Chereads / My Heart Is Breaking / Chapter 12 - Pergumulan Hati

Chapter 12 - Pergumulan Hati

Tiara menatap Rina dengan wajah bingung. Maaf aku masih belum mengerti dengan apa yang diumumkan oleh pendeta saat di dikamar tuan Widanta. Aku yakin pasti salah dengar kan?. "Menikah!!". Itu tidak mungkin. Aku dan Dante bukan dalam hubungan seperti itu

Rina mengernyit melihat kebingungan yang sangat ketara di wajah calon cucu menantunya itu. Sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku terlebih dulu. Perkenalkan namaku Rina, aku neneknya Dante. Untuk apa yang tadi diumumkan oleh pendeta Harmok, aku yakinkan kau tidak salah dengar. Kau dan Dante akan dinikahkan hari ini.

Tiara menatap wajah serius Rina. "Apa…?". Teriak Tiara histeris membalikan badan untuk memastikan pendengarannya tidak salah. Saat berbalik Tiara mendapati wajah terkejut Rina. Ma____maaf, aku tidak bermaksud membuat anda terkejut. Hanya saja …", gagap Tiara ini masih sangat tidak masuk akal dan sangat membingungkan. Ini sangat konyol saat pagi…. ini aku baru saja kehilangan milikku yang paling berharga dan sekarang pria brengsek itu akan menikahiku. Apa ini bukan lelucon konyol yang sangat mengelikan namanya?. Tiara hanya bisa membatin

Dan anda siapa tadi?, saya tidak terlalu mendengarkan, maaf Tiara merasa tidak enak hati.

Rina tersenyum. Entah sudah berapa kali kau menggatakan kata maaf Tiara. Kau gadis yang baik. Dante tidak salah memilihmu menjadi isterinya.

Saya Rina, nenek Dante, istri kedua Widanta Jaya.

Tiara menatap bingung wanita dihadapannya. Apa barusan wanita muda ini mengatakan kalau dia nenek Dante. Apa ini lelucon lainnya? pikir Tiara semakin jengkel dengan apa saja yang baru didengarnya. Aku akan gila lama-lama disini. Kenapa Dante membawaku kemari apa hanya untuk mendengar semua lelucon gilanya. Sebenarnya ada apa dengan keluarga ini.

Rini mengulurkan tangan untuk menyalam Tiara. Apa kau tidak mau menjabat tangan wanita sepertiku?.

"Hah". Tiara menggeleng kepala.

"Maaf… kau pasti jijik berjabat tangan dengan seorang wanita sepertiku". Aku bisa mengerti orang-orang memang selalu menatapku jijik, aku sudah biasa. Tapi aku harap kau mau menerima bantuanku untuk mendandanimu. Rina menarik kembali tangannya yang terulur didalam hati Rina merasa sedikit kecewa.

Tiara terlihat semakin bingung dengan perkataan wanita cantik di hadapannya. Maaf aku hanya masih bingung, aku tidak bermaksud menyingung perasaan nyonya. Tiara menjabat tangan Rina. Maaf atas ketidak sopanan saya. Tapi ini masih seperti....Tiara memegangi kepalanya. Aku masih sulit mencerna semua ini.

Rina mengangguk. Kamu tidak perlu minta maaf. Aku sudah biasa mendapat pandangan menghina dan direndahkan. Berhenti memanggilku dengan sebutan nyonya. Cukup panggil aku Rina. Apa kau tidak penasaran kenapa bisa seorang wanita muda dan terpelajar sepertiku mau menikahi pria tua kaya raya seperti Widanta.

"Hah!, apa?". Tiara mengeleng. Itu bukan kapasitasku untuk mencampuri urusan pribadi anda.

Rina tersenyum. Kau wanita yang menarik dan memiliki hati yang baik Tiara. Sekarang duduklah aku akan mulai mendandanimu secantik dan seangun yang aku bisa. Untunglah kau memiliki kulit yang bersih dan halus kau juga memiliki bentuk wajah yang mungil dengan hidung yang mancung dan alis yang tebal. Kesimpulannya kau sangat cantik Tiara, puji Rina tulus.

"Benarkah Tiara menatap pantulannya di cermin". Tapi aku tidak merasa demikian Rina.

"Apa sebelum kau datang kemari Dante tidak memberitahumu tentang pernikahan kalian". Tiara mengeleng. Dasar Dante selalu saja bersikap arogan, itu menjelaskan kebingunganmu. Apa kau salah satu pegawai diperusahaan Dante?.

Tiara kembali menganggukan kepala.

"Apa kalian sudah lama dekat?". Rina mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengenal calon menantunya

"Tidak kami tidak dekat sama sekali". Aku seorang staff dari devisi perencanaan dan kami tidak pernah dekat layaknya sepasang kekasih jika itu yang anda maksud. Hubungan kami murni hubungan atasan dan bawahan.

Rina mengernyit. Dante tidak mungkin memilih dari ratusan karyawatinya secara acak. Apa Dante memaksamu untuk ikut kemari?. Rina mesih mencoba mencari tahu. Bagaimana bisa Tiara tidak tahu apa-apa tentang rencana Dante.

Tiara terlihat berpikir sesaat lalu mengangguk membenarkan. Bisa dikatakan seperti itu. Dante memintaku datang keparkiran dan menarikku masuk ke dalam mobilnya; sekarang disinilah aku".

Rina masih merasa tidak mengerti. Rina tersenyum mendengar jawaban jujur Tiara. Tidak heran Dante memang selalu melakukan sesuatu sesuka hatinya tanpa bisa dibantah, sayangnya Tiara kau tidak bisa mundur dari pernikahan ini.

Tiara menghela napas. Tiara merasa sedang duduk di kursi hukuman saat ini. Bagaimana kalau aku kabur?.

Rina mengeleng. Aku tidak akan membantumu Tiara dan itu tidak akan terjadi.

"Aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuanmu Rina. Aku sangat yakin aku sendiri bisa melawanmu dengan mudah.

"Jangan pernah berpikir melakukannya Tiara". Rina mengingatkan Tiara dengan nada tegas. Walau kau yakin bisa menjatuhkanku dengan muda tapi tidak dengan tekadku.

"Jadi kau sama saja dengan cucumu, bersikap arogan adalah sebuah kebiasan bagi kalian orang kaya rupanya". Sangat mengecewakan. Padahal aku pikir kau akan bersimpati padaku.

Rina mengeleng sebelum menekuk lutut untuk berlutut dihadapan Tiara. Apa kau melihat anak laki-laki yang tadi memeluk Dante?. Tiara mengangguk. Namanya Riko. Putraku bersama Widanta Jaya dan Riko hanya akan aman dalam pengawasan Dante. Hari ini setelah kalian berdua sah menjadi suami isteri, kalian akan mengadopsi Riko.

Tiara semakin bingung dengan semua situasi yang sedang dihadapinya. Tapi Riko paman Dante!!", bagaimana mungkin Riko menjadi putra Dante?.

Rina mengangguk setuju. Ironisnya memang seperti itu. Tapi…itu semua tidak penting, yang terpenting adalah keselamatan Riko. Kau belum mengenal bagaimana cara kerja dalam keluarga Jaya. Keluarga ini sangat mengerikan Tiara dan sebagai seorang ibu aku memohon padamu Tiara, jika kau ingin aku memohon sambil berlutut padamu itu akan aku lakukan, tapi jangan tolak pernikahan ini. Hanya ini satu-satunya jalan agar putraku bisa selamat. Saat ini hanya Dante yang bisa menolong Riko, hanya Dante yang bisa aku percaya melindungi Riko.

Percayalah Tiara seumur hidupku, tidak… hingga kematian menjemputku-pun aku akan selalu berterima kasih padamu Tiara. Aku sendiri tidak tahu bagaimana dengan nasibku setelah Widanta tiada. Aku tidak tahu apakah aku akan bisa bertahan hidup lebih lama untuk melihat Riko tumbuh menjadi pria dewasa atau tidak. Tapi sebagai ibu aku ingin memastikan Riko aman. Aku akan melakukan apa saja untuk keselamatan putraku.

Tiara bergidik mendengar kata-kata Rina. Apa keluarga ini benar-benar seberbahaya itu?. Apa isi anggota keluarga ini adalah gangster?

Rina mengangguk membenarkan. Bisa dikatakan demikian. Demi uang dan kekuasaan orang dalam anggota keluarga ini akan melakukan apa saja bahkan dengan melenyapkan nyawa keluarga lainnya akan mereka lakukan.

Kau pasti sudah bertemu dengan paman Dante. Tiara mengangguk. "Mereka adalah orang-orang yang sangat berbahaya". Terutama Marwan. Pria licik dan keji