"Bunuh saja aku, baru aku akan memaafkanmu!"
Deg!
Kalimat Rachelia seketika menelusuk relung hati Regan. sungguh! Regan sama sekali tidak menyukai cara Rachelia mengatakan kalimat tersebut. Begitu tegas dan lugas. Tidak ada keraguan di dalam kalimat itu, Rachelia benar-benar mempunyai tekad sekuat itu.
"A—apa maksudmu?" tanya Regan dengan tergagap.
Rachelia bangun dari pembaringannya, dan menoleh ke arah Regan dan menatapnya dengan pandangan lekat. Pelan ia menghela napas dan menggigit bibir dalamnya. "Kenapa kau harus seperti ini, Regan? Kenapa kau harus terlihat berbeda, aku sama sekali tidak menyukai dirimu yang seperti ini."
Regan menunduk, memainkan kuku-kuku jemarinya. "Semua orang berhak berubah, Rachel. Aku tahu, aku tidak punya malu karena berkata seperti ini, tetapi sungguh aku ingin hubungan kita membaik. Aku ingin kita bisa menjalani kehidupan biasa seperti orang-orang di luar sana."
