Davina terdiam. Ia tak tahu harus menunjukkan respon macam apa. Percakapan Rico dengan kakak kelasnya tadi bukan sesuatu yang enak untuk didengar orang lain, kan?
Davina ingin menghindar, tapi rasanya itu tak mungkin. Rico sudah berdiri tegak di hadapannya seperti anak anjing yang menunggu sesuatu dari majikannya.
"Davina." Rico mengibaskan tangannya di depan wajah Davina. Sehingga gadis itu tersadar kalau ia harus memberikan reaksi kepada Rico.
"Bagaimana bisa, Mas Rico berbohong begitu? Jelas-jelas malam Minggu aku yang boncengan sama Mas Rico," ucap Davina.
"Ngga apa, lagian aku emang mau putus," sahut Rico.
Davina merengutkan wajahnya. Bibirnya sedikit menggigit bibir bawahnya. terlihat jelas bahwa ia tak suka dengan jawaban Rico.
Tapi apa masalahnya? Davina bukan siapa-siapa untuk Rico. Untuk apa ia terima atau tidak terima akan jawaban Rico.
"Mukanya biasa aja! Kayak enggak pernah putus cinta aja," sahih Rico.