Chereads / Scandalous Kingdom / Chapter 11 - Jangan Khawatirkan Itu

Chapter 11 - Jangan Khawatirkan Itu

Karena percakapannya dengan Putri Veliz sebelumnya, membuat Pangeran Adam Veliz secara perlahan-lahan mencoba untuk mendekati Anna Braveheart. Kali ini dia benar-benar ingin memastikan perasaannya tersebut. Pasalnya selama mengawasi wanita itu, sesuatu tampak terasa ikut menggetarkan hatinya, tiap kali mereka bertemu, saling menatap dan menghabiskan waktu bersama.

Setelah menyelesaikan pekerjaan miliknya Adam memutuskan untuk mendatangi tempat milik Anna. Ia sengaja datang tanpa memberitahu karena sang pangeran ingin mengejutkan Anna di sana. Semenjak menjadi representasi sang ratu, yang merupakan ibunya sendiri, kedekatan yang terjalin di antara keduanya juga menjadi sangat baik.

Dan juga karena pria itu tak ingin membuat alasan khusus apapun, saat tiba-tiba datang. Dirinya sengaja datang dengan kondisi yang tak mencolok ke tempat milik Anna.

Pangeran Adam sengaja melakukannya agar hal ini tak menyebar kemana-mana sehingga mendatangkan banyak media dan wartawan ke sana. Setelah sampai pada sebuah bangunan bergaya minimalis yang berada pada lokasi strategis di depan jalan tersebut, Adam pun memantapkan kakinya turun dari sebuah mobil yang digunakannya.

Dia langsung melangkah masuk ke dalam bangunan tersebut. Tampaknya tak ada keraguan yang muncul dalam dirinya sama sekali.

Pangeran Adam langsung di sambut oleh beberapa staf yang berada di dalam kantor ini. Mereka semua menundukkan kepalanya pada sosok bangsawan tersebut. Mempersilahkan beliau, bahkan hingga memberi pelayanan khusus.

Pria bangsawan sepertinya, tentu saja mengapresiasi tindakan dan sikap mereka semua, akan tetapi kedatangan dirinya kemari hanyalah untuk bertemu Anna. Manajer tersebut akhirnya menuntun sang pangeran menuju ruang kerja Anna. Dirinya beruntung bahwa ternyata orang yang ingin ditemuinya itu tengah berada pada kantor pribadi miliknya ini.

Dari penjelasan sang manajer Adam tahu bahwa saat Anna sedang tak memiliki aktivitas berat yang menyibukkan. Mengetahui schedule milik Anna membuat sang pangeran semakin berani melangkah masuk ke dalam ruangan Anna.

"Pangeran Veliz, Yang Mulia Adam" sahutnya lalu segera berdiri dari kursinya dan menundukkan kepalanya, memberikan salam pertanda hormat.

"Ada apa keperluan pangeran sepertimu sampai harus datang ke kantor milikku ini?" tanya Anna yang merasa sungkan.

"Padahal kalau pangeran menghubungiku maka aku sendiri yang akan segera menyampari dirimu Yang Mulia," tambahnya.

Sang pangeran tersebut segera berjalan mendekat lalu duduk pada kursi yang terletak tepat di depan meja kerja Anna. Dirinya berkata, "Itulah mengapa aku tak ingin menghubungimu. Lagipula aku hanya kebetulan sedang berada di daerah sekitar sini dan tiba-tiba saja terlintas dipikiranku untuk menemuimu di sini."

"Kedatangan diriku tidak sedang tiding menganggumu bukan?" tanya sang pangeran yang jelas hanya berpura-pura.

"Tentu saja tidak. Lagi pula sebentar lagi akan masuk jam makan siang," balas Anna sembari tersenyum.

"Baiklah kalau begitu aku tak apa jika harus menemani dirimu. Apa kau tak masalah dengan hal itu?" kata Adam.

"Maaf Yang Mulia, apa maksudmu dengan menamani aku makan siang?" tanya Anna memastikan dirinya tak salah tangkap sebelum menjawab.

"Tentu saja, maksudku yakni mengajakmu makan siang bersama, itu pun jika kau tak keberatan. Soalnya ada beberapa hal yang juga ingin aku bahas denganmu," kata sang pangeran yang tampak tak gentar sama sekali.

"Ah baiklah jika begitu. Tentu saja aku takkan merasa keberatan pangeran, justru aku yang khawatir bahwa dirimu mungkin yang akan merasa seperti itu," responnya berusaha memila-milih kata lalu melontarkannya.

"Jangan khawatirkan itu. Aku yang muncul di sini secara tiba-tiba, tentu saja itu bukan masalah sama sekali untukku," ujar Adam yang merasa gembira.

Mau tak mau Anna mengiyakan perkataan dari Yang Mulia tersebut. Dirinya sangat lah tidak mungkin untuk menolak permintaan dari sang pangeran yang tampak memiliki maksud baik, lagipula Anna tahu betul posisinya sebagai seorang masyarakat biasa.

Keduanya berbasa-basi dan melakukan obrolan ringan di kantor pribadi milik Anna. Saat tiba masuknya waktu makan siang, mereka akhirnya pergi bersama ke sebuah restoran yang terletak tak jauh dari kantor wanita itu.

Seperti perkataan sebelumnya, Adam tentu saja memutuskan untuk ikut bersama Anna, menaiki mobilnya. Sang pangeran itu memilih untuk meninggalkan mobil beserta supirnya tersebut di tempat Anna. Namun sebagai seorang bodyguard, tentu saja supir kerasajaan tersebut tetap mengikuti sang pangeran yang merupakan bagian dari tanggung jawabnya saat ini.

***

Sesampainya pada restoran tersebut, semua pasang mata yang tengah menyatap hidangan mereka itu menjadi sangat terkejut dengan kehadiran sosok bangsawan yang satu ini. Padahal tempat itu bukanlah sebuah restoran yang besar atau populer, hanya saja reputasinya cukup baik, dan area ini umumnya distrik wilayah pekerjaan, maka tentu saja banyak para pekerja yang juga memutuskan makan siang di sana.

Tapi kedatangan sang pangeran yang tak pernah terlihat di rumah makan ini sebelumnya, kemunculan bersama seorang wanita lah yang membuat perhatian orang-orang terpaku pada sosok bangsawan tersebut. Awalnya mereka mempertanyakan penglihatan milik mereka karena sungguh pemandangan yang sedang mereka tatap sungguh tidak biasa.

Namun setelah merasa pasti bahwa mereka tak sedang melihat orang yang salah, maka tentu saja orang-orang mulai mencoba mengontrol sikap. Mereka semua juga, secara otomatis berdiri dari kursi mereka lalu menundukkan kepala memberikan salam sebagai tanda hormat atas kehadiran sang pangeran, pria bangsawan di tempat ini. Hal yang sama juga berlaku pada pelayan yang datang melayani mereka.

Karena ini adalah sebuah kejadian yang langkah dan tidak biasa, walau orang-orang tadi sudah berusaha menjaga sikap, tapi tentu saja mereka tetap bergosip ria dibelakang sana. Orang-orang ini saling berbisik, seakan mereka telah mendapatkan topik yang jauh lebih panas dan menggoda untuk dibicarakan dari pembicaraan apapun yang mereka miliki sebelumnya.

***

Di tengah-tengah aksi khidmat dari mereka berdua yang tampak tak peduli pada sekitar, sebuah pesan yang masuk berhasil memecah situasi yang terlihat romantis, akrab, unik pada mata masyarakat biasa. Pangeran Adam menerima sebuah pesan dari sang ratu yang ternyata menyuruhnya untuk balik kembali menuju kastil mereka. Pasalnya sang ratu ternyata telah merencanakan acara makan siang bersama dengan Putri Shaerbeek.

Namun bukannya memutuskan untuk beranjak pergi, sepertinya sang pangeran lebih memutuskan untuk tetap berada pada restoran itu menghabiskan hal yang dilakukannya bersama Anna. Pria bangsawan itu memilih untuk datang telat pada acara yang dirasanya tak begitu urgent.

Mereka menghabiskan momen di sana, mulai dari membicangkan masalah pekerjaan, hingga kehidupan pribadi. Dari tampak yang ada, keduanya bahkan tak canggung sama sekali untuk saling tukar pikiran, hingga pengalaman yang ada.

***

Setelah menyelesaikan makan siang yang ternyata berlangsung lebih lama dari yang mereka kira, keduanya memutuskan untuk balik ke realita yang ada.

**To Be Continued**