Gairah yang sudah sampai ke ubun-ubun, kini menguaplah sudah. Karena kehadiran Xander yang sama sekali tidak mengharapkan dan mengganggu kegiatan mereka berdua. Regan benar-benar merasa frustrasi di saat nafsunya sedang di atas rata-rata, namun harus dihempaskan begitu saja. Sakit ... dan rasanya Regan ingin mengamuk.
"Kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu, Xander?" tanya Regan berusaha menahan nada suaranya agar tidak meneriaki bocah kecil itu saking kesalnya.
Oh Tuhan! Sudah terlalu sering ia terganggu dengan bocah kecil itu, tetapi tetap saja Regan selalu dibuat kecolongan. Kenapa juga Xander harus mengganggu di saat Regan baru saja bersiap untuk menikmati tubuh istrinya. Dan kenapa juga ia tidak memastikan kamar sudah terkunci rapat, padahal ia tahu kalau sekarang sudah ada pengganggu. Dasar Xander si biang kerok.