Regan menatap tajam Rachelia, mencoba menahan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun. Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat, Regan juga malas meladeni Rachelia yang cukup sering mencoba melawannya.
"Sudahlah. Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu." Regan kembali menatap Rachelia dengan serius. "Bagaimana kondisimu sekarang?"
Regan menunduk dan mengamati Rachelia.
Wanita itu hanya bisa terdiam, otomatis memalingkan wajah dari Regan. Dia sama sekali tidak menyukai diajak berbasa-basi oleh pria itu. Memangnya apa bedanya Rachelia harus memberitahukan kondisinya pada pria brengsek itu. Toh, bukankah kalau Rachelia mati sekarang tidak akan menjadi masalah bagi pria iblis itu.
"Rachel!" Regan memanggil nama Rachelia dengan penuh penekanan, membuat Rachelia akhirnya mau menatap matanya.
"Aku baik-baik saja," jawab Rachelia ketus. "Walaupun aku tahu, semua yang terjadi padaku karena kau dan musuh-musuhmu itu."