Regan kembali dalam keadaan lemas luar biasa. Kalimat demi kalimat yang terlontar dari bibir Gavino, benar-benar mempengaruhinya. Sesungguhnya, ia terpengaruh dengan perkataan Gavino. Dan sekarang ia ketakutan luar biasa seandainya memang suatu saat nanti semua kebenaran itu akan terungkap. Mungkin bukan dari mulut Gavino, tetapi dari mulut orang lain.
Oh God! Regan tidak akan pernah bisa membayangkan hal tersebut jika benar-benar terjadi, dan Rachelia akan melenggang pergi meninggalkannya. Dan pada akhirnya ia akan berakhir hancur, sehancur seperti yang dikatakan oleh Gavino sebelumnya.
"Kau kenapa?"
Suara itu seketika mengejutkan Regan yang sejak tadi banyak pikiran yang memenuhi kepalanya. Bahkan ia tidak sadar langkah kakinya sudah membawanya masuk ke dalam kamar, bahkan tidak menyadari bahwa Rachelia ada di sana dan menatapnya kerutan kebingungan yang terlihat samar.