Kaya memakai Syal merah di memadupadankan dengan baju hangat hitam kemudian mengikat rambutnya yang pirang walau agak sedikit bergelombang. Bajunya di buat khusus menyesuaikan dengan sayap di punggungnya. Setelah berdandan rapi Kaya keluar kamar dan terdengar suara Chloe yang sedang terburu-buru.
"Malam ini aku lembur." Kata Chloe sambil mengigit sandwich di mulutnya.
"Bukankah malam ini kita akan makan di luar." Tukas Kaya. "Kau sudsh janji kepadaku dua Minggu yang lalu."
"Maafkan aku Kaya, tapi malam ini aku benar -benar sibuk kau tahu belakangan ini pabrik sedang banyak pesanan untuk meminta cuti pun susah."
Wajah Kaya cemberut. Karena bukan kali ini saja Chloe gagal mengajak Kaya makan malam.
"Baiklah, nanti Minggu aku akan mengajakmu ke kafe milik temanku."
"Benarkah." Kaya senang.
"Tentu saja untuk menebus janjiku kemarin." Jawab Chloe buru - buru pergi.
"Aku simpan janjimu," Kaya melambaikan tangannya kepada Chloe.
Chloe membalas lambaian tangan Kaya. Sebelum menghilang dari jalanan.
Kaya adalah seorang Farsi. Farsi mempunyai sayap kecil di punggungnya. Kaya berjalan di atas rsalju. Orang-orang melihat kepadanya dengan pandangan aneh. Farsi sangat jarang ditemui di kota Vinter. Jumlah mereka sangat sedikit bisa di hitung dengan jari.
.
Kaya tinggal di kota Vinter tempat tinggal para Irish sebutan untuk iblis. Kota Vinter di kelilingi oleh tembok pembatas. Hanya manusia dan Irish yang boleh keluar tembok. Sedangkan Farsi seperi Kaya dilarang untuk keluar tembok dan pada ada Farsi keluar dari tembok.
Kaya tinggal bersama Chloe sebagai Inang, diadopsi saat ia berumur lima tahun.Chloe sudah kaya anggap sebagai ibunya sendiri. Chloe memperlakukan Kaya seperti keluarga bukan majikan dan pembantu. Tapi lebih seperti sahabat. Berbeda dengan Farsi lain yang selalu di perlakukan kasar oleh inang mereka.
Setelah menaiki bus tidak berapa lama kemudian, Kaya turun dan berjalan sedikit ada rumah dengan gaya Mediterania di kelilingi oleh pepohonan lebat. Kaya bekerja di keluarga Jacob Murren, Jacob Murren seorang Irish dari keluarga iblis atas. Pria tua itu sangat baik dan ramah terutama kepada Kaya.
Setelah mengganti baju dengan pakaian pelayan, Kaya mulai membersihkan rumah. Sebenarnya rumah ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dan atas sangat tertutup bagi pelayan biasa hanya pelayan tertentu saja yang diijinkan untuk menaiki lantai atas, karena dilantai dua tempat tinggal para pangeran rumah ini. Anak dari tuan Murren. Kaya belum Pernah bertemu dengan mereka selama dia bekerja di sini.
Kaya sedang membersihkan kantor ketika tuan Murren datang dari balik pintu , Kaya menyapa Mr Mureen. "Pagi tuan." Sapa Kaya.
"Pagi, Kaya." Jawab pria berusia dua ratus tahun itu.
"Bagaimana keadaanmu. Apa kau betah bekerja di sini."
"Tentu saja."
"Kenapa kau tidak tinggal di sini saja agar kau tidak pulang pergi lagian rumahmu jauh sekali."
"Tuan sudah tahu kan, saya seorang Farsi. Seorang yang hina bahkan penduduk kota Vinter memandang kami rendah."
"Tapi aku tidak pernah memandang para Farsi rendah.
"Saya tahu Para Farsi sangat menghormati tuan di kota ini walau tuan harus kena caci para petinggi karena mempekerjakan saya."
"Aku sangat memghormati para Farsi. Kalian datang memberikan kami keberuntungan."ucap Mr. Murren.
Hanya tuan Murren yang tidak pernah memandang Farsi sebagai orang hina. Kaya sangat menghormati pria tua itu yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri.
Pembicaraan mereka terputus saat seorang wanita mengenakan baju pelayan datang. Kaya membungkuk hormat dan ia keluar dari ruang kerja Kaya berpapasan dengan Ines di dapur. Ines adalah pelayan senior di sini sekaligus mentor Kaya. Walau sikapnya sedikit menyebalkan dia sering melanggar aturan di rumah ini merokok bolos kerja. Tapi ia wanita yang baik.
Ines menghampiri Kaya wanita itu menyodorkan makanan sambil memasang wajah meminta tolong. Dan kaya jelas tidak mau. "Aku sedang sibuk."
"Kaya, bisa kau antarkan makanan ini ke lantai dua." Kata Ines, "Aku mohon."
"Bukankah lantai dua tidak bisa di masuki pelayan sepertiku."
"Aku mohon kali ini saja." Sambil memohon - mohon. "Aku ingin kencan dengan Kaz." Ines memasang wajah memelas itu membuat Kaya tidak bisa untuk tidak menolak.
"Baiklah tapi kau harus tanggung jawab."Kaya mengambil makanan yang di bawa Ines dan tidak lupa Ines memberi kartu pas masuk.
"Bagaimana jika mereka menghukumku."
"Katakan saja kepada Mama, Ines yang menyuruhmu, Mama pasti akan paham." Kata Ines , Ines satu - satunya pelayan yang punya akses kelantai dua.
"Tapi kau harus menaktirku makan di restoran."
"Aku janji." Bisik
Ines, menyetujui permintaan Kaya. Ines langsung pergi menemui Kaz.
Kaz salah satu pangeran rumah ini. Kaz dan Ines diam-diam pacaran walau Kaya tidak pernah berjumpa dengannya. Yang paling Kaya takutkan jika suatu hari tuan Mureen mengetahui hubungan Ines dengan Kaz.
Dengan perasaan yang dag dig dug, Kaya menaiki anak tangga dengan hati -hati was -was takut pelayan utama keluarga ini mengenali Kaya. Kaya tiba di ujung tangga seorang pelayan wanita menyambut Kaya. Rambut digelung dengan pakaian yang sama persis Kaya pakai. Namanya adalah Mama pelayan utama yang paling di takuti. Kaya menelan ludah. Mata hitamnya turun ke makanan yang Kaya bawa.
"Apa itu makanan untuk tuan muda." Kata Mama.
Kaya menganggukkan kepalanya. Tidak berani menatap wajahnya. Kaya berusaha agar penyamarannya tidak di ketahui oleh Mama.
Mama menatap Kaya dengan tatapan mengintrograsi. Matanya turun ke nampan. Dia membuka tudung saji itu kemudian menutupnya kembali belum sempat Kaya melihatnya. Tatapan mata mama berubah menyeramkan. "Aku belum pernah melihatmu sebelumnya."
"Aku mengantikan Ines untuk sementara waktu." Jawab Kaya dengan bergetar.
Wajah mama berubah menakutkan wanita itu bicara dengan nada tinggi. "Kenapa dia seenaknya melalaikan tugasnya! Gumam mama.
Pantas saja semua pelayan di rumah ini sangat takut kepada mama. Wanita itu sangat tegas dan galak.
"Apa dia bicara sesuatu kepadamu?"
"Dia bilang, Ines yang menyuruhnya."
Mama terdiam. " Baiklah kau ikut denganku."
Kaya mengikuti Mama dan alangkah terkejutnya Kaya ruangan atas lebih mewah dan elegan. Seperti rumah para bangsawan kerajaan. Di bandingkan dengan lantai bawah yang biasa saja.
Kaya melihat banyak kamar di lantai atas. Aroma kayu dan mawar tercium di seluruh ruangan. Mereka tiba di depan kamar.
Mama mengambil kunci dan membuka pintu itu. Kaya terkejut saat melihat isi kamar itu sangat mewah dengan nuansa putih.
Mama membuka tirai kelambu, seorang anak tertidur di kelilingi boneka dan mainan.Kaya tidak salah lihat seorang pria muda. Apa dia anak tuan Murren?
"Berikan makanan itu kepadaku."
Kaya menyerahkan makanan yang di bawa Ines kepada Mama.
Mama membuka tudung saji. Sepotong otak tersaji di atas piring. Tiba - tiba Kaya mual dan ingin muntah.
"Kau pelayan baru, " tanya Mama.
"Aku pelayan bawah."
"Pantas saja."
Mama memotong otak itu menjadi empat bagian kemudian memberikan kepada Kaya. "Kau harus membiasakan diri dengan apa yang kau lihat dan jangan banyak bicara aku tidak suka jika ada yang melanggar aturan rumah ini."
kaya mengangguk dan mengikuti perintah Mama. Ini semua gara - gara Ines.