"Aunty, dia siapa?"
Suara takut-takut milik Xander terdengar di belakangnya, membuat Rachelia dengan cepat menahan bocah kecil itu yang nampak ketakutan. Rachelia tidak menjawab pertanyaan dari Xander, justru sorot matanya terus tertuju ke arah pria di hadapannya yang tengah menyeringai ke arahnya.
Ingin sekali Rachelia menganggap bahwa pria di hadapannya ini hanyalah orang asing yang sedang menanyakan alamat padanya, bukannya pria yang sangat dikenal dan begitu menakutkan. Tentu saja Rachelia tidak bisa melupakan hari itu ... hari di mana pria yang bernama Gavino itu melepaskan tembakan yang membuatnya harus koma beberapa hari di rumah sakit. Bahkan luka tembakan di perutnya masih tampak jelas, menandakan bahwa kejadian itu memang nyata adanya.
"A—apa yang kau lakukan di sini?" tanya Rachelia takut-takut.