Chereads / Sleping Demon / Chapter 5 - Bab 4

Chapter 5 - Bab 4

Pagi - pagi sekali  polisi datang ke rumah Kaya.  Kaya pikir itu Chloe ternyata para Gladier, polisi Farsi.

Seorang pria dengan sayap putih di punggung memakai seragam polisi.

"Nona kaya."

"Ya, ada apa pak?"

"Aku membawa kabar tentang Chloe."

Perasaan Kaya tidak enak. "Apa yang terjadi?"

"Kami menemukan Chloe di hutan utara dalam keadaan  sudah meninggal."

"Kau pasti bohong. Semalam kami makan malam bersama."

"Karena itu kami butuh informasimu. Bisa kau datang kekantor polisi."

Kaya terkejut, "Baik."  Kaya mengikuti polisi itu. Perasaan Kaya campur aduk dengan apa yang menimpa Chloe itu bohong kan.

Di kantor polisi mencecar Kaya  beberapa pertanyaan tentang terakhir ia bertemu dengan Chloe. Kaya menjawabnya dengan jujut.

Setelah hampir seharian di interogasi Kaya bisa keluar. Kaz menunggu Kaya di luar kantor.

Kaya mendekati Kaz. "Apa yang terjadi sebenarnya "

"Malam itu Chloe ingin pulang sendirian setelah menerima telepon dari seseorang, "Kata Kaz.

"Telepon, apa kau tahu siapa orang yang menelepon Chloe?"

"Aku tidak tahu. Chloe tidak mau aku antar, ia tampak buru - buru. Dan aku menyesal tidak mengantar Chloe. "

Kaya menurunkan bahunya. Ia tampak lelah setelah menerima cercaan dari polisi. "Aku ingin sendirian "

"Biar aku antar." Kaz menawarkan diri.

"Aku bisa sendiri." Jawab Kaya, wajahnya tampak lelah karena seharian  polisi mencecarnya dengan  beberapa pertanyaan.

***

Sudah tiga hari Kaya mengurung diri di dalam kamar. Semenjak kematian Chloe, Kaya kehilangan bagian dirinya. Chloe sudah kaya anggap seperti ibunya sendiri.

Kaya mengurung diri di kamar sudah tida hari. Ia masih belum percaya Chloe sudah tidak ada. Penyesalan Kaya tidak bisa melihat wajah Chloe untuk terakhir kali. Seorang Farsi tidak boleh pergi kepemakaman saat inangnya meninggal. Itu hanya akan menghambat reinkarnasi.

Suara pintu di ketuk. Kaya membuka pintu. Inez datang untuk menghibur Kaya. "Mau sampai kapan kau mengurung diri di kamar." Kata Ines masuk melihat melihat penampilan Kaya yang kusut.

"Biarkan aku sendiri." Sambil memeluk photo Chloe.

"Kaya ayolah jangan seperti ini."

Kaya seperti kehilangan arah. Ia pergi ke kamar Chloe. Kamar yang sederhana tidak terlalu banyak barang. Kaya duduk di atas tempat tidur.

Inez memeluk Kaya. "Aku tahu ini berat untukmu, aku pernah kehilangan ibuku saat aku kecil."

Air mata keluar dari sudut mata Kaya,  kemudian memeluk Inez. Kaya menangis sesenggukan.  "Menangis lah jika itu memang membuatmu lega."

"Aku ingin pergi kemakam Chloe."

"Aku akan mengantarmu."

"Aku ingin sendiri."

"Baiklah, tapi kau harus jaga dirimu baik-baik ." Kata Inez.

"Tentu saja." Jawabnya.

Kaya memakai syal merah dia keluar dari flat menuju pemakaman yang berada di pinggiran kota. Dia tiba di sebuah pusara dengan patung malaikat. 

Kaya meletakan bunga kesukaan Chloe bunga Lily putih.

"Aku turut berduka cita."

Kaya berbalik. "Apa yang dilakukan di sini."

"Aku dengar Inangmu meninggal, dan kau tidak datang untuk bekerja."

"Aku akan  berhenti bekerja."

Karl terkejut dengan ucapan Kaya. Pria itu menipiskan bibirnya. "Apa kau tidak ingin tahu siapa yang telah membunuh Inangmu."

Kaya terkejut dengan ucapan Karl. "Apa kau tahu tentang kematian,   Chloe?"

"Jadi Chloe tidak memberi tahu kepadamu tentang masa lalunya, bahwa ia seorang anggota Farsi."

"Chloe seorang Farsi? kau jangan bercanda."

"Inangmu adalah mantan Farsi, jika kau ingin tahu tanyakanlah kepada Kaz dia yang lebih tahu."

"Kaz? aku tidak mengenalnya."

"Dia adalah kakaku, tapi sayang puluhan tahun yang lalu Kaz harus kehilangan status iblisnya karena mencintai seorang  Farsi. "

"Apa hubungannya Kaz dengan kematian Chloe."

"Otak Chloe  sangat berharga di pasar gelap.  Para iblis menginginkannya. Jadi kemungkinan salah  iblis atas pembunuhnya. "

"Kenapa kau memberi tahu ini kepadaku."

Karl tidak bicara dia pergi dari pemakaman meninggalkan sejuta misteri.

***

Beberapa hari kemudian Tuan Harris datang. Pria muda seumur Chloe. Farsi memang awet muda mereka tidak cepat tua. Melihat tuan Harris seperti melihat seorang pria berumur delapan belas tahun. Harris memiliki warna mata yang berbeda di sisi kiri dan kanannya. Warna hitam dan warna mata Amethys.

Dia memiliki warna sayap putih seperti Kaya. Tuan Harris adalah wakil dewan yang mengurusi para Farsi. Kaya bertemu Harris di kantor pusat yang ada di tengah kota.

"Nona Kaya." Pria itu bersikap ramah kepada Kaya. "Aku memanggillmu untuk masalah hak adopsimu."

"Bisakah aku hidup tanpa Inang."

Haris melihat tato rune yang ada di tangan kiri Kaya yang mulai memudar. "Tidak bisa, itu sudah peraturan. "

"Kenapa?"

"Jangan mencoba untuk memberontak, Kaya. Jangan sia - siakan pengorbana Chloe. Atau kau akan kehilangan status Farsimu."

"Persetan dengan Farsi."

"Chloe dulu seorang Farsi tapi ada sebuah kejadian membuat Chloe kehilangan wujudnya. Al hasil para Seeker mengincarnya karena hak dia sebagai Farsi sudah di cabut. Kau seorang Farsi keselamatanmu menjadi tanggung jawab kami. " kata Haris. "Pikirkan matang-matang."

Kaya mencerna perkataan Harris. Jika ia menjadi manusia Kaya tidak akan bisa balas dendam." Baiklah."

"Bagus. Sebentar lagi dia akan datang."

Suara pintu di ketuk. Seorang pria datang dari balik pintu. Kaya terkejut karena yang datang adalah Ash.

"Kita bertemu lagi,  Kaya." Sapa Ash.

"Kenapa kau ada di sini," Kaya melirik tuan Harris. "jangan - jangan...?

"Dia akan menjadi Inangmu,  Ash.

"Aku tidak menyangka kau menjadi inangku yang baru."

"Jadi kalian berdua sudah saling mengenal?"

"Dia kekasih Chloe."

"Kebetulan sekali, apa Chloe mengutusmu." Mr. Harris tampak tidak suka.

"Aku datang untuk mengadopsi Chloe, tidak akan aku biarkan Kaya diadopsi oleh orang lain selain aku." 

"Baik kita mulai adopsinya. "

Harris memegang tangan Kaya sebuah tato yang memudar kembali terlihat. "Ingat tato ini adalah jiwamu. Jika memudar kau akan melewati tembok saat musim. Panas."

"Tembok?"

"Saat Farsi sudah siap dia akan melewati tembok dan pergi kesuatu tempat." Tukas Harris.

Kaya tidak akan pergi sebelum membalas dendam kepada orang yang sudah membunuh Chloe. "Apa tidak ada jalan lain."

"Maaf ini sudah keputusan dewan  atas. Aku harap kau bisa menerima semua ini. Dan jangan pernah sekalipun untuk memberontak."

Kaya mengangguk dengan penuh kebingungan.

Setelah penandatanganan adopsi di setujui dewan Farsi, mereka keluar dari gedung dewan.

"Terima kasih kau mau menjadi Inangku "

"Aku sudah berjanji kepada Chloe untuk menjagamu, Kaya."

"Ada yang ingin aku tanyakan."

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa kau mengenal Kaz?"

Ash terdiam sesaat kemudian dia membalas pertanyaan Kaya. " Tidak "

**

Ash menunjukkan rumah baru Kaya yang lumayan besar berbeda dengan rumah Chloe hanya Flat sederhana. Rumah Ash bergaya minimalis serta ada taman bunga. "Aku berharap kau betah di rumah barumu. "Ash membuka pintu rumah langsung menunjukkan kamar Kaya, di lantai dua.

Kaya membuka pintu kamar. Kamar itu bernuansa putih. Warna kesukaan Kaya.

"Aku harap kau suka dengan kamar yang sudah aku siapkan."

"Bagaimana kau tahu aku suka warna putih."

"Chloe sering membicarakan tentangmu."

Kaya sedih mendengar nama Chloe. "Terimakasih." Dia memeluk Ash. Menangis di pelukannya.

"Aku harap kau betah di rumah ini."

"Terimakasih telah menjadi Inangku." Kaya melepaskan pelukannya.

"Demi Chloe apa pun akan aku lakukan." Kata Ash. Dia pergi memberikan kesempatan kepada Kaya untuk istirahat.

Kaya membuka tas memasukan pakaian ke dalam lemari. Dia meletakkkan photonya bersama dengan Chloe di samping meja. Kaya bersumpah akan balas dendam dan mencari pembunuh Chloe.

**

Kaya kembali bekerja setelah ia meminta cuti kepada tuan Murren. Kaya tidak ingin berlama - lama cuti, ia harus menyelidiki kematian Chloe.

Ines menunggu Kaya di tangga. Kaya masih marah dan melewati Ines begitu saja.

"Kita harus bicara di taman, Chloe."

"Baiklah."

Mereka berdua bicara di taman. Terlihat tembok yang mengelilingi  kota Vinter.

Inez membawa sarapan pagi untuk Kaya, Hamburger.

"Tidak terima kasih."

"Aku senang kau sudah kembali bekerja rasanya sepi jika tidak ada dirimu."

"Aku tidak bisa berdiam diri di rumah saja. Aku juga rindu denganmu, Inez.  Bagaimana denganmu apa tuan Murren marah kepadamu."

"Dia sangat marah sampai aku harus menerima hukuman, bekerja di lantai bawah."

"Kau harus bersyukur setidaknya Mr  Mureen tidak memecatmu."

Dengan nada kesal sambil makan hamburger,

"Pria tua itu tidak akan berani memecatku."

Kaya tertawa.

"Aku senang kau bisa tertawa." Inez membela burger  itu menjadi dua bagian. "Makanlah."

"Terima kasih." Kaya melahap Burger milik Ines.

***

***

Kaya kembali bekerja dan terus mengamati tangga lantai dua. Kaya penasaran dan dia mencoba untuk naik.

"Kaya." Panggil Ines.

"Ada apa." Jawabnya terkejut dengan kedatangan Ines yang tiba - tiba

"Tuan Murren memanggil."

"Aku akan ke sana." Kaya masuk ke dalam ruang kerja tuan Murren. Dan alangkah terkejutnya Kaya saat Mama ada di samping tuan Murren.

"Mulai hari ini kamu akan di tugaskan di lantai dua. Dan mama akan membinbingmu."kata tuan Murren.

Mama mendekati Kaya. "Senang berkenalan denganmu." Mama mengulurkan tangannya.

"Mohon kerjasamanya.'" Kaya membalas uluran tangan mama seolah mereka berdua tidak saling mengenal satu sama lain.