"Apa kau takut?"
Mama tersenyum mengerikan. "Jika kau takut mundurlah."
"Aku tidak takut." Jawab Kaya dengan suara lantang.
Lantai dua tempat Kaya bisa mencari informasi tentang Kaz pria masa lalu Chloe. Chloe menyimpan banyak rahasia yang belum Kaya ketahui.
Mama tersenyum sinis. "Jika kau takut mundurlah." Mama berbalik menatap tajam kepada Kaya.
Kaya memberanikan diri menantang Mama. "Aku tidak akan mundur." Kaya hanya perlu waspada terhadap wanita ini, karena kejadian tempo hari membuatnya hampir terbunuh.
Mama memegang lilin. "Beruntung aku tidak membunuhmu waktu itu." Kata Mama berhenti di depan kamar William." Jika bukan karena William aku sudah menghabisimu."
"Kau tidak bisa membunuh seorang Farsi."
"Kami iblis bisa membunuh Farsi, iblis tidak pernah menaati aturan."
Mama membuka pintu. William duduk seperti boneka mengenakan kemeja putih. Wajahnya seperti anak kecil sedang marah —tangannya menopang kepalanya. "Lama sekali kau datang. "
"Maafkan saya tuan muda, saya menunggu persetujuan dari tuan Murren."
William bangkit dari tempat duduknya perlahan tubuhnya berubah menjadi pria dewasa. William menghampiri Kaya mengabaikan Mama. "Aku dengar Inangmu meninggal. Aku turut berduka."
"Terimakasih."
"Namaku William."
"Kaya."
" Mulai hari ini kau akan berkerja untukku." William melirik Mama. "Dan kau Mama jangan pernah ikut campur."
"Tapi, tuan muda."
"Aku sudah mendengar dari Karl kau hampir saja membunuh Kaya ."
Mama menundukkan kepalanya kemudian dengan penuh penyesalan.
"Saya minta maaf, tuan."
"Kali ini aku maafkan, jika kau ulangi lagi aku tidak akan segan - segan untuk membunuhmu."
Mama ketakutan dengan ancaman William. "Saya permisi dulu tuan." Ujar Mama meninggalkan mereka berdua di kamar.
***
Warna mata William terlihat seperti berlian yang kusam. Pandangan matanya kosong tak berjiwa. Itulah yang pertama kali Kaya lihat darinya. "Bisa kau tinggalkan kami berdua."
"Tapi tuan muda."protes Mama.
Suasana ruangan berubah menjadi suram. Kaya dapat merasakan saat pangeran marah.
Wanita itu keluar dengan raut wajah tidak suka.
Di kamar itu hanya ada Kaya dan tuan muda yang angkuh, William. Bagaimana pun caranya Kaya harus mencari tentang orang bernama Kaz.
"Kau boleh memanggilku William."
"Itu tidak sopan."
"Hanya saat kita berdua saja."
"Baiklah."
Wil bisa melihat ekspresi Kaya. William tahu apa yang ada di pikiran Kaya. William menaikan sudut bibirnya."Kau ingin mencari pembunuh Inangmu." Kata Will yang seolah tahu isi pikiran Kaya.
"Jangan - jangan kau masuk kedalam pikiranku."
"Aku bisa merasakan apa yang kau rasakan kehilangan yang kau cintai." Ucap Will. Pria itu sedang tidak berbohong dari ekspresinya yang muram.
Will sama seperti Karl bisa membaca pikiran, Kaya bertanya kepada William. "Apa semua iblis bisa membaca pikiran."
"Tidak semuanya hanya orang tertentu." Jawab Will.
"Kau tahu siapakah yang membunuh Chloe?"
"Tidak, jika aku menyentuh orang yang membunuh Inangmu."
"Bisakah kau membantuku." Pinta Kaya.
"Dengan Suara kau jangan pernah pergi dariku."
Kaya menurunkan bahunya." Aku tidak janji."
"Baiklah." Gumam Will. "Sekarang kamu harus membawaku keluar dari rumah ini."
"Bagaimana caranya agar aku membawamu keluar dari rumah ini." Kata Kaya. "Sedangkan Mama mengawasi kita."
Wiliam bangkit dari kursi mendekati Kaya. Dia mengambil bunga di dalam Vas. Bunga itu diletakan di atas tempat tidur. Dengan sihir ilusinya, bunga itu berubah menjadi dirinya. "Bagaimana, "Will melihat kearah Kaya yang sedang kebingungan sambil menunggu jawaban Kaya.
Kaya terkejut.
"Bagaimana jika mama tahu?'
"Hanya tiga jam saja."kata Will.
"Baik." Kaya mengulurkan tangan perjanjian. William melihat tato di tubuh kaya. William tidak membalas uluran tangan Kaya
Kaya membuka pintu dia melihat kiti dan kanan jalurnya berubah menjadi lorong panja."Kenapa lorongnya bisa berubah?"
"Rumah ini perbatasan antara dunia iblis dan manusia hanya orang tertentu saja yang bisa keluar dari rumah ini." William terus berjalan diantara lorong panjang mereka tiba di sebuah pintu kayu. William membuka pintu itu . Kaya terkejut apa yang ada di balik pintu. Hutan belantara.
"Mereka tidak mengijinkan aku untuk pergi dari sini."
"Kenapa?"
"Karena aku setengah iblis. Perlu waktu lama bagiku untuk menjadi manusia."
"Jika kau keluar apa yang terjadi."
"Maka aku akan mengamuk."
Mereka berjalan di hutan belantara yang sangat lebat."Apa kita tersesat." Kaya bertanya.
"Jalan saja. Aku sering main di sini. Tempat ini tidak berubah selama seratus tahun."
"Kau sudah tua."
"Umurmu berapa?" Tanya William.
"Sembilan tahun untuk ukuran Farsi delapan belas tahun untuk ukuran manusia "
"Kau masih bocah. tapi pikiranmu seperti wanita dewasa." Will terus berjalan. "Jangan jauh dariku karena para iblis suka dengan Farsi."
"Kau jangan menakutiku."
Terdengar suara geraman binatang dari balik pepohonan. Terdengar gesekan rumput. Sebuah bayangan hitam keluar dari balik rerumputan tinggi. Seekor monster hampir menerkam mereka berdua.
Will maju memajukan tangannya membuat si monster tidak bergerak. Jantung Kaya hampir saja copot. Will meremas tangannya tubuh si monster hancur seperti bubur.
Kaya tidak percaya apa yang dilakukan Will. Dengan sekali remasan si monster bisa hancur.
Will berlutut. Dia kehabisan tenaga. Kaya mencoba membopong Will.
"Kekuatanku masih belum pulih," tukas Wil sambil menahan sakit.
"Kita kembali, aku takut Mama mencari kita." Kaya membopong Will. Mereka duduk di bawah pohon untuk istirahat.
"Apa kau bisa jalan."
"Sedikit." Kata Will. Dia tampak kecewa dan marah. "Aku merasa tidak berguna."
***
Inez sedang makan cemilan sambil menaikkan kedua kakinya. Mama masuk melihat kelakuan Ienz membuat wanita lima puluh tahun itu berang dengan kelakukan pelayan yang satu ini.
Ines menakkan alisnya. "Ada apa kau datang -datang seperti orang kesetanan."
"Ini semua salahmu jika kau tidak mengijinkan Farsi itu naik kelantai dua, tuan muda Karl tidak akan marah kepadaku!"
Mama mengambil cemilan dari Ines dan melemparnya kelantai.
Il "Kenapa kau melempar makanan milikku."
" Kenapa kau bawa Farsi itu menemui adikmu. "Kau sengaja melakukan ini agar aku menderita."
Ines menjawab pertanyaan Mama santai. "Aku ada kencan dengan Kaz. "Kata Ines.
Mama menarik tangan Inez . "Kau mencoba mengkhianatiku."
Mama memperlihatkan wujud aslinya ia ingin menggertak Inez dan membuat wanita itu tidak bisa bergerak. Mama berubah wujud menjadi Monster mengerikan. Jubah koyak dengan mata hitam legam. Kedua tangannya seperti cakar binatang.
Tapi bukannya takut Ines dengan santai tanpa rasa takut. "Aku tidak takut padamu."Ines mencoba untuk tidak membuat masalah dengan Mama.
Mama membuat penghalang. Membuat Ines tidak bisa bergerak. Ines bergerak tanpa terluka wanita keturunan bangsawan iblis itu tidak takut dengan Mama yang hanya keturunan iblis biasa. "Kau hanya iblis keras rendah, Mama. Jika bukan tuan Murren memungutmu mungkin sekarang kau hanya seorang iblis biasa." Ucap Ines.
"Berani sekali, kau hanya anak haram dari hasil hubungan terlarang!"
Ines tersinggung dengan ucapan Mama. Da tidak membalas ucapan Mama. Kemudian keluar dari ruangan. Perkataan Mama membuat perasaan Ines sakit. Ia selalu teringat saat ibunya membuangnya kejalanan.
Ines berhenti di kamar tuan muda Kaz. Dia memang seorang hina terlahir dari hubungan terlarang antara Farsi dan iblis. Ines diselamatkan oleh sang raja. Walau dia hanya seorang pelayan biasa. Yang Ines inginkan mendapatkan pengakuan dari Kaz. Inez membuka kamar itu. Tidak ada siapa - siapa kamar ini sudah lama kosong sejak lama.
***