Awas saja sih Dini, berani-benarinya dia ngancam aku.
"Kok lo jadi suka ngancam." Ucapku dengan bersendekap.
"Yaudah, buruan cerita." Ucap Dini memaksa.
"Iya, iya. Jadi gini, tadi malam tuh gue mimpiin Arkan. Mimpinya tuh kayak nyata, Din. Tapi anehnya Arkan dalam mimpi itu sangat jahat." Aku mulai bercerita pada Dini.
"Jahat gimana, Ra?" Tanya Dini penasaran.
Dih, dia mulai kepo. Padahal tadi nggak peduli sama sekali.
"Dia hampir saja ingin melecehkanku, Din. Untung saja Nenek segera membangunkanku. Kalau tidak, entahlah bagaimana nasibku dialam mimpi itu." Ucapku sambil menerawang jauh kedepan, mengingat kejadian di Alam mimpi.
"Padahal Nenek lo banginin lo dari sire loh, Ra. Tapi lo nggak bangun-bangun." Kayaknya Dini mulai penasaran dengan ceritaku.
"Aku juga bingung, Din. Padahal aku merasa dalam mimpi itu cuma sebentar. Tapi kenapa di Alam nyata bisa sangat lama ya." Aku aja bingung dengan mimpi yang aku alami, apalagi Dini yang hanya mendengar cerita dariku.