Brak.
Sudah berapa kali laki-laki ini melampiaskan amarahnya melalui barang-barang yang dilihatnya.
Para sahabatnya hanya melihatnya saja, tak ingin mengehentikan atau ikut campur.
Bukan karena tidak peduli tapi percuma, karena laki-laki ini tidak akan mendengarkan.
Jadi lebih baik mereka hanya menonton saja, membiarkan sampai laki-laki itu lelah sendiri.
"ARGH! BANGS*T LOH!"
Pranggg.
Bahkan ruagan ini sudah seperti kapal pecah saja, hampir semua benda sudah di lantai dengan keadaan pecah dan ada yang tidak.
"Rel, gue berasa nonton kuda lumping," celetuk Harry pelan yang hanya bisa di dengar mereka bertiga yang sedang duduk di sofa.
Sedangkan laki-laki yang mengamuk itu tidak bisa mendengar.
"Iya juga ya, itu sahabat lo?" Sahut Farrel.
"Bukan deh, kalau mode pintar baru sahabat gue," lanjut Harry.
Gallen sedari tadi hanya menatap saja, bahkan dirinya sudah biasa melihat pemandangan ini.
Kalau tahu begini mending dirinya pulang saja.