Gadis ini mengerjapkan mata polos.
"Ih El, masa gak ngerti kan Qia pinjem jari telunjuknya El, mau gandeng hihihi ... " Ucap Qia dengan senyum lebar sampai mata bulatnya itu mengecil dan menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Oh, ya udah siniin tangan lo."
"Eh? Buat apa El?"
"Ck, cepetan!"
Walaupun bingung tetap saja gadis ini menuruti perintah kekasihnya itu, dia menjulurkan tangannya di depan.
Laki-laki ini tersenyum tipis, dia meraih telapak tangan Qia dan menautkan jari-jemari mereka, Ellard menggenggamnya dengan erat.
Qia mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian mendongak menatap kekasihnya itu yang jauh lebih tinggi darinya.
"El kenapa gandeng tangan Qia kaya gini? Tau jari El besar uh!"
Ellard langsung menunduk sedikit, guna menatap kekasihmya itu.
"Kenapa? Lo gak suka? Lagian jari lo sih kenapa kecil banget ... " Tanya Ellard dan mendapat gelengan dari sang kekasih.
"No! Qia suka kok! Tangan El lan besar jadi hangat deh jari-jari Qia, hihihi."