Sebuah mobil kini berada di dalam hutan yang sangat gelap, di mana di dalam mobil itu ada 2 perempuan dan juga 4 laki-laki. mereka sedang memperhatikan gerak-gerik sang lawan menggunakan drone yang telah di rancang oleh bagas.
"Bagus, sekarang saatnya bermain. kakgas tetep di sini ya, dan sisanya ikut masuk. ooh iya, ini senjata tambahan buat kalian." kata aybel lalu memberikan mereka sebuah pisau yang sudah di lapisi racun, dan tentu aybel yang merancangnya.
"Sejak kapan ini lo bawa? bukannya lo selalu sayang sama nih barang." kata bagas yang melihat apa yang aybel bagikan.
"Itu hanya tiruan, ya kali aku bawa pisau eksperimen, dan di bagikan ke kalian. terlalu mahal." kata aybel "Udah ahh turun, aku udah ga sabar buat kolam darah." sambung aybel lalu turun dari mobil itu duluan. dan di ikuti oleh mereka kecuali bagas.
"Etts tunggu, kakgas inget ya. awasin kakvin sana kakjev, kalian lewat belakang. sisanya ikut aku dan aku yang bakal jalan duluan, karena sekarang aku yang bakal mimpin." kata aybel sebelum berjalan jauh dari mobil.
Dan setelah itu mereka berpisah mengikuti instruksi dari aybel. aybel, bunga dan juga adit berjalan menuju sebuah rumah yang pencahayaannya minim itu, dan tentu menembaki musuh dengan pistol rancangannya. yang sudah di rancang khusus oleh aybel.
"Kaknga arah jam 1 dan 3." kata aybel saat mereka sudah ada di halaman rumah itu.
"Kakdit arah jam 9 dan 12." sambung aybel dan juga sesekali ia menembak ke arah asal, yang tentunya mengenai semua musuh.
"Aku masuk duluan, dan langsung menuju ruangan. kalian hati-hati dan waspada." kata aybel lalu pergi meniggalkan bunga dan adit.
Sesampainya dia di dalam rumah itu, aybel tidak menemukan apa-apa hingga akhirnya ada beberapa orang yang menghajarnya dari belakang.
"Ooh f**k, muka aku dan badan aku. kalian emang cari mati ya." kata aybel saat dia terjatuh menghantam kursi yang ada di depannya. setelah itu ia berdiri dan melihat ada sekitar 6 orang yang berbadan besar dan mengelilinginya.
"Ayo kita main sayang, yang kalah harus mati." kata aybel dingin dan langsung menghajar mereka semua. awalnya aybel kewalahan hingga akhirnya mereka semua mati di tangan aybel.
"Kok aku oon ya, kan senjata masih ada. kenapa juga harus ribet buang-buang tenaga, mana badan mereka kek gajah lagi." omel aybel yang sambil berjalan menuju suatu ruangan yang berisi sandera yang di sekap.
Sesampainya di depan pintu, aybel langsung menendang pintu itu dan membuat orang yang ada di dalam terkejut.
"Eh, kepala botak. lepasin mereka atau anda mati di tangan saya." kata aybel dingin.
"Eh, manusia bertopeng. atas dasar apa gue ngelepasin nih sandera. enak aja, bakal rugi gue." kata orang itu.
"Ck, anda tidak mengenal saya? yakin? saya terkenal loh, dan anak buah anda semua sudah mati di tangan saya. jadi anda tinggal sendirian. cepetan lepasin mereka sebelum saya tidak terkendali." kata aybel sambil melihat sekeliling ruangan itu dan melihat ada 10 orang yang di sekap dan juga seorang ibu dan anaknya yang sedang ketakutan itu.
"Gak bakal semudah itu, terima ini." kata orang itu dan menembaki aybel, tentunya aybel bisa menghindar dengan mudah. hingga peluru orang itu habis.
"Hanya segitu, sini saya ajarkan gimana caranya berkelahi tanpa menggunakan senjata." kata aybel lalu menghajar orang itu hingga hampir pingsan, namun terhalang oleh bunga dan adit yang tiba-tiba masuk.
"Queen, mereka yang ada di bawah sudah beres." kata adit dan aybel mundur beberapa langkah dari orang itu lalu membalikkan badan untuk melihat kearah adit dan juga bunga.
Tentunya kesempatan itu di pakai oleh orang itu untuk membunuh aybel menggunakan pisau yang ada di balik baju orang itu. namun, bukannya mengenai aybel, pisau itu malah mengenai ibu yang tadi menggendong anaknya. dan tentu itu membuat aybel sadar bahwa masih ada hama yang belum terselesaikan.
"Anda kenapa mempertaruhkan nyawa anda demi saya." kata aybel yang berjongkok di samping ibu itu.
"Saya ta-tahu anda si-siapa, an-anda queen AD bukan? sa-saya ingin anda me-merawat anak saya se-sebagai gan-gantinya. te-terima kasih." kata ibu itu dan menutup matanya karena banyak darah yang keluar dari dadanya.
"S**t, kepala botak anda emang bener-bener mau cari mati ya." kata aybel yang melihat orang itu dengan tatapan mengerikan, lalu aybel meninju lagi orang itu hingga pingsan.
"Queen, anak ini nangis terus." kata bunga yang sedang menggendong anak itu, sedangkan adit dia sedang mengurus sandera yang lain. dan aybel langsung berjalan kerah bunga lalu mengambil anak itu.
"Ma-maaf kami telat." kata seorang polisi yang baru datang dan di ikuti oleh beberapa anak buahnya juga kevin dan jevin.
"Telat aja semenit lagi, saya hancurkan kantor anda tanpa ampun." kata aybel dengan dinginnya. "Sekarang urus mereka semua, dan kalian balik sekarang ke mobil tim." sambung aybel lalu berjalan duluan, disusul oleh bunga, adit, kevin, dan jevin.
Dan mereka berjalan menuju mobil yang di mana sudah di tunggu oleh bagas. namun aybel tiba-tiba berhenti, dan menyerahkan anak itu ke bunga lagi.
"Kalian lanjut aja ke mobil dan tunggu aku di sana. aku mau balik lagi ke dalam, ada yang belum selesai." kata aybel dan berlari menuju dalam rumah dan ke dalam ruangan tadi.
"Queen, kenapa anda balik lagi." kata polisi itu yang menyadari bahwa aybel kembali ke sana.
"Cepat kalian bawa mereka keluar dalam 10 menit dari sekarang. dan orang-orang yang ga bisa kalian bawa jangan di bawa. karena di rumah ini udah ada bom yang akan meledak sebentar lagi. dan saya yang akan menanganinya sebisa saya." kata aybel dan para polisi dengan cepat membawa korban dan juga pelaku keluar dari rumah itu dengan cepat.
Sedangkan aybel, dia berjalan menuju sebuah lemari dan mengambil sesuatu di sana yang berupa sebuah vas bunga. dan saat ia membalikkan vas itu, ada sebuah kamera yang berukuran kecil.
"Halo musuh, gimana permainannya? saya win or lose? ooh ya, saya hanya membawa pria botak itu ke penjara loh, bukan ke langit. hehehe." kata aybel yang mengarahkan kamera itu ke depan wajahnya.
"Ooh bom yang di sana? bisakah di percepat lagi? sungguh terlalu lama buat saya." sambung aybel yang mengarahkan kameranya ke letak bom itu di pasang. setelah itu aybel menginjak kamera itu hingga rusak dan berjalan bom itu, setelah selesai melihat waktu yang tersisa, aybel berjalan sebentar, lalu keluar dari rumah itu dan
'Bum' ledakkan terdengar.
"Mari pulang, antar aku ke mansion ya kak gas. sini anaknya bela yang gendong. biar ga nangis terus." kata aybel yang berada di depan mereka dan membuat mereka terkejut.
"Ini lo kan dek? lo ga terluka kan? ga ada yang luka kan? bisa-bisa gue kena serana sama kak haris." kata bagas yang memutari badan aybel.
"Masih hidup, buruan anterin ke mansion aah." kata aybel lalu masuk ke dalam mobil yang di susul oleh yang lain.
Setelah mereka masuk semua, bagas menjalankan mobilnya menuju mansion aybel. dan tentu anak yang di gendong aybel itu sedang tertidur dengan pulas.
"Kang supir, kita mampir dulu ke minimarket di dekat mansion ya, dan anak ini aku yang rawat, ga ada bantahan." kata aybel tiba-tiba di perjalanan. dan semua hanya bisa diam tidak ada yang berbicara.