Qia berjalan menuju kelasnya sambil menyapa dan menjawab sapa orang-orang yang ia lewati.
Gadis ini memang terkenal sungguh ramah apalagi dengan wajah cantik dan imutnya, membuat orang-orang senang dengannya. Tapi walau begini ada-ada saja orang yang membencinya karena iri dengki.
Saat sudah sampai kelas, ia melihat teman kelasnya yang hanya sedikit. Kelas tidak terlalu ramai hanya ada beberapa teman kelasnya saja. Bahkan ketiga sahabatnya belum ada yang datang.
Gadis ini duduk di tempatnya, lalu menaruh tasnya di atas meja. Tanpa sengaja Qia melihat ke arah bangku sang kekasih.
Gadis ini pun mendekati bangku Ellard,
Lalu ia melihat laci Ellard. Matanya terpaku melihat kotak bekal yang masih rapi.
Tak ingin berpikir yang tidak-tidak, Qia memberanikan diri mengambil kotak bekal tersebut. Bahkan sampai tangannya sedikit bergetar.