepatu tinggi ini" jelas Salma, sesekali membetulkan dress nya yang masih terlihat berantakan.
****