Chereads / Scandalous Kingdom / Chapter 12 - Protect The Crown

Chapter 12 - Protect The Crown

Setelah menyelesaikan makan siang yang ternyata berlangsung lebih lama dari yang mereka kira, keduanya memutuskan untuk balik ke realita yang ada. Sayangnya karena situasi jalanan yang semakin padat, pada akhirnya membuat Pangeran Adam datang jauh lebih telat dari rencana awalnya.

Setibanya di istana, dirinya mendapati mereka, sebagian dari anggota keluarga kastil itu tengah berkumpul di ruang keluarga yang ada. Semua perhatian mereka tertuju pada pemberitaan yang sedang ada di telivisi saat ini, sebuah pemberitaan yang tidak biasa.

"Apakah ini bagian dari rencana kerajaan? Kami mendapati sebuah fakta yang mencenangkan untuk dibagikan bersama dunia publik saat ini. Putri Alice Shaerbeek, mantan calon ratu negera ini ternyata sudah kembali dan sepertinya sedang melakukan reuni bersama keluarga bangsawan lainnya di kastil megah itu. Melihat pola yang ada, kami tak berpikir ini adalah sebuah kebetulan semata."

"Pasalnya kita sedang berada pada musim pemungutan seuara dan akhir-akhir ini tampaknya ratu kita sering menghabiskan banyak waktu dengan mereka, para aktivis negeri ini. Kedatangan sosok Putri Shaerbeek sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh seantero eropa juga semakin membuat semunya terasa begitu masuk akal. Semoga saja keluarga bangsawan itu tak mencoba mencampuri satu-satunya hak suara bebas yang kita miliki."

Dengan geram perlahan sang ratu bangkit dari sofa yang tengah diduduki olehnya itu. Pemberitaan baru mengenai dirinya itu tentu saja begitu kejam, para jurnalis benar-benar memanfaatkan segala peluang yang ada.

Tatapan dan ekspresi yang tampak di wajah Camila saat ini sama sekali dapat dimaklumi oleh setiap anggota kerajaan yang ada di sana. Beliau berucap, "Berita apa yang mereka bawakan ini. Rasanya setiap usaha dan kerja kerasku selalu menuai kritisasi keras dari orang-orang seperti itu. Parahnya mereka berani sekali mencampur adukkan semuanya itu dengan teori-teori konspirasi yang sangat terkesan konyol."

Saat sang ratu sedang menoleh ke arah belakang, pandangannya bertemu dengan sang putra yang merupakan satu-satunya anak favoritnya tersebut. Akan tetapi melihat Adam semakin menambah rasa kekecewaan pada batinnya. Rasanya mirip seolah seseorang tengah menabur garam pada lukanya.

Camila berjalan langsung meninggalkan ruangan keluarga ini. Namun langkah beliau sebelumnya sempat terhenti sesaat. Yang Mulia ratu itu dengan tegas berkata, "Temui diriku sepuluh menit lagi Pangeran Adam Veliz."

Mendapatkan tatapan seperti itu, Pangeran Adam sungguh yakin bahwa ibundanya sebagai seorang ratu dan pemimpin negara tengah menghadapi arus tekanan dari dunia saat ini. Hal seperti ini mungkin dianggap sederhana bagi setiap pemimpin lainnya akan tetapi dirinya tahu bahwa hal yang di alami ibundanya tersebut tak bisa dikatakan sama.

Sang ratu telah mengalami banyak tekanan dari masyarakat luar sana selama sekitar dua tahun lebih belakangan ini. Semua usaha baik dan niat positif beliau akan selalu dipertanyakan oleh mereka. Dirinya sendiri juga terkadang merasa terheran-heran, mengapa orang-orang di negeri ini cenderung lebih senang jika mendengar bahwa pemimpin mereka membuat kesalahan dibandingkan menciptakan kebenaran.

Pria itu mengakui bahwa ia memang sedikit terlena dan jadi terlupakan mengenai panggilan makan bersama di kerajaan. Akan tetapi hal itu juga bukanlah sebuah kesalahan dirinya secara penuh karena nyatanya kondisi jalan lah yang menyebabkan semuanya terjadi.

Pangeran Adam mempertanyakan kira-kira apa yang akan sang ratu bicarakan mengenai dirinya saat ini. Semakin dipikirkan rasanya semakin banyak potensi kemungkinan yang ada. Namun satu hal yang juga masih mengganjal dalam pikiran Adam. Semi kencan yang dilakukan olehnya dengan Anna barusan membuat dirinya tersenyum-senyum sendiri memikirkan kejadian tersebut.

Sepertinya dia tak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa hatinya memanglah tengah merasakan sesuatu. Siapa yang menyangka, niat awal miliknya yakni, untuk memata-matai balik wanita itu, mencari tahu segala informasi dan menggali segala potensi niat yang tersembunyi justru kini berubah tiga ratus enam puluh derajat.

Tapi sekarang, dirinya justru malah terjebak dalam sebuah perasaan yang tak pernah menjadi bagian dari langkahnya. Siapa yang sangka, seringnya pertemuan mereka membuat pangeran sepertinya bisa terjerat ke dalam sana.

Ia sendiri tampak cukup sadar, merasa bahwa dirinya sedang memasuki fase kasmaran saat ini. Sang pangeran berencana untuk mencari kesempatan lain untuk mendekati Anna. Kali ini bukan untuk memata-matai wanita itu, tapi untuk tujuan dari hatinya.

***

Tak terasa lima belas menit telah berlalu, dengan masih mengenakan pakaiaan jas miliknya dan masih berada di tempat yang sama, Adam kini memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju arah dimana sang ratu sedang berada. Dia tahu bahwa ibunya memberinya jarak seperti ini agar supaya perkataan yang ingin disampaikan sang ratu tersebut tak terpengaruhi oleh beban emosional yang tengah dirasakannya. Sungguh hal bijak untuk dilakukan.

Pangeran berambut pirang gelap itu kini telah dipersilahkan masuk oleh para pengawal sang ratu ke dalam ruang kerjanya. Walaupun sebagai seorang anak, Adam yang juga tetap berstatus sebagai salah satu anggota di dalam keluarga bangsawan ini, dan menunjukan salam sopan dengan tetap menundukkan kepalanya saat menghadapi sang ratu sangat diperlukan.

"Ada apa Yang Mulia ratu memanggil diriku kemari?" sahut Adam.

"Silahkan duduk," balas ratu dengan tegas.

Dari ekspresi yang tampak dari wajah sang ratu, Pangeran Adam dapat melihat bahwa ibunya tersebut sedang berusaha mengontrol dan menenangkan dirinya dengan sangat baik. Pancaran pandangan mata ibunya itu juga memperkuat keyakinanya ini, Camila terlihat jauh lebih stabil dari sebelumnya.

Dengan posisi duduk ala bangsawan wanita pada umunya, Camila juga duduk dengan posisi memiring di ujung kursi dan kaki sebelahnya sedikit menindis kaki yang satunya, saling menyilangkan dengan anggun.

Beliau berucap, "Aku memanggil dirimu kemari karena ada beberapa hal yang sebenarnya aku ingin beritahukan padamu."

Mendengar hal tersebut, tentu saja Adam secara otomatis langsung mengambil posisi duduk yang bersebelahan dengan ibunya, walau tanpa ada kalimat yang mempersilahkannya untuk melakukan itu. Dirinya kini merasa semakin penasaran tentang hal yang disingguh oleh sang ratu. Pikirannya berusaha menebak-nebak, tapi waktu yang ada cukup singkat untuk mencari jawaban yang tepat.

Satu tarikan nafas membuat sang ratu kini mengambil sebuah berkas dokumen yang terletak pada meja kecil disampingnya itu. Tanpa mengeluarkan satu patah kata pun, beliau langsung menyerahkan file tersebut kepada Pangeran Adam.

Sang pangeran yang menerima berkas tersebut sontak menjadi bingung. Dirinya bertanya, "Apa isi berkas ini bu?"

Adam sendiri juga langsung segera membuka dokumen yang diberikan sang ratu pada dirinya karena ia menatap Camila yang masih berdiam diri. Saat pria itu mulai mengeluarkan kertas-kertas dari dalam sana, sang ratu baru lah menjawab, "Itu adalah hasil dari usaha ibu selama sekitar dua tahun terakhir."

**To Be Continued**