Chereads / Sleping Demon / Chapter 8 - Bab 6

Chapter 8 - Bab 6

Mereka berdua berada di dalam hutan. Hutan yang sangat gelap. Hingga cahaya bulan menembus hutan ini.

Dengan napas yang masih berburu, William berusaha mengembalikan kekuatannya. Dia mengadahkan kepalanya ke langit yang gelap saat bulan menyinari hutan ini."Sudah lama aku tidak melihat dunia luar."

"Kenapa ayahmu mengurungmu? " Tanya Kaya.

"Aku iblis yang tidak sempurna."kata William sambil mengadahkan kepalanya kelangit kemudian pandangan beralih ke Kaya. "Sewaktu waktu monster dalam tubuhku akan bangkit dan melukai seseorang."

"Seperti Mama."

"Yah."

"Tapi aku ingin bebas terkurung di kamar yang sama sangat bosan. Kadang aku iri dengan Karl." William kelihatan seperti anak kecil yang terkungkung di dalam sangkar.

Soal keluarga Kaya ingin menanyakan Sola Kaz kepada William."Apa kau tahu tentang Kaz."

Ekspresi William berubah. "Kenapa kau tanyakan itu?"

"Aku cuma ingin tahu saja."

"Dia sudah membuat aib keluarga hingga ayah mengusirnya dari rumah."

"Aib apa."

William menaikan alisnya. "Kenapa kau ingin tahu."

"Aku cuma ingin tahu saja."

William menyentil Kaya." Itu rahasia keluarga, orang luar tidak boleh tahu. " William bangkit. Mereka melanjutkan perjalanan.

Mereka tiba di sebuah jalanan setapak di tengah jalan ada pintu Kayu. "Kenapa ada pintu Kayu di tempat ini?"

William membuka pintu itu. "Pintu di dunia ini sangat labil sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain."

"Kau hebat tahu di mana letak pintu itu berada."

"Ayahku adalah penjaga gerbang dunia iblis dan calon raja iblis selanjutnya."

"Aku pikir sistem raja berdasarkan garis keturunan."

"Di dunia ini untuk menjadi seorang raja, harus bertarung sesama pangeran. Tapi seiring waktu ratu iblis lilith melarang pertarungan. Sekarang sang ratu yang memilih siapa yang berhak menjadi seorang raja." Mereka tiba di kamar tamu.

"Akhirnya bisa pulang."

William dan Kaya berjalan di lorong panjang. Suara geraman semakin terdengar saat mereka mendekati suara itu. Kaya dan William terkejut saat seekor anjing raksasa dengan kepala tiga menghadang mereka.

"Makhluk apa itu."

William mendekat, "Lama tidak bertemu Cerberus." William menyentuh puncak kepala anjing itu." Anjing hitam itu seketika jinak di depan William.

Kaya ketakutan.

"Jangan takut, dia anjing peliharaan ayahku."

"Kenapa anjing itu ada di sini?"

"Cerberus anjing penjaga rumah ini. Tapi tenang dia hanya bertugas di lantai tiga saja."

Saking besarnya rumah ini bisa menampung anjing raksasa berkepala tiga. Kaya melihat sekeliling lorong banyak sekali pintu. "Apakah pintu - pintu ini terhubung dengan dunia iblis."

"Pintu - pintu di sini sangat menyesatkan, bagkan lantai di rumah ini sangat banyak sampai - sampai kau tidak bisa keluar dan tersesat."

"Apa Kita tersesat?"

"Tidak, jika kau bersamaku." William berbisik di salah satu kepala anjing itu. Si anjing itu berjalan. "Kita ikuti Cerberus ."

Si Anjing berjalan melewati lorong yang sangat rumit dan bekelot. Rumah ini seperti labirin yang bercabang. Setelah beberapa menit mereka tiba di sebuah pintu dengan cat putih. William berisik lagi di telinga sang anjing. Anjing hitam itu pun pergi. "Ayo masuk."

Saat Kaya masuk mereka sudah di kamar William tepat saat mama masuk membawa makan siang untuk William.

William pura - pura tidur di kamar. Dan Kaya membereskan meja. Mama tidak sama curiga dengan mereka.

"Aku bawakan makan malam untuk tuan muda."

"Berikan makanan itu kepadaku." Kaya mengambil nampan dari Mama. "Ingat tuan muda harus makan."

"Aku pastikan Tuan muda makan." Kaya melirik William yang pura - pura tidur.

Kaya meletakan makanan itu di meja.

William bangun dengan tubuh anak kecil."Buang makanan itu."

Kaya duduk sambil memegag piring di tangannya. "Kenapa kau tidak mau memakannya."

William tersenyum seram." Kau tidak tahu apa yang ada dalam piring itu."

"Memangnya ini makanan apa?"

"Otak Manusia."

Kaya menjatuhkan piring itu hingga makanan itu berserakan dilantai."Manusia?" Seketika tiba - tiba mual dan ingin muntah."Aku pikir itu otak binatangtang."

"Mereka makan otak manusia terutama Farsi sepertimu."

Bulukuduknya berdiri mendengar ucapan William.

"Kau pasti sedang berbohong."

William memasang wajah serius dia sedang tidak berbohong. "Untuk apa aku berbohong kepadamu."

"Aku pikir tuan Murren itu baik."

"Ayahku memang baok di depan tapi ia menyimpan banyak rahasia yang belum kau ketahui." William bangkit mengambil makanan yang tergeletak di atas karpet. " Dia meletakan kembali keatas piring." Untuk itulah kenapa aku sering pura - pura tidur hanya untuk menghindar dari Mama."

"Untuk apa mereka memakan manusia."

William duduk. "Ceritanya sangat panjang untuk di ceritakan."

"Mungkinkah kematian Chloe ada hubungannya dengan semua ini."

"Aku tidak tahu, tapi aku akan membantumu mencari siapa pembunuh Inangmu."

Tubuh kaya lemas, selama ini tuan Murren sudah membohonginya.

***

Kaya mengambil tisu dan membingkus otak itu. "Boleh kau bawa makanan ini."

"Untuk apa makanan itu?"

"Aku akan menguburnya di tempat yang layak."

William tersenyum kecut.

"Kau naif sekali kenapa mau melakukan hal yang seharusnya kau tidak lakukan."

"Mereka manusia bukan hewan." Kaya bangkit. "Aku pergi dulu jam kerjaku sudah habis."

"Kau akan datang lagi." Kata William.

"Tentu saja, ada yang harus aku selidiki."Balas Kaya.

...

Salju sudah mulai menumpuk. Kaya pergi menuju jalanan setapak. Dia tiba di sebuah tanah kosong yang tidak pernah tersentuh oleh salju. Kaya memutuskan untuk mengubur otak itu di sini. Walau ia tidak tahu nama si pemilik otak ini ia berharap arwahnya bisa tenang.

"Kita ketemu lagi." Kata pria itu.

Kaya berbalik. Lelaki yang waktu itu. "Apa yang kau lakukan di tempat ini." Tanyanya.

Pria itu menghampiri Kaya.

"Aku tinggal di sebrang hutan. Kau mau mampir ketempatku." Ajak pria itu.

"Tidak terima kasih, aku belum mengenalmu."

"Namaku Jazz."

"Kaya, tapi maaf aku tidak bisa."kata Kaya.

"Lain kali kita bertemu lagi." Balas pria itu.

Kaya melihat pria itu sampai tubuhnya menghilang dari lebatnya hutan.