Setelah panggilan kedua kembali gagal, Bian terdiam sejenak. Memikirkan tempat yang mungkin saja akan dituju oleh istrinya itu. Tidak lama kemudian Bian terpikir akan satu tujuan yang kemungkinan besar akan jadi tempat tujuan Raya.
"Rama," kata Bian dengan geram.
"Kurang ajar! Pasti dia," kata Bian yang langsung keluar dari kamarnya lagi untuk menuju ke resepsionis.
Dia harus menemukan dimana kamar Rama. Dia yakin dia bisa menemukan istrinya di dalam kamar itu. Bisa dibilang keyakinannya bisa sampai 99 persen.
Tidak perlu waktu lama, Bian sudah sampai di depan meja resepsionis. Dia bertemu dengan beberapa petugas di sana.
"Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu petugas resepsionis.
"Kamar atas nama Rama di nomor berapa?" tanya Bian tanpa basa-basi.
"Maaf, Pak. Kami tidak bisa membocorkan informasi mengenai pelanggan kami dengan sembarangan," kata petugas resepsionis.
"Dia teman saya," kata Bian.