"Kau mau mati? Sudah bosan hidup, huh?" Regan menggeram marah. "Apa tadi yang kau lakukan, jalang?"
"Tidak ada ...." Perempuan itu semakin menjerit ketika Regan mendorongnya ke dinding dengan kasar.
"Kau memang tidak bisa diperlakukan dengan lembut."
"Regan, dengarkan aku dulu—"
"Tidak ada yang perlu didengarkan, wanita murahan!" bentak pria itu kasar.
"Aku hanya—"
"Shut up your fucking mouth! Kau akan mendapatkan yang lebih buruk lagi di bibirmu jika kau masih berani bersuara!" Regan menatap bengis wanita itu. Sungguh, ia juga tidak mengerti mengapa dirinya semarah ini.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Rachelia. Ia hanya menangis sesenggukan. Tidak bisa berbuat apa-apa. Regan bahkan sudah tidak mau mendengar penjelasannya. Tidak, laki-laki itu bahkan tidak akan pernah mau mendengar alasan apa pun yang keluar dari bibirnya.
Regan menekan kuat tubuh itu dengan tangan kekarnya yang menahan dada Rachelia.