Chereads / The Adventure of Detective Karl / Chapter 25 - File Case 10: Hot Chocolate (Part One) - Pria Misterius

Chapter 25 - File Case 10: Hot Chocolate (Part One) - Pria Misterius

"Dia… Apakah memang dia Karl? Karl Miller yang selama ini aku cari?" Aku terus berpikir seperti itu selagi Danny mencoba menyadarkan pria bermasker tersebut.

"Herman! Ayo angkat dia! Kita bawa dia ke rumah sakit sekarang!"

"Eh.. iya iya"

Kami membawa pria misterius tersebut ke rumah sakit terdekat. Setelah membawanya masuk ke ruang ICU, kami hanya bisa menunggu di depan ruangan. Dokter menyatakan pria tersebut harus segera di operasi.

Terdapat 2 peluru di dalam tubuhnya. Selagi kami menunggu operasi selesai, aku terus-menerus berpikir. Dia… Mungkinkah dia Karl? Mungkinkah dia Karl Miller? Bentuk wajahnya, tinggi badannya serta matanya sama. Sama seperti Karl. Ahh. Sial! Seandainya aku sempat membuka masker pria tersebut, pasti gak akan jadi penasaran begini.

"Hey Herman."

"Iya?"

"Masih berpikir kalau dia Karl Miller?" Tanya Danny sambil mengerutkan alisnya.

"Yah, sejujurnya sih, masih. Masih kok. Dari tinggi badannya, lalu bentuk wajahnya serta matanya, kemungkinan besar dia adalah Karl."

"Tapi kalau ternyata dugaan mu salah bagaimana?"

"Kalau salah? Hmm… Yasudah. Berarti kita cari lagi Karl. Harus bisa sampai ketemu."

"Semangat yang bagus. Aku juga berpikir seperti itu. Tapi aku rasa dia bukan Karl"

"Loh, kenapa? Kok gitu?" Tanyaku heran.

"Entahlah. Hanya perasaan. Tidak mau berharap tinggi. Nanti kesannya pehape. Hahahaha"

Tawa Danny membuat rasa frustasiku sedikit berkurang. Iya. Benar apa yang dikatakan Danny. Aku tidak perlu berharap tinggi-tinggi. Lagi pula, jika dia bukan Karl, lalu kenapa? Aku masih bisa menemukannya kok. Karena Karl sudah pasti masih hidup.

5 jam berlalu, dan operasi pun telah selesai. Kami belum bisa melihat si pria misterius tersebut sampai dia benar-benar sadar. Kami memutuskan untuk meminum secangkir coklat hangat di restaurant di lantai dasar rumah sakit.

"Herman."

"Iya Danny?" Sahutku.

"Pernah mendengar cerita empat cangkir coklat hangat?"

"Hah? Apaan tuh? Belum pernah kayaknya"

"Jadi gini. Dulu di jaman Indonesia masih di jajah Belanda, ada sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, seorang putra dan seorang putri berkewarganegaraan Belanda, sedang menikmati secangkir coklat hangat di malam hari. Lalu datanglah satu kompi tentara Belanda dan menangkap mereka atas dasar membantu pejuang Indonesia. Sebagai Hukumannya, mereka harus mati dengan cara diberikan racun di empat cangkir berisikan coklat hangat itu. Nah, tapi kapten dari tentara Belanda itu memberikan keringanan. 1 Diantara mereka bisa hidup. Itu sebabnya hanya 3 cangkir yang di isi racun sedangkan 1 tidak."

"Terus-terus? Kelanjutannya gimana?" Tanyaku penasaran.

Danny meminum sedikit minumannya, lalu mulai melanjutkan kembali.

"Mereka disuruh memilih. Mana yang bukan beracun mana yang beracun dan harus di minum serentak dengan yang lain. Aku hanya tau sampai disitu. Selebihnya aku lupa. Tapi yang pasti, yang selamat adalah…."

Belum sempat Danny menyelesaikan kalimatnya, kami sudah dipanggil ke ruang pasien oleh suster. Kami sudah dapat melihat orang misterius tersebut.

Si pria misterius telah dipindahkan ke kamar VIP. Dan urusan administrasi, Danny yang menanggungnya. Segera kami menuju lantai 5 dan memasuki kamar nomor 555. Ketika kami membuka pintu, ada seorang pria sedang duduk di kursi di samping tempat tidur pria misterius tersebut. Dia menggunakan jaket warna putih, topi hitam dan menggunakan masker berwarna hitam.

"Eh! Anda siapa?!" Tanyaku heran.

To Be Continued