Dua jam yang lalu Qia tersadar dari pingsannya, gadis itu berdejit saat terbangun.
Mata gadis itu melihat sekelilingan, tapi tidak ada sosok wanita paruh baya yang dirinya lihat sebelum tak sadar.
Dan yang membuat aneh hanya ada keempat sahabatnya, kenapa mereka bisa tau.
"Tadi pak Beni manggil kita waktu udah nganter kamu ke Uks, kata pak Beni kami langsung pingsan waktu lihat wanita itu." Darla menjelaskan karena tau arti dari raut wajah Qia.
Gadis itu mengangguk, ternyata memang benar bahwa wanita itu nyata bukan di mimpinya saja, apakah akan muncul orang lain yang dimimpinya juga?
"Minum dulu." Bella menyodorkan segelas air putih ke arah Qia.
Gluk gluk gluk.
Qia meneguknya sampai air itu tandas ia mimun.
"Haus banget kayaknya." Julid Clara.
Plak!
Bella menggeplak lengan Clara, karena tidak baik jika gadis ini membuat Qia kesal dulu.
"Iya-iya." Dengus Clara.
Clara yang tak jadi menjahili Qia lalu menggantinya dengan memberikan pertanyaan.
